2018, Inalum akan bangun pabrik di Kaltara produksi 1 juta alumunium
Merdeka.com - Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum, Budi Gunadi Sadikin tengah berencana akan membuat pabrik alumunium di Kalimantan Barat pada 2018 mendatang. Rencananya pabrik tersebut akan memproduksi alumunium 1 juta ton.
"Rencana kita mau bikin pabrik almumium disana, 500.000 ton dulu," ujarnya, di gedung Energy, Jakarta, Jumat (13/10).
Dia mengatakan, waktu zaman Jepang produksinya 200.000 ton dan sampai saat ini produksi itu tidak bertambah. Padahal, target di 2025 produksi hingga 2 juta ton alumunium.
"Inalum rencananya mau naik sampai 1,5 juta ton di jangka panjang kita. 500.000 ton di Kuala Tanjung (dari 250.000), di Kaltara itu 1 juta ton," katanya.
Membangun di Kaltara, lanjutnya, karena mempunyai potensi pembangkit listrik tenaga air. Selain itu, biaya energinya juga murah.
"Jadi memang kita rencana bangun di Kaltara 1 juta ton karena memang dia punya potensi pembangkit listrik tenaga air," tandasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pabrik ini mampu memproduksi sekitar 75 ribu ton bahan peledak setiap tahunnya.
Baca SelengkapnyaPabrik ini berkapasitas produksi 75 ribu ton per tahun.
Baca SelengkapnyaJokowi juga diagendakan menuju Kabupaten Mempawah menggunakan mobil meninjau Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Usaha yang telah dirintis sejak tahun 2009 lalu kini berkembang dan bisa mempekerjakan 10 orang karyawan
Baca SelengkapnyaSelain itu, industri pertambangan juga diwajibkan untuk membangun smelter di lokasi yang dekat dengan sumber bahan baku.
Baca SelengkapnyaOtorita IKN Nusantara akan membangun kawasan hijau atau lindung seluas 177 ribu hektare.
Baca SelengkapnyaWamen BUMN juga menjelaskan, produksi migas hulu Pertamina saat ini telah mencapai lebih dari 1 juta barrel per hari.
Baca SelengkapnyaSelain pemanfaatan bahan bakar alternatif dari sampah perkotaan, SBI juga menerapkan ekonomi sirkular bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaTurunnya impor non migas karena penurunan mesin peralatan mekanis dan bagiannya, plastik dan barang dari plastik serta kendaraan dan bagiannya.
Baca Selengkapnya