Ini Jenderal Polisi Pendiri Brimob, Pernah Protes Pengangkatan Kapolri dan Diasingkan

Jumat, 26 Mei 2023 10:44 Reporter : Muhammad Farih Fanani, Mardani
Ini Jenderal Polisi Pendiri Brimob, Pernah Protes Pengangkatan Kapolri dan Diasingkan Ini Jenderal Polisi Pendiri Brimob, Pernah Protes Pengangkatan Kapolri dan Diasingkan. ©2023 Merdeka.com/tribratanews.bengkulu.polri.go.id

Merdeka.com - Selama ini nama Brimob dalam Kepolisian memiliki peran vital dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Namun, siapa sangka bahwa satuan Brimob berdiri melalui sebuah perjalanan sejarah yang panjang.

Tokoh pendirinya adalah Komisaris Jenderal Polisi (Purn) Moehammad Jasin. Ia merupakan pahlawan nasional yang berjuang mati-matian untuk melepaskan Polisi dari bayang-bayang Jepang agar bisa berdiri sendiri setelah Indonesia merdeka.

Seperti apa perjuangan sang jenderal dan bagaimana perjalanan hidup seorang pahlawan nasional Moehammad Jasin? Simak ulasannya sebagai berikut.

2 dari 5 halaman

Riwayat Hidup Moechammad Jasin

Moehammad Jasin lahir di Bau-Bau, Sulawesi Tenggara pada 9 Juni 1920. Ia dikenal sebagai tokoh Proklamasi Polisi Indonesia. Komisaris Jenderal Jasin menempuh pendidikan militer di MULO dan melanjutkan pendidikan kepolisian di Sekolah Polisi di Sukabumi, Jawa Barat.

Pangkat pertamanya adalah Hoofd Agent, ia kemudian ditugaskan di kantor polisi seksi 111 di Bubutan Surabaya. Setelah Indonesia merdeka, Jasin ikut serta dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan.

ini jenderal polisi pendiri brimob pernah protes pengangkatan kapolri dan diasingkan
©2023 Merdeka.com/tribratanews.bengkulu.polri.go.id

Ia terlibat dalam peristiwa dua perebutan senjata dari pasukan Jepang maupun pasukan Sekutu. Ketika pertempuran Surabaya meletus, Jasin mengumumkan bahwa pasukan Polisi Istimewa yang dipimpinnya sudah demiliterisasi dan harus ikut dalam pertempuran.

Hal itu membuat Polisi pada waktu itu tidak hanya memiliki fungsi keamanan namun juga sebagai alat pertahanan. Jasin meninggalkan Surabaya dan memindahkan markasnya ke Sidoarjo pada akhir November 1945.

3 dari 5 halaman

Bapak Brimob Indonesia

Brigade Mobil atau Brimob dahulu bernama Mobiele brigade (Mobbrig). Pada bulan November 1946 dalam Konferensi Djawatan Kepolisian Negara di Purwokerto, pasukan khusus yang berfungsi sebagai pasukan tempur ini pun terbentuk.

Moehammad Jasin juga hadir dalam konferensi tersebut. Ia kemudian diangkat menjadi Komandan Mobiele brigade Besar (MMB) Jawa Timur sekaligus menjadi Koordinator Mobrig di semua karesidenan di Jawa Timur.

Dari sana, ia memimpin menumpas berbagai macam pemberontakan yang mengancam keamanan negara. Pada tahun 1948 ia menumpas pemberontakan PKI di Madiun. Tahun 1950-an, Moehammad Jasin juga menumpas pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA).

Ia juga sempat menemui duta besar Amerika Serikat yang dianggap membantu pemberontakan PRRI dengan mengirimkan pasukan marinir di Riau dengan alasan untuk menjaga instalasi minyak milik perusahaan Amerika.

4 dari 5 halaman

Diasingkan ke Jerman

Pada akhir tahun 1959, Moehammad Jasin diasingkan ke Jerman. Hal itu karena ia menentang pengangkatan Soekarno Joyonegoro sebagai Menteri atau Panglima Angkatan Kepolisian (Kapolri).

Bentuk protesnya Jasin diwujudkan atas penolakannya ketika ia diangkat sebagai Wakil Menteri Angkatan Kepolisian mendampingi Soekarno Joyonegoro. Pada tahun 1964, ia bertemu dengan Presiden Soekarno dan setahun setelahnya, Jasin kembali ke Indonesia.

ini jenderal polisi pendiri brimob pernah protes pengangkatan kapolri dan diasingkan

©2023 Merdeka.com/tribratanews.bengkulu.polri.go.id

Moehammad Jasin sempat akan diangkat menjadi Menteri atau Panglima Angkatan kepolisian. Namun, pengangkatan itu dibatalkan atas desakan dari Wakil Perdana Menteri dr. Subandrio.

Selain memiliki karier di dunia Kepolisian, Moehammad Jasin juga pernah diangkat menjadi seorang anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS).

5 dari 5 halaman

Mendapatkan Gelar Pahlawan

Pada tahun 2015, Presiden Joko Widodo memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Jenderal Moehammad Jasin. 

Gelar itu didapatkan melalui berbagai tahapan pengusulan dan akhirnya pada 5 November gelar itu didapatkan oleh Jenderal Moehammad Jasin.

Presiden Jokowi memimpin upacara penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada 5 putra terbaik bangsa Indonesia yaitu Bernard Wilhem Lapian, Mas Isman, Moehammad Jasin, I Gusti Ngurah Made Agung, dan Ki Bagus Hadikusumo.

[mff]
Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini