Mengetahui Gejala Stunting hingga Penyebabnya Pada Anak, Pahami Cara Mencegahnya

Kamis, 9 Februari 2023 13:18 Reporter : Mutia Anggraini
Mengetahui Gejala Stunting hingga Penyebabnya Pada Anak, Pahami Cara Mencegahnya ilustrasi anak bermain. ©2015 Merdeka.com/shutterstock/YanLev

Merdeka.com - Memiliki buah hati yang tumbuh dengan sehat dan baik merupakan impian bagi setiap orang tua. Setiap orang tua tentu ingin melihat putra-putrinya berkembang dengan cerdas, terampil, dan berkualitas.

Kendati demikian, tumbuh dan kembang mereka di masa awal kehidupan rentan mengalami gangguan. Masalah tersebut lah yang kemudian disebut dengan istilah gejala stunting.

Singkatnya, stunting adalah gangguan pertumbuhan yang mengakibatkan seorang anak memiliki pertumbuhan yang cukup lambat dan tidak sesuai dengan usianya. Hal ini tentu membuat mereka mengalami kondisi yang tak ideal. Stunting pun dapat diamati melalui beberapa gejalanya yang muncul pada anak.

Mengenai penyebabnya, disebut terdapat sejumlah hal yang dapat memunculkan stunting pada anak sejak dini. Maka dari itu, rasanya penting bagi setiap orang tua maupun pasangan suami istri muda untuk mengetahui berbagai hal mengenai stunting. Terlebih, para orang tua wajib untuk mengetahui cara mencegah stunting pada anak yang dapat dilakukan sejak dini atau di dalam kandungan.

Melansir dari berbagai sumber, Kamis (9/2/23), berikut ulasan selengkapnya untuk Anda mengenai gejala stunting hingga cara mencegahnya.

2 dari 5 halaman

Pengertian Stunting

Sebelum mengetahui gejala stunting, alangkah baiknya jika Anda mengenal pengertiannya terlebih dahulu. Melansir dari laman promkes.kemkes.go.id, stunting merupakan permasalahan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi pada anak.

Umumnya, hal tersebut dapat terjadi dalam rentang waktu yang cukup panjang dan lama. Biasanya pula, hal tersebut dapat dipicu lantaran asupan yang diberikan kepada anak kurang atau bahkan tidak sesuai dengan kebutuhan gizi mereka.

ilustrasi anak balita di bawah lima tahun sedang makan

© unsplash.com/Vanessa Loring

Sementara itu, UNICEF menjabarkan bahwa kondisi stunting identik dengan persentase anak-anak usia 0 hingga 59 bulan yang memiliki tinggi badan tak sesuai umurnya. Tinggi anak yang stunting cenderung di bawah minus dengan sebutan stunting sedang dan berat.

Sementara minus tiga pada anak denga stunting kronis. Pengukuran tersebut yakni tak lain menggunakan indikator standar yang telah ditetapkan oleh World Health Organization (WHO).

Selain masalah tinggi badan, stunting juga kerap dikaitkan dengan gangguan perkembangan otak. Anak yang memiliki gejala stunting cenderung mengalami perkembangan otak, kemampuan mental, serta proses pembelajaran yang kurang maksimal.

3 dari 5 halaman

Gejala Stunting

Setelah mengetahui pengertiannya, maka hal selanjutnya yang perlu dipahami adalah gejala stunting. Beberapa gejala stunting tersebut biasanya tak nampak pada anak yang masih di dalam kandungan atau baru lahir.

Namun, gejala stunting tersebut diklaim mulai dapat terlihat sejak anak mulai menginjak usia 2 tahun. Pada momen tersebut, berbagai aktivitas anak setelah dilahirkan dapat diamati dan diperbandingkan dengan daftar gejala stunting.

ilustrasi anak anak
©2022 Merdeka.com/Freepik

Adapun daftar dari beberapa gejala stunting yang patut diketahui setiap orang tua yakni sebagai berikut.

  1. Anak memiliki tingga badan yang lebih pendek daripada anak-anak lain seusianya.
  2. Proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih muda/kecil untuk usianya
  3. Anak cenderung memiliki berat badan rendah bagi anak seusianya.
  4. Anak mengalami proses pertumbuhan tulang dan gigi yang cenderung tertunda.
  5. Anak seringkali merasa kesulitan dalam proses pembelajaran, baik pada tahapan pemula maupun lanjutan.
4 dari 5 halaman

Penyebab Stunting

ilustrasi balita menangis
©2021 Merdeka.com/Fimela.com

Sementara itu, gejala stunting juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya yakni sebagai berikut.

  • Anak yang mengalami kekurangan gizi kronis dalam jangka waktu lama.
  • Anak mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine.
  • Anak tidak memiliki cukup asupan protein dalam proporsi total gizi yang dibutuhkan sesuai usianya.
  • Anak seringkali menderita infeksi di awal kehidupan 1000 hari pertamanya yakni sejak dalam kandungan hingga dilahirkan.
  • Anak memiliki pola makan yang cukup buruk, yakni mengonsumsi hidangan yang tidak beragam seperti kurangnya asupan protein, vitamin, hingga mineral yang berasal dari daging, sayur, dan buah-buahan.
  • Anak memiliki pola asuh yang kurang baik sejak di dalam kandungan. Hal ini dapat ditandai dengan kurangnya pengetahuan ibu hamil untuk memberikan tindakan penting seperti stimulasi janin, periksa kandungan, pemberian ASI, hingga memantau pertumbuhan anak.
  • Rendahnya kualitas dari sanitasi dan akses air bersih juga dapat memicu stunting. Air yang bersih cenderung membuat anak dapat tumbuh menjadi sehat, sebaliknya air yang kotor dapat memicu infeksi pada anak.
5 dari 5 halaman

Cara Mencegah Gejala Stunting

ilustrasi membersihkan rumah
pexels-Cottonbro

Berikut ini adalah solusi jangka panjang untuk mengatasi stunting:

  • Meningkatkan kesetaraan gender adalah tujuan penting. Yang dimaksud di sini adalah keterlibatan ayah dalam mengasuh anak. Ini penting untuk dilakukan, mengingat stunting juga disebabkan oleh kurangnya stimulus psikososial yang timbul dari interaksi antara anak dan orang tua.
  • Program perbaikan gizi bagi ibu dan anak sangat penting untuk dilakukan, mengingat hal ini merupakan faktor utama yang menjadi penyebab stunting. Program perbaikan gizi perlu dilakukan oleh pemerintah setempat dengan menggandeng masyarakat.
  • Seperti diketahui, layanan kesehatan yang memadai sangat berperan penting dalam mencegah stunting pada anak. Selain memberikan layanan kesehatan, fasilitas kesehatan juga dapat memberikan edukasi mengenai stunting dan pentingnya memperhatikan periode kunci untuk ,mencegah stunting.
  • Ketersediaan air bersih dan sanitasi yang layak juga memiliki dampak yang luas. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hampir 400.000 anak di bawah usia lima tahun meninggal setiap tahun karena penyakit diare, yang seringkali disebabkan oleh sanitasi yang buruk dan air minum yang terkontaminasi. Maka dari itu, penting bagi setiap keluarga untuk sadar memiliki lingkungan dan pola hidup sehat nan bersih demi tumbuh kembang anak.

[mta]
Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini