Sensasi Belanja dengan Koin Bambu di Pasar Hutan To`Kumila Toraja
Merdeka.com - Nuansa dingin menyelimuti hutan bambu yang jadi pusat keramaian di Toraja Utara. Hutan Bambu di lereng Gunung Sesean ini mendadak tenar. Berkat pasar berbasis alam terbuka dan ramah lingkungan. Pasalnya, pedagang dan pembeli hanya menggunakan mata uang dari koin bambu. Selain koin bambu, mata uang lain tak berlaku di Pasar Hutan Bambu To'Kumila. Mereka menamai koin bambu dengan sebutan Seng.
Tanpa koin Seng, pengunjung tak bisa membeli dagangan di Pasar Hutan Bambu. Koin bambu berasal dari bilah bambu yang telah diberi nominal. Bentuknya juga tak membulat seperti koin logam. Berlaku koin 5 Seng Hingga 50 Seng. Angka merah sederhana yang tertera menunjukkan berapa nominal koin. Dengan Koin Seng tersebut, pengunjung bisa merasakan sensasi transaksi tanpa menunjukkan uang rupiah.
Bertema keasrian alam, Pasar Hutan Bambu menjadi wisata yang patut dikunjungi. Lokasinya berada di Dusun To’Kumila, Desa Lembang Tonga Riu, Kecamatan Sesean Suloara, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Kesejukan dan teduhnya hutan bambu memayungi kegiatan jual beli.
©2021 Merdeka.com/Allako Pasanggang
Berada di Ketinggian 1200 mdpl membuat suasana Hutan Bambu To'Kumila semakin syahdu. Sering dijumpai area hutan bambu diselimuti kabut, namun sensasi kabut tipisnya justru membuat banyak wisatawan yang berkunjung. Mereka rela memakai syal dan pakaian berlapis. Beberapa pria juga memakai sarung agar terjaga dari dinginnya hutan bambu.
Warga To'Kumila berhasil menyulap area hutan bambu menjadi spot wisata yang menarik. Hutan yang sebelumnya dipenuhi dedaunan bambu kini bersih tertata rapi. Hutan Bambu seluas 20 hektar menghadirkan kesejukan yang nyata. Meskipun matahari meninggi, nuansa sejuk di bawah pohon bambu tetap terasa. Teduh, bak dipayungi jutaan helai daun bambu.
©2021 Merdeka.com/Allako Pasanggang
Aneka komoditas pasar turut meramaikan Pasar Hutan Bambu To'Kumila. Dibuka sejak pukul 08.00 pagi waktu setempat berhasil menyedot ibu-ibu rumah tangga berbelanja. Sayur mayur hingga lauk pauk tersedia. Aneka camilan dan minuman khas Toraja mudah ditemui di Pasar Bambu To'Kumila. Sembari menikmati kesejukan tak ada salahnya menikmati sajian tarian Pa'Gellu'. Tarian sambutan untuk wisatawan yang turut memeriahkan gebyar Pasar Bambu To'Kumila.
Ingin berbelanja? Jangan khawatir, pengunjung bisa menukarkan mata uang rupiah. Ada bank bambu yang menyediakan penukaran uang rupiah. Mata uang yang dapat ditukar ialah Rp 5 ribu, Rp 10 ribu, Rp 20 ribu, dan Rp 50 ribu. Nantinya dapat ditukar dengan koin bambu 5 Seng, 10 Seng, 20 Seng dan 50 Seng. Bisa dibilang, harga komoditas di Pasar Bambu To'Kumila kelipatan Rp 5 ribu atau 5 Seng ke atas.
©2021 Merdeka.com/Allako Pasanggang
Lokasi hutan bambu berada di sebuah lereng perbukitan. Jika lelah meradang, saatnya istirahat sejenak sambil mencicipi hidangan khas Toraja. Ada lepet semacam olahan tepung yang dibalut daun kelapa muda. Ada juga umbi-umbian dan buah-buahan segar. Satu porsi piong bo'bo' tentu saja bisa mengobati perut keroncongan. Nasi dengan campuran parutan kelapa dengan wadah bambu yang dibakar.
Tak hanya itu, melepas dahaga dengan susu tedong atau susu kerbau. Orang Toraja suka dengan susu kerbau. Susu kerbau murni hangat menyegarkan di tengah dinginnya To'Kumila. Hanya dengan 20 Seng pengunjung bisa merasakan sensasi membeli piong bo'bo' dan susu tedong. Jangan lupa untuk mencicipi jus buah katarung dan berbelanja sayur mayur untuk masakan di rumah .
©2021 Merdeka.com/Allako Pasanggang
Spot yang instagramable menjadi tujuan wisatawan. Kebersihan selalu dijaga di hutan bambu ini. Hal unik lainnya ialah pemanfaatan barang yang ramah lingkungan. Aneka kerajinan tangan dari bambu dijual di To'Kumila. Cangkir bambu, sendok garpu, hingga keranjang bambu. Bahkan pembungkus makanan hanya menggunakan helaian daun pisang.
Pasar Hutan Bambu To'Kumila bukan hanya sekedar wadah jual beli masyarakat. To'Kumila dihararapkan menjadi ajang mengenal pasar tradisional Toraja. Komoditas asli Toraja dapat ditemui di Pasar bambu To'Kumila yang diselenggarakan tiap satu tahun sekali di pertengahan tahun.
Lokasinya cukup terjangkau hanya dengan menempuh setengah jam perjalanan dari pusat Toraja Utara. Namun lokasinya di pegunungan membuat aksesnya berisi tanjakan dan turunan.
(mdk/Ibr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konsep hidup ramah lingkungan yang meminimalisir penggunaan kemasan plastik membuat aneka kerajinan anyaman bambu semakin diminati konsumen.
Baca SelengkapnyaPasar ini bisa jadi pilihan wisata setelah puas menjelajahi objek wisata alam Gunung Kelud karena letaknya berdekatan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat bisa berperan dalam menyediakan bahan baku biomassa, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
“Huah (kelelawar). Yang ekstrem tadi,” kata Ganjar sembari menunjuk daging tersebut
Baca SelengkapnyaGanjar meyakini, hasil produksi pengrajin batik Sukoharjo bila dibawa ke tempat yang lebih baik pemasarannya maka nilai jual ekonominya akan bertambah.
Baca SelengkapnyaSaat berjalan menuju keluar pasar, Ganjar sempat dimintai uang oleh seorang anak kecil.
Baca SelengkapnyaKakek di Gorontalo hanya santap parutan kelapa untuk mengganjal perut lapar hingga disorot warganet.
Baca SelengkapnyaMasyarakat perbatasan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memilih belanja kebutuhan rumah tangga ke Malaysia dengan berjalan kaki.
Baca SelengkapnyaTradisi ini unik, karena uang sumbangan jenguk bisa untuk membeli kendaraan
Baca Selengkapnya