Kilau Mata Biru Suku Buton, Sindrom Langka Bak Orang Eropa

Kamis, 10 Juni 2021 18:00 Reporter : Ibrahim Hasan
Kilau Mata Biru Suku Buton, Sindrom Langka Bak Orang Eropa Kilau Mata Biru Suku Buton. ©2021 Merdeka.com/Dus Banunaek

Merdeka.com - Sebagian besar orang Indonesia didominasi dengan kornea berwarna hitam dan cokelat. Sedangkan orang Eropa memiliki warna kornea biru dan berkilit putih. Ada fenomena unik, mereka tidak orang Eropa melainkan asli penduduk Indonesia. Namun mata mereka biru berkilau di antara warna kulit cokelat mereka. Pesona eksotis ini akan banyak ditemui pada Suku Buton, tepatnya di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara.

Namun di balik keistimewaannya, mata biru yang mereka miliki ialah sebuah sindrom. Penyakit langka ini disebut Sindrom Waardenburg. Kelainan yang bersifat autosomal yang ditandai dengan gangguan pendengaran. Selain itu, kelainan pigmen terjadi pada penderita Sindrom Waardenburg. Warna mata, kulit dan rambut akan terlihat berbeda pada umumnya.

Mata kanannya berkilau biru, sedangkan mata kiri nampak cokelat seperti umumnya. Seolah mata mereka mirip mata orang Eropa.

kilau mata biru suku buton

©2021 Merdeka.com/Dus Banunaek


Perpaduan bola mata kanan dan kiri yang berbeda warna. Bahkan tak jarang ditemui mereka memiliki kedua mata yang berwarna biru layaknya orang Eropa. Terkesan eksotis, warna mata mereka menjadi unik dan menarik. Hingga kini fenomena mata biru suku Buton selalu mencuri perhatian publik.


Dulunya, orang bermata biru menjadi stigma buruk. Mereka dianggap tak wajar dan sering mendapatkan ejekan dari teman-teman mereka. Namun saat ini mereka lebih dianggap istimewa, bukan hanya pengidap penyakit langka, namun kilau mata mereka terkesan indah menawan.

kilau mata biru suku buton

©2021 Merdeka.com/Dus Banunaek

Penelitian terkini mengemukakan bahwa Sindrom Waardenburg terjadi karena mutasi gen. Mutasi genetik memengaruhi melanosit atau jenis sel kulit. Perubahan genetik melanosit kemudian membuat warna rambut, kulit, dan mata menjadi berubah. Terkadang, kejadiannya membuat gangguan pada pendengaran.

Kelainan sindrom ini merupakan bawaan sejak lahir. Mata biru menjadi ciri khas penderita Sindrom Waardenburg orang Buton. Pengidapnya terjadi pada 1 dibanding 42.000 orang. Bahkan penderita mata biru belum tentu memiliki keturunan anak bermata biru juga. Hal tersebut membuat sindrom ini menjadi kejadian yang langka.

kilau mata biru suku buton

©2021 Merdeka.com/Dus Banunaek


Beberapa orang berpendapat bahwa kelainan genetik ini bermula saat bangsa Portugis datang ke Buton. Mereka menjalin kerjasama hingga hubungan perkawinan dengan warga lokal. Munculah keturunan orang buton bermata biru. Mulanya hubungan Buton dan Portugis berjalan lancar. Hingga suatu saat terjadi perpecahan.

Stigma buruk keturunan buton yang bermata biru digemparkan oleh Belanda yang baru datang. Dengan siasat andalan mereka berupa politik adu domba. Orang Buton bermata biru dianggap sebagai penghianat. Sehingga anak hasil perkawinan Buton dan Portugis mengasingkan diri hingga ke Wakatobi, Ambon, hingga Malaysia.

Stigma yang dibangun Belanda membekas hingga bertahun-tahun lamanya. Keturunan bermata biru memang tertutup dengan orang baru. Namun saat ini stigma tersebut mulai memudar, komunitas bermata biru di Buton mulai membuka diri berkat foto mereka yang tersebar di media massa.

kilau mata biru suku buton

©2021 Merdeka.com/Dus Banunaek

Tidak sepenuhnya orang bermata biru Buton yang menderita Sindrom Waardenburg memiliki dampak buruk. Berdasarkan riset, ada kejadian orang bermata biru yang benar-benar dari faktor genetik. Tidak ada gangguan fisik yang dirasakan oleh penderita tersebut.


Keistimewaan mereka merupakan aset yang harus dijaga. Bukan sebagai orang yang punya keterbelakangan, namun kilau mata mereka menjadi hal spesial yang harus dikagumi keistimewaannya.

[Ibr]

Topik berita Terkait:
  1. tag
  2. Picture First
  3. Buton
  4. Yogyakarta
Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini