4 Fakta Pembakaran Al-Quran Swedia, Begini Kronologi Lengkapnya
Merdeka.com - Pembakaran Al-Qur'an Swedia kembali dilakukan oleh seorang ekstremis sayap kanan Swedia-Denmark. Kejadian itu terjadi di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia pada Sabtu (21/1) kemarin.
Aksi pembakaran Al-Qur'an ini dilakukan ketika Swedia sedang berjuang meyakinkan Presiden Recep Tayyip Erdogan agar bisa mendapatkan izin bergabung dengan NATO. Rasmus Paludan pria 41 tahun disebut mempunyai izin untuk membakar salinan Al-Qur'an di depan gedung.Bertepatan dengan dua demonstrasi terkait yang direncanakan untuk memprotes Turki.
Baca juga: Pandangan Hidup Dan Dasar Negara Bangsa Indonesia Adalah Pancasila
Paludan sendiri ialah pria keturunan Denmark-Swedia yang mengatakan ingin 'menandai kebebasan berbicara' usai digantungnya patung Presiden Turki Tayyip Erdogan di dekat balai kota Stockholm hingga memantik amarah Turki. Swedia juga mengutuk aksi ini.
Keputusan guna mengizinkan pembakaran salinan Al-Qur'an ini terjadi di tengah hubungan yang tegang antara Swedia dan Turki, usai keputusan terakhir terkait pengajuan Swedia masuk NATO.
Lalu sebenarnya apa saja deretan fakta tentang pembakaran Al-Qur'an Swediaini? Dirangkum dari beragam sumber, berikut adalah ulasan selengkapnya beserta kronologi.
Kronologi Pembakaran Al-Quran Swedia
Rasmus Paludan belum lama ini disebut memiliki izin untuk membakar salinan Al-Qur'an di depan gedung kedutaan Turki di Stockholm. Keputusan untuk mengizinkan pembakaran salinan Al-Qur'an terjadi di tengah hubungan yang tegang antara Swedia dan Turki, usai keputusan terakhir terkait dengan pengajuan Swedia masuk ke NATO.
Swedia dan Finlandia tengah berupaya masuk dalam anggota NATO sejak invasi Rusa ke Ukraina, namun tawaran mereka harus disetujui oleh semua 30 negara anggota NATO. Sementara kedua negara Nordik masih mengandalkan suara dari Turki dan Hongaria yang telah dijanjikan Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban di tahun 2023.
Sebenarnya Finlandia dan Swedia resmi mengajukan permohonan izin bergabung dengan NATO pada Mei tahun lalu, mengabaikan non-blok militer selama beberapa dekade, sebuah keputusan yang ternyata dipicu oleh aksi militer Rusia pada Ukraina. Namun Turki yang merupakan anggota NATO selama lebih dari 70 tahun menyuarakan keberatan dan mengatakan kedua negara telah mentolerir serta mendukung kelompok teroris.
Lalu pada tahun 2022, Turki dan kedua negara Nordik ini menandatangani sebuah memorandum pada pertemuan puncak NATO guna mengatasi permasalahan keamanan Ankara yang ada, membuka jalan bagi keanggotaan mereka di aliansi itu. Tujuh bulan telah berlalu sejak penandatanganan memorandum itu dan Swedia belum juga memenuhi rekomendasi yang sudah disepakati.
Protes Patung, Pembakaran Al-Quran Terjadi Beberapa Kali
Di sisi lainnya, pejabat Turki mengaku jika patung Presiden Erdogan digantung oleh aktivis pro-Kurdi pekan lalu bertentangan dengan kesepakatan yang dibuat sebelumnya. Di mana Swedia dan Finlandia akan menindak militan Kurdi lantaran keduanya meminta persetujuan Turki untuk menjadi anggota dari NATO.
