Bank Indonesia: Transaksi Uang Elektronik Tumbuh 172 Persen
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa transaksi uang elektronik terus meningkat di Tanah Air. Hal ini memberikan sinyal bahwa preferensi masyarakat terhadap digitalisasi yang terus menguat.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, posisi Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) pada Januari 2020 tumbuh 6,61 persen (yoy), sementara transaksi nontunai menggunakan ATM, Kartu Debit, Kartu Kredit, dan Uang Elektronik (UE) posisi Januari 2020 turun 0,76 persen (yoy).
Namun khusus untuk transaksi nontunai uang elektronik, pertumbuhan transaksinya sangat besar. Penurunan transaksi nontunai terjadi pada transaksi ATM, Kartu Debit, Kartu Kredit.
"Pertumbuhan transaksi uang elektronik terus meningkat, yakni 172,85 persen (yoy), mengindikasikan preferensi masyarakat terhadap digitalisasi yang terus menguat." kata dia, Kamis (20/2).
Sebagai upaya menopang pertumbuhan ekonomi nasional, Bank Indonesia memperkuat kebijakan sistem pembayaran untuk transformasi ekonomi dan keuangan digital.
"Bank Indonesia akan menyelenggarakan kegiatan Pekan QRIS Nasional 2020 secara serentak di seluruh provinsi guna memperluas akseptasi QRIS." kata Perry.
Untuk informasi, sebagai pedoman implementasi Quick Response (QR) Code Indonesian Standard (QRIS), Bank Indonesia (BI) menerbitkan Peraturan Anggota Dewan Gubernur (PADG) No.21/18/PADG/2019 tentang Implementasi Standar Nasional Quick Response Code untuk Pembayaran pada 16 Agustus 2019.
Perry menambahkan, koordinasi dengan pemerintah di bidang elektronifikasi transaksi terus diperkuat antara lain melalui elektronifikasi bansos dan transaksi keuangan Pemda." jelas Perry.
"Ke depan, Bank Indonesia terus menjaga terselenggaranya sistem pembayaran yang cepat, mudah, murah, aman, dan handal didukung oleh pengawasan terpadu serta penguatan perlindungan konsumen." pungkasnya.
Sederet Keuntungan Transaksi Elektronik
Pemerintah Jokowi-Ma'ruf Amin sangat gencar menggaungkan transaksi elektronik di masyarakat. Mulai dari pembayaran tol, tiket KRL, MRT dan sebagainya kini menggunakan uang elektronik.
Penggunaan uang elektronik diakui akan memberi dampak positif pada perekonomian. Selain itu, masyarakat juga dinilai lebih nyaman bertransaksi melalui pembayaran elektronik.
Ekonom Institute For Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudistira mengatakan, hal itu didasari oleh sistem kecepatan dan kemudahan yang membawa kenyamanan.
"Saya (Bhima) kira cukup besar (dampak pertumbuhan ekonominya), pertama karena sistem pembayaran ini (digital), bisa percepat transaksi, kalau cash kan transaksinya lebih lama," ujar Bhima di Jakarta, Selasa (11/2).
Bhima mengatakan, digitalisasi juga membawa keuntungannya pada penurunan peredaran uang palsu, serta adanya perubahan perilaku. "Karena sistem pembayaran lebih canggih, orang lebih suka jualan lewat online, (dengan) sistem pembayaran yang bisa dilakukan selama 24 jam."
Selain itu, Bhima menambahkan transformasi digitalisasi era 4.0 juga membawa efektivitas dan meminimalisir biaya, bagi masyarakat yang membuka usaha melalui online.
"Bisa dibayangkan, kalau masih konvensional, pasti akan memunculkan biaya, baik biaya transportasi maupun transaksi. Dengan sistem pembayaran online ini, biaya transaksi lebih murah. Karena kecanggihan dari sistem," jelasnya.
Reporter: Pipit
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nilai transaksi digital banking mencapai Rp5.163 triliun.
Baca SelengkapnyaPeluncuran e-money ini tidak hanya untuk mendukung pembangunan IKN saja, melainkan ini sebagai langkah Mandiri untuk melakukan transformasi digitalisasi.
Baca Selengkapnyakebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dalam menghadapi era digitalisasi, perbankan dituntut untuk adaptif dalam memanfaatkan saluran penyampaian informasi kepada khalayak.
Baca SelengkapnyaMencuci dan menyetrika akan mempercepat kerusakan uang.
Baca SelengkapnyaProduk dan layanan Bank DKI akan terus diperluas seiring dengan visi Bank DKI untuk mendukung pertumbuhan Jakarta.
Baca SelengkapnyaSaat ini banyak modus penipuan yang dilakukan di bidang keuangan dengan memanfaatkan media sosial.
Baca SelengkapnyaBank DKI pun terus mendorong optimalisasi pelayanan publik melalui berbagai sinergi dalam rangka memberikan peningkatan layanan perbankan berbasis digital.
Baca SelengkapnyaRencananya pada lebaran tahun ini pengedaran uang akan dilakukan di 4.675 titik penukaran.
Baca Selengkapnya