Ahli Epidemiologi Sebut Sebagian Penyebaran Covid-19 Tak Terdeteksi Asal-Usulnya
Merdeka.com - Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), Hariadi Wibisono mengatakan sebagian penyebaran virus corona saat ini tidak terdeteksi asal-usulnya.
"Saat ini, dari sekian kasus penyebaran Covid-19, sebagian besar penularan tidak dapat terdeteksi asal dan usulnya," kata Hariadi dalam Diskusi Penanganan Pandemi Covid-19 bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, Jakarta, Kamis (4/2).
Untuk itu Hariadi mengusulkan kebijakan testing, tracing dan treatment (tes, penelusuran, dan penanganan) harus ditingkatkan. Biaya testing pun harus dikurangi agar lebih terjangkau masyarakat dari semua kalangan.
Tracing yang harus melibatkan seluruh unsur masyarakat di tingkat kelurahan atau keluarga di bawah tanggung jawab dari pemerintah daerah setempat. "Sehingga, kebijakan 3T dalam testing dan tracing perlu ditingkatkan," kata dia.
Pakar Epidemiologi, Pandu Riono menilai, saat ini yang perlu ditingkatkan adalah kebersamaan dan kesadaran seluruh masyarakat dalam penyelesaian Covid-19. Untuk itu dia mengusulkan agar pemerintah bisa bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
"Usulan saya, pemerintah dapat bekerja sama dengan seluruh mitra terkait, baik dari skala besar ataupun kecil, atau juga mitra swasta untuk menekankan kepada masyarakat akan pentingnya penanganan pandemi Covid-19," kata dia.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaWHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaKemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca Selengkapnya