7 Days Reverse Repo Rate tingkatkan daya saing bank di Indonesia
Merdeka.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyambut positif penggunaan Bank Indonesia Seven Days Reverse Repo Rate sebagai suku bunga kebijakan menggantikan BI rate. Kebijakan ini dinilai mampu meningkatkan daya saing perbankan nasional khususnya pelat merah.
Pihaknya menjelaskan 7 Days Repo Rate bakal mewujudkan keinginan pemerintah untuk membuat suku bunga perbankan nasional menjadi di bawah 10 persen.
"Target kita bunga kan single digit, ya itu harus terjadi," kata Menteri Rini kepada wartawan, Jakarta, Rabu (20/4).
Pihaknya menambahkan kebijakan itu bakal menekan biaya dana atau cost of fund serta memberikan peluang lebih bagus bagi kinerja perbankan BUMN.
Rini menilai, selama ini perbankan nasional masih tertinggal jauh dari negara tetangga.
Maka dari itu, aturan anyar bank sentral tersebut jadi awal yang baik guna meningkatkan kinerja sektor perbankan dalam negeri.
"Karena kalau tidak single digit, sementara negara tetangga single digit, mati kita. Jadi kita harus mulai dari situ dulu," tutupnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ini membuktikan bahwa respons kebijakan kenaikan BI rate maupun kenaikan suku bunga SRBI memang berhasil menarik masuk aliran modal asing.
Baca SelengkapnyaDirut BRI menilai kenaikan BI Rate dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap likuiditas BRI secara umum.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengutip data Bloomberg, nilai tukar Rupiah diperdagangkan di level Rp16.255 per USD pada Senin (29/4).
Baca SelengkapnyaProyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaKinerja Rupiah yang masih baik tersebut didukung oleh kebijakan stabilisasi Bank Indonesia dan surplus neraca perdagangan barang.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit Bank Mandiri tersebut mencerminkan kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang solid
Baca SelengkapnyaHal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga acuan demi menguatkan stabilitas rupiah.
Baca Selengkapnya