Swedia ialah rumah dari banyak orang Kurdi, di antaranya melarikan diri dari penganiayaan Turki di akhir tahunn 1980-an dan krisis berikutnya di Timur Tengah. Sebelum aksi pembakaran salinan kitab suci umat Islam oleh Rasmus Paludan terbaru ini, kerusuhan meledak di Malmo pada April 2022 lalu usai dirinya mengunjungi Swedia menjelang pemilu.
Ketika itu dirinya juga berniat membakar Al-Qur'an guna menggalang dukungan bagi gerakannya. Bahkan sebelumnya juga pernah terjadi pada Agustus 2020, saat para aktivis membakar Al-Qur'an usai Paludan ditangkap.
Duta Besar Swedia di Panggil Turki
Seperti dilansir dari TRT World via Liputan6, Turki memutuskan untuk memanggil duta Besar Swedia untuk Turki. Itu semua berkaitan dengan izin membakar salinan Al-Qur'an di Stockholm.
"Turki telah memanggil duta besar Swedia untuk Ankara setelah pemerintah Swedia mengizinkan seorang pemimpin rasis sayap kanan anti-Muslim untuk membakar salinan Al-Qur'an di luar kedutaan Turki di Stockholm," kata sumber-sumber diplomatik.
"Setelah mengetahui bahwa tindakan membakar (salinan) kitab suci kami, Al-Qur'an, di dekat kedutaan kami di Stockholm Swedia diizinkan, duta besar Swedia untuk Ankara dipanggil ke kementerian kami hari ini," kata sumber di kementerian luar negeri Turki.
Memang sudah disampaikan kepada duta besar Swedia jikalau Turki mengutuk keras tindakan provokatif tersebut,"yang jelas merupakan kejahatan rasial", tambah sumber tersebut.
"Sikap Swedia tidak dapat diterima. Kami berharap tindakan itu tidak diizinkan, dan penghinaan terhadap nilai-nilai sakral tidak dapat dipertahankan dengan kedok hak demokrasi."
Pemerintah Indonesia Mengutuk Aksi Pembakaran Al-Quran
Adanya peristiwa ini membuat pemerintah Indonesia mengutuk keras aksi pembakaran Al-Qur'an yang dilakukan oleh ekstremis sayap kanan Swedia-Denmark di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Sabtu (21/1).
"Indonesia mengutuk keras aksi pembakaran kitab suci Al Quran oleh Rasmus Paludan, politisi Swedia, di Stockholm," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri RI melalui akun resminya di Twitter pada Minggu 22 Januari 2023.
Kemlu mengatakan jika aksi ini merupakan penistaan kitab suci dan melukai serta menodai toleransi umat beragam. Kemlu juga berbicara dengan tegas jika kebebasan berpendapat seharusnya bisa dilakukan secara tanggung jawab.
(mdk/bil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mahfud telah menyampaikan surat pengunduran diri kepada Presiden Jokowi di Istana Negara.
Baca SelengkapnyaWacana pemakzulan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) muncul menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Baca SelengkapnyaIstana menegaskan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak terganggu dengan munculnya wacana pemakzulan Jokowi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sebelum ada istilah presiden, seorang pemimpin biasanya disebut dengan 'kaisar', 'raja', dan 'sultan'.
Baca SelengkapnyaPresiden sudah akan menaikkan pangkatnya bulan Agustus. Tapi dia menolak kesempatan langka menjadi jenderal.
Baca SelengkapnyaJokowi juga mengklaim hubung Indonesia dan Persatuan Emirat Arab sangat dekat dalam semua bidang,
Baca SelengkapnyaPrabowo mengucapkan terima kasih kepada presiden-presiden sebelumnya.
Baca SelengkapnyaNama koalisi Prabowo itu sama dengan koalisi yang membawa Joko Widodo di Pemilu 2019.
Baca SelengkapnyaJokowi berbicara soal rencana turun gunung untuk kampanye di Pemilihan Presiden 2024.
Baca Selengkapnya