Soal satelit, Indosat lobi Menkominfo
Merdeka.com - Dicabutnya izin pengelolaan slot satelit 150,5 derajat BT oleh Kementerian Kominfo dari Indosat sangat memukul operator yang sejatinya sudah menyiapkan satelit pengganti untuk mengisi slot tersebut.
Bahkan Presdir and CEO Indosat Alexander Rusli menyebut kerugian di Indosat bisa mencapai lebih dari USD 250 juta, dan belum dihitung kerugian dari potensi pelanggan.
"Dulu yang mengusahakan slot tersebut kembali ke Indonesia juga salah satunya saya sewaktu masih duduk di pemerintahan," keluhnya, belum lama ini.
Pemerintah secara resmi telah mengambil wewenang pemanfaatan slot orbit 105,5 BT dari tangan Indosat. Dengan demikian Indosat gagal menempatkan satelit yang saat ini sudah dalam tahap finalisasi desain.
Namun, upaya terus dilakukan Indosat. Salah satunya dengan mengirim utusan untuk menanyakannya kepada Menkominfo Tifatul Sembiring. Menurut seorang pejabat Kominfo, utusan yang dimaksud adalah mantan Menkominfo Sofyan A. Djalil.
Utusan ini telah diterima Menkominfo dan menjelaskan sejarah mengenai slot orbit 105,5 BT yang dulu sempat nyaris hilang dari penguasaan Indonesia. Namun, Menkominfo tetap pada posisinya bahwa slot orbit 105,5 BT akan diambil pemerintah dan tidak lagi diserahkan ke Indosat.
Dengan keputusan pemerintah, maka perjanjian meluncurkan satelit yang harusnya akan ditandatangani antara Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dengan Presiden AS Barack Obama pun batal. Indosat merasa dirugikan dari kejadian ini.
Menurut Alex, saat ini sebenarnya slot orbit 105.5 BT masih dihuni oleh satelit Palapa C2 milik Indosat. "Itu satelit masih aktif dan ada pelanggannya. Kita masih mendapatkan pendapatan dari sewa transpondernya," tambahnya.
Dijelaskan Alex, Indosat sebenarnya juga telah mengirim proposal pemanfaatan slot orbit 105,5 BT ke pemerintah. Dan dalam rangka menunjukkan komitmen mengembangkan slot orbit 105.5 BT, Indosat telah menandatangani perjanjian dengan Orbital Sciences.
Orbital Sciences Corporation adalah perusahaan dari Amerika Serikat yang digandeng Indosat untuk proses desain, produksi dan peluncuran satelit Palapa-E pada 2016 nanti yang akan menggantikan satelit Palapa C2.
Orbital juga tengah mencarikan fasilitas kredit ekspor bagi pendanaan satelit Palapa-E karena Indosat hanya mampu menalangi dari dana internal sekitar USD 50 juta dari total investasi sekitar USD 200 juta hingga USD 250 juta.
Baca Juga:
Indosat luncurkan inkubator bisnis startup Ideabox
Fluidic Energy dukung Indosat sediakan BTS ramah lingkungan
5 proses konsolidasi di industri telekomunikasi
Indosat hadirkan layanan broadcasting eksklusif di APEC 2013
(mdk/ega)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Memiliki kapasitas 32 Gbps dengan frekuensi C-band dan Ku-band, satelit Telkom akan menempati slot orbit 113 BT.
Baca SelengkapnyaSatelit Merah Putih 2 ini akan menjadi tolak ukur perkembangan digitalisasi Indonesia.
Baca SelengkapnyaSVP Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchinson, Steve Saerang menyampaikan, saat ini, layanan data Indosat sudah kembali normal sepenuhnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dengan adanya Samsat Digital Terminal Leuwipanjang, Aan berharap program serupa juga dikembangkan di Samsat seluruh wilayah Indonesia.
Baca SelengkapnyaDua lini bisnis ini menjadi kunci pertumbuhan pendapatan Indosat di 2023.
Baca SelengkapnyaSatelit itu buatan Amerika Serikat. Terbukti mampu bertahan lama di luar angkasa.
Baca SelengkapnyaJumlah satelit yang mengorbit bumi terus bertambah seiring dengan perkembangan teknologi dan eksplorasi antariksa.
Baca SelengkapnyaSatelit Merah Putih 2 berhasil diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat pada Rabu (21/2).
Baca SelengkapnyaPersaingan internet lewat satelit nampaknya semakin memanas.
Baca Selengkapnya