Sejarah 'Baboe', Pelayan Rumah Tangga Keluarga Elite Belanda Zaman Hindia Belanda
Merdeka.com - Pengasuh "Baboe" bak seorang ibu peri bagi semua keluarga Eropa di Hindia Belanda. Selain membantu pekerjaan rumah tangga, baboe juga berperan sebagai pengasuh anak-anak keturunan keluarga Eropa.
Banyak orang Belanda pada masa itu yang tak mempunyai waktu untuk mengurus anak mereka hingga memasrahkan untuk diasuh orang lain.
Jasa yang dikerjakan oleh para baboe nyatanya menciptakan sebuah sejarah panjang antara Hindia Belanda dan penduduk asli Belanda.
-
Kenapa kata "Ibu" trending? Pantun ucapan hari ibu bisa disampaikan di momen spesial. Hari Ibu selalu diperingati pada tanggal 22 Desember setiap tahunnya.
-
Apa yang dilakukan Belanda? Pada praktiknya, tanah milik sultan itu kemudian disewakan kepada Belanda. Sementara itu, pemerintah kolonial memberikan konsesi kepada pemodal untuk mengolah hasil perkebunan tersebut. Mirisnya, rakyat yang ingin menggarap tanah harus memberikan konsesi kepada pemilik Afdeling.
-
Di mana keluarga Soeparwi tinggal di Belanda? Di sana mereka menempati sebuah rumah dua lantai yang cukup besar.
-
Siapa ibu dari Bung Karno? Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, menjadi orang hebat salah satunya berkat peran besar sang ibu, Ida Ayu Nyoman Rai.
-
Dari mana keluarga ini berasal? Dikutip dari Hindustan Times, keluarga yang berasal dari Larkana ini memegang rekor Guinness World sejak 2019.
-
Siapa yang diduga menghuni rumah Belanda? Menurut warga sekitar, rumah tersebut posisinya menghadap ke arah Situ Patenggang. Dulunya rumah ini ditinggali oleh keluarga Lugten.
Dilansir dari akun Tiktok @kebonbatik, Jumat (9/6) berikut informasi selengkapnya.
Apa itu Baboe? Pelayan Keluarga Elite Eropa
Tiktok kebonbatik ©2023 Merdeka.com
Sosok baboe atau Kindermeid, merupakan wanita-wanita pribumi yang bekerja sebagai pelayan bagi keluarga elite Eropa terlebih Belanda di masa Hindia Belanda.
Baboe biasanya ditugaskan untuk membesarkan dan mengasuh anak-anak Belanda karena banyak yang tak mampu dan malas membesarkan anak mereka sendiri.
Beberapa pekerjaan baboe yang umum dilakukan adalah memandikan, mempersiapkan anak sekolah, membuatkan makanan, hingga memenuhi kebutuhan psikologis mereka.
Anak asuh baboe biasa disebut sinyo atau noni. Karena kedekatan yang dijalin sejak kecil, maka banyak dari mereka lebih dekat dan akrab dengan baboe ketimbang orang tua sendiri.
Menciptakan Ikatan Batin dengan Anak Keluarga Belanda
Tiktok kebonbatik ©2023 Merdeka.com
Alasan para baboe lebih dekat dengan para sinyo dan noni adalah karena waktu yang dihabiskan mereka lebih banyak.
Meski terkadang harus hidup sederhana, para sinyo dan noni tetap lebih nyaman dengan kehadiran para baboe. Bahkan mereka menganggap baboe sebagai seorang ibu yang lembut seperti peri.
Hal tersebut yang membuat para anak keturunan Belanda lebih menerima budaya dan kebiasaan para baboe ketimbang asal usul mereka.
Kisah Lagu Ngudang Bayi, Gambaran Baboe dan Anak Keluarga Belanda
Tiktok kebonbatik ©2023 Merdeka.com
Susanto Budi (2005) pernah menulis sebuah buku berjudul Penghibur(an): Masa Lalu dan Budaya Hidup Masa Kini Indonesia.
Dalam tulisannya, ia memasukan sebuah lagu berjudul Ngudang Bati yang berisi tentang seorang pribumi yang menimang bayi berkulit merah yang merujuk pada para anak keluarga Eropa.
Berikut lirik lagu dan maknanya.
Tak lelo lelo lelo legung,Ojo nangis ndak nang ati bingung (Jangan menangis, nanti hati bingung),Tak emban tak junjung tak srogake (Diembandandijunjung, dimuliakan),Bayi abang nduk anake sopo (Bayi "berkulit" merah, putri siapa).
Syarat Khusus Baboe Wajib Berbahasa Belanda
Tiktok kebonbatik ©2023 Merdeka.com
Satu hal yang biasa menjadi keterbatasan dari para baboe adalah dalam segi bahasa sehari-hari.
Para baboe tak mampu berbahasa Belanda sehingga mereka sering menggunakan bahasa daerah dalam berkomunikasi.
Karena kebiasaan yang dilakukan sejak kecil, anak-anak Belanda ini akhirnya lebih fasih berbahasa daerah dan mengikuti budaya yang dibawa para baboe ketimbang bahasa mereka sendiri.
Hal ini dianggap menjadi kemunduran sehingga banyak orang tua Belanda yang tak lagi mempercayakan anak mereka kepada para pengasuh pribumi selain yang fasih berbahasa Belanda. (mdk/thw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang ibu asal Indonesia datang ke Belanda untuk makan malam dengan besan.
Baca SelengkapnyaKini hampers adalah budaya yang lazim dilakukan orang dari berbagai kalangan
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan potret tentara Belanda yang sedang berinteraksi dengan penduduk pribumi Indonesia.
Baca SelengkapnyaKeturunan keluarga ini terkenal sebagai sosok-sosok crazy rich.
Baca SelengkapnyaPekerjaan ini dijalankan di sungai-sungai termasuk di aliran Ciliwung sepanjang Buitenzorg sampai kanal Mollenvliet, Kebon Jeruk.
Baca SelengkapnyaSaat ini jejak keberadaan makam Belanda di Kampung Recosari hampir hilang tak bersisa
Baca SelengkapnyaBerbagai tantangan hidup berhasil dilalui hingga ia mampu membahagiakan keluarganya.
Baca SelengkapnyaSebuah rumah di Kramat, Jakarta, dulunya menjadi tempat kamp tahanan orang-orang Belanda selama pendudukan Jepang
Baca SelengkapnyaGedung itu menjadi saksi bisu perjuangan masyarakat Boja dalam merebut kemerdekaan Republik Indonesia
Baca SelengkapnyaMbok Mase adalah perempuan yang gigih dan ulet, ciri khas perempuan Kampung Laweyan pada masa jayanya.
Baca SelengkapnyaSeorang polisi Belanda asal Indonesia, Andre Kuik akhirnya pulang kampung, ia bercerita pernah kerja di restoran sebelum akhirnya bekerja di kepolisian.
Baca Selengkapnya