Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

2017, Industri kimia dan tekstil ditargetkan tumbuh 5,4 persen

2017, Industri kimia dan tekstil ditargetkan tumbuh 5,4 persen Industri Pabrik Tekstil. newimg.globalmarket.com

Merdeka.com - Kementerian Perindustrian menargetkan pertumbuhan industri kimia, tekstil dan aneka (IKTA) akan mencapai 5,4 persen sepanjang 2017. Capaian ini didorong dari maraknya investasi dan ekspansi di sektor strategis tersebut.

"Industri kimia memberikan kontribusi pertumbuhan paling besar dibandingkan sektor IKTA lainnya. Apalagi, dengan adanya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sehingga membuat investasi di sektor ini menarik dan berbagai proyek masih jalan terus," ujar Dirjen IKTA Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono di Jakarta, Jumat (9/6).

Meski secara umum investasi di sektor IKTA yang paling tinggi adalah industri kimia. Namun, saat ini, pihaknya juga memacu pengembangan industri lainnya agar dapat meningkatkan pertumbuhannya masing-masing.

"Kami terus berupaya meningkatkan daya saing dan produktivitas seluruh industri agar bisa sama-sama maju dan berkembang," jelasnya.

Kemenperin mencatat, pertumbuhan IKTA pada kuartal pertama 2017 sebesar 5,16 persen atau naik 0,05 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2016. Sigit pun merinci, pertumbuhan tersebut ditopang oleh sektor industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia sebesar 10,4 persen.

"Kemudian disusul industri karet, yakni barang dari karet dan plastik sebesar 7,52 persen, serta industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki sebesar 7,41 persen,” tegas Achmad.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, Kemenperin memprioritaskan percepatan pembangunan industri petrokimia di dalam negeri pada tahun 2017. Sebab, sektor strategis ini berperan penting sebagai pemasok bahan baku bagi banyak manufaktur hilir seperti industri plastik, tekstil, cat, kosmetika hingga farmasi.

"Untuk itu, kami mendorong investasi industri petrokimia agar bisa terealisasi tahun ini. Apalagi, pabrik petrokimia terakhir dibangun pada tahun 1998," kata Airlangga.

Airlangga menyebutkan, ada beberapa perusahaan petrokimia yang telah melaporkan untuk segera menanamkan modalnya di Indonesia dalam upaya menambah kapasitas dan membangun pabrik baru. Misalnya, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. selaku industri nasional, akan menggelontorkan dana sebesar USD 6 miliar atau sekitar Rp 80 triliun sampai tahun 2021 dalam rangka peningkatan kapasitas produksi.

Pada tahun ini, perseroan akan berinvestasi sebesar USD 150 juta untuk menambah kapasitas butadiene sebanyak 50.000 ton per tahun dan polietilene 400.000 ton per tahun. Kemudian, industri petrokimia asal Korea Selatan, Lotte Chemical Titan akan merealisasikan investasinya sebesar USD 3-4 miliar atau sekitar Rp 52-53 triliun untuk memproduksi nafta cracker dengan total kapasitas sebanyak 2 juta ton per tahun.

Bahan baku kimia tersebut diperlukan untuk menghasilkan ethylene, propylene dan produk turunan lainnya. Pada kuartal I-2017, nilai investasi sektor IKTA mencapai Rp 22,17 triliun. Sedangkan, sasaran untuk total nilai investasi tahun 2017 sebesar Rp 152 triliun. Realisasi investasi sektor IKTA tahun 2016 mencapai Rp 122,5 triliun dengan kontribusi sekitar 37,24 persen terhadap pertumbuhan industri pengolahan non-migas nasional.

(mdk/sau)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Industri Tekstil Dalam Negeri Bisa Bernapas Lega karena Aturan Ini
Industri Tekstil Dalam Negeri Bisa Bernapas Lega karena Aturan Ini

Penurunan impor pakaian jadi serta kulit tentu akan memicu pertumbuhan industri tekstil pakaian jadi, kulit, barang dari kulit dan alas kaki nasional.

Baca Selengkapnya
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024

Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.

Baca Selengkapnya
Aturan Ini Dianggap Industri Tekstil Dalam Negeri Makin Terpuruk, Begini Bantahan Wamendag
Aturan Ini Dianggap Industri Tekstil Dalam Negeri Makin Terpuruk, Begini Bantahan Wamendag

Kendala dalam persyaratan izin impor salah satunya ada persetujuan teknis dari Kementerian Perindustrian.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen, Ganjar Tak Hanya Andalkan BUMN
Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen, Ganjar Tak Hanya Andalkan BUMN

Ganjar yakin pertumbuhan ekonomi akan didominasi oleh sektor UMKM.

Baca Selengkapnya
Industri Semen Masih Tertekan, ini Strategi SIG Kejar Kinerja Positif di 2024
Industri Semen Masih Tertekan, ini Strategi SIG Kejar Kinerja Positif di 2024

Kenaikan harga komoditas membuat industri semen tertekan di 2023.

Baca Selengkapnya
Cakupan Kepemilikan IKD Kaltim Capai 99 Ribu Pengguna
Cakupan Kepemilikan IKD Kaltim Capai 99 Ribu Pengguna

Secara persentase, angka tersebut baru mencapai 3,57 persen dari target Kemendagri.

Baca Selengkapnya
Kemenperin: Industri Manufaktur Indonesia Masih Ekspansif, Hanya Tembakau Alami Penurunan
Kemenperin: Industri Manufaktur Indonesia Masih Ekspansif, Hanya Tembakau Alami Penurunan

Kontraksi ini disebabkan oleh penurunan komponen pada sisi produksi. Ini karena maraknya peredaran rokok ilegal di pasaran, terutama rokok ilegal impor.

Baca Selengkapnya
Industri Kreatif Temui Kemenparekraf Bahas Rencana Larangan Iklan Produk Tembakau, Ini Hasilnya
Industri Kreatif Temui Kemenparekraf Bahas Rencana Larangan Iklan Produk Tembakau, Ini Hasilnya

Pengetatan aturan rokok dalam RPP Kesehatan sebagai aturan turunan UU Kesehatan dinilai akan berdampak bagi masa depan industri kreatif nasional.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen di 2023, Lebih Tinggi dari Rata-Rata Nasional
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen di 2023, Lebih Tinggi dari Rata-Rata Nasional

Pertumbuhan ekonomi tahun 2023 didorong oleh capaian kinerja yang positif di seluruh lapangan usaha di Kalimantan Timur.

Baca Selengkapnya