5 Kekuatan kopi Indonesia jadi kiblat dunia
Merdeka.com - Indonesia termasuk salah satu negara pemasok kopi dunia. Nomor tiga setelah Brasil dan Vietnam.
Dari data Kementerian Perindustrian, pada 2012 Indonesia mampu memproduksi sedikitnya 748.000 ton atau 6,6 persen dari produksi kopi dunia.
Luas lahan perkebunan kopi di Indonesia mencapai 1,3 juta hektar (ha) dengan luas lahan perkebunan kopi robusta mencapai 1 juta ha dan luas lahan perkebunan kopi arabika mencapai 0,30 ha. Hanya saja, dalam beberapa tahun terakhir jumlah eksportir kopi menyusut.
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menuturkan, puluhan tahun lalu Indonesia memiliki sekitar 200 eksportir kopi asal Lampung. Namun, jumlahnya terus menyusut hingga sekitar 25-30 eksportir.
"Itu kan menandakan semakin sulitnya bisnis kopi dan mengembangkannya di lapangan," ucap Bayu di kantornya, kemarin.
Kondisi ini diperparah dengan harga kopi dunia yang terjun bebas sehingga membuat petani malas menanam komoditas itu. Akibatnya, produktivitas menurun dan ekspor kopi Indonesia merosot jika dibandingkan dengan pesaingnya, Vietnam dan Brasil.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, ekspor produk kopi olahan pada 2013 mencapai USD 243,87 juta. Namun, kinerja ekspor kopi Indonesia menurun 24,41 persen dibandingkan 2012 yang sanggup mencapai USD 322,62 juta.
"Itu yang paling kita cermati dan concern (produktivitas turun)," katanya.
Sebaliknya, impor produk kopi olahan malah naik signifikan. Impor kopi olahan mencapai USD 71,19 juta pada 2012 dan angka ini terus naik menjadi USD 81,88 juta pada 2013 atau naik 15,01 persen. Impor terbesar dialami produk kopi instan di mana disinyalir adalah produk bermutu rendah.
Di tengah lesunya produktivitas komoditas kopi, Bayu masih yakin Indonesia bisa menjadi kiblat kopi dunia. Pelbagai jenis kopi Indonesia yang sudah dikenal dunia, menjadi salah satu kekuatan untuk menjadi rujukan dunia.
"Kami akan mengajak para konsumen dan pelaku industri perkopian internasional untuk berpetualang sajian kopi Indonesia," imbuh Bayu.
Merdeka.com mencatat kekuatan kopi Indonesia untuk menjadi kiblat kopi dunia. Berikut paparannya.
Penikmat kopi dalam negeri selalu naik
Konsumsi kopi dalam negeri sendiri selalu meningkat setiap tahunnya. Diperkirakan, pertumbuhannya sekitar 6 hingga 8 persen per tahunnya.
Ini menjadi salah satu kekuatan untuk menjadi kiblat kopi dunia. "Saat ini konsumsi kopi domestik diprediksi mencapai 300.000 ton per tahun dan ini merupakan peluang cukup besar bagi produsen dalam negeri," ujar Bayu.
Kopi Luwak, primadona baru
Indonesia memiliki beragam jenis kopi khas sesuai daerah masing-masing. Mulai dari kopi Lampung, kopi Aceh hingga kopi Luwak yang sudah tak asing lagi.
Selain jenis Robusta dan Arabica, Indonesia berpeluang menjadi rujukan baru kopi dunia dengan andalannya Kopi Luwak dan kopi tubruk.
"Yang juga semakin tumbuh, kesadaran dan kebanggaan tentang geographical identification. Orang semakin sadar kopi Gayo beda dengan Jawa, Wamena, Toraja, dan Lampung," ujar Bayu.
"Kopi luwak membuat reputasi kopi kita lain dibanding sebelumnya," katanya.
Beberapa waktu lalu, Kepala Dinas Perkebunan Jabar Arief Santosa menuturkan, pihaknya telah melakukan pengembangan kopi luwak melibatkan masyarakat sekitar perkebunan dengan memelihara atau berternak hewan luwak.
"Sekarang yang menjadi primadona adalah kopi luwak, selain memiliki nilai ekonomis yang tinggi kopi luwak sangat enak dinikmati," kata Arief.
Indonesia punya starling
Jika wajah Amerika Serikat diwakili oleh jaringan kedai kopi Starbuck yang mendunia. Maka, Indonesia punya starling alias "starbuck keliling".
Salah satu kekuatan kopi Indonesia adalah di pemasaran yang kreatif. Bayu Krisnamurthi memuji teknik penjualan kopi dengan menggunakan sepeda atau yang dikenal starling.
"Jangan-jangan ini jadi inovasi marketing baru yang membuat kopi kita dikenal dengan hal lain lagi," ujar Bayu.
Menurutnya, starling adalah cara berjualan kopi dengan biaya yang murah.
"Enggak punya uang buat bikin cafe, jadi pakai sepeda. Dugaan saya ini jadi inovasi baru. Saya kira ini suatu yang patut diberi apresiasi," ujar Bayu.
Rela bayar mahal untuk nikmati kopi
Bayu Krisnamurthi mengungkapkan saat ini kopi Indonesia memasuki era baru. Kini para penikmat kopi rela merogoh kantong lebih dalam untuk bisa menikmati kopi khas Indonesia.
"Dengan masuknya era baru ini bakal membuat kopi itu sendiri dinilai dari segi valuenya yang terbagi menjadi tiga," ujar Bayu di kantornya.
"Yang pertama yakni sejalan dengan tumbuhnya kafe, sehingga yang penikmat kopi yang datang bukan apa adanya. Mereka mau membayar lebih mahal untuk menikmati kopi," jelas Bayu.
Fenomena tersebut, tambah Bayu, tidak hanya terjadi di dalam negeri tapi juga di pasar Internasional.
Kopi Jabar terbaik kedua setelah Kolombia
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, menyatakan kopi dari tanah Pasundan atau bernama kopi Java Preanger mendapatkan penilaian terbaik kedua di dunia. Ini didasari oleh rasa dan kualitas sehingga dapat diterima oleh penikmat kopi di dunia.
"Kopi Jabar yaitu kopi Java Preanger nomor dua kopi kualitas terbaik setelah kopi yang berasal dari Colombia," kata Aher saat mendatangi kantor Dinas Perkebunan Jabar dalam rangka memeriksa kehadiran PNS usai libur lebaran di Kota Bandung, Senin (4/8).
Dia menuturkan, kopi dari Jabar memang banyak diminati masyarakat karena memiliki rasa dan aroma yang enak dibandingkan kopi lainnya. Apalagi dengan kopi kemasan pabrik.
Bahkan penilaian kopi terbaik itu, kata Heryawan, diakui juga oleh para tamu resmi gubernur dari berbagai daerah termasuk dari luar negeri.
"Setiap saya memberikan kopi Java Preanger kepada para tamu, katanya enak, akhirnya saya selalu bawakan sebagai buah tangan ketika datang ke negaranya," kata Heryawan.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dulunya jenis kopi ini menjadi favorit Ratu Belanda yang diproduksi khusus dari biji kopi terbaik.
Baca SelengkapnyaKopi bukan sekadar minuman, melainkan ritual yang menghanyutkan para penikmatnya ke dalam dunia yang penuh aroma dan kehangatan.
Baca SelengkapnyaAreal panen kopi di Indonesia rata-rata seluas 1.25 juta ha/tahun.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Budaya ngopi orang Aceh sendiri sudah ada sejak tahun 1980-an yang identik dengan bapak-bapak yang duduk di warung kopi.
Baca SelengkapnyaMeski sama-sama dari biji kopi, namun kopi hijau dan kopi hitam adalah dua jenis kopi yang memiliki warna, rasa, dan manfaat yang berbeda.
Baca SelengkapnyaMasyarakat perbatasan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memilih belanja kebutuhan rumah tangga ke Malaysia dengan berjalan kaki.
Baca SelengkapnyaKonsumsi kopi bisa menyebabkan kecanduan pada seseorang karena sejumlah hal.
Baca SelengkapnyaUsai minum kopi, mulut kita kerap mengalami rasa kering serta munculnya bau mulut yang sangat khas. Bagaimana cara menghilangkannya?
Baca SelengkapnyaBangunan itu mulai digunakan untuk penggorengan maupun penggulingan kopi pada tahun 1928
Baca Selengkapnya