Smartfren Batal Ikut Lelang Frekuensi 2,1 Ghz
Merdeka.com - Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys menyatakan pihaknya tak ikut dalam lelang frekuensi 2,1 Ghz.
Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengumumkan melelang frekuensi itu yang terdiri dari 1 blok pita frekuensi sebesar 5 MHz FDD (10 MHz) pada rentang 1975 – 1980 MHz berpasangan dengan 2165 – 2170 MHz dengan cakupan wilayah layanan nasional.
Alasannya, kata Merza, investasi yang harus digelontorkan cukup besar lantaran termasuk spektrum baru bagi pihaknya. Sehingga dianggap kurang sesuai. Keputusannya ini telah dilakukan studi.
"Dengan jumlah frekuensi 2x5 MHz dibandingkan investasi yang demikian besar, kami memandang untuk tidak ikut dulu," kata Merza kepada awak media di kantornya, Jakarta, Selasa (27/9).
Namun Smartfren akan tetap tertarik pada lelang frekuensi lainnya yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Merza menyebutkan, Kominfo akan menggelar lelang spektrum lain. Tetapi hal tersebut menunggu beleid dari pemerintah.
Sebelumnya, Merza pernah menuturkan bahwa pihaknya begitu berminat untuk mendapatkan spektrum frekuensi 2,1 GHz.
"Siapa sih yang tidak berminat dikasih spektrum, tetapi kan dapat atau tidaknya beda lagi," ujar dia.
Pemerintah menyebutkan bahwa seleksi ini bertujuan untuk optimalisasi spektrum frekuensi radio guna meningkatkan kapasitas jaringan bergerak seluler, meningkatkan kualitas layanan jaringan bergerak seluler, mendorong akselerasi penggelaran infrastruktur jaringan bergerak seluler sebagai bagian dari upaya pencapaian program prioritas transformasi digital, serta optimalisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
(mdk/faz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Persaingan internet lewat satelit nampaknya semakin memanas.
Baca SelengkapnyaGerakan itu sebagai bentuk kepanikan lantaran elektabilitas Prabowo-Gibran terus meningkat.
Baca SelengkapnyaBerikut wilayah yang kemungkinan besar dikunjungi saat liburan akhir tahun bagi warga Jakarta.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kementerian ATR/BPN terus meningkatkan layanan pertanahan secara elektronik.
Baca SelengkapnyaXL Axiata dan Smartfren dirumorkan akan merger. Kominfo memberi restu.
Baca SelengkapnyaSatelit Merah Putih 2 ini akan menjadi tolak ukur perkembangan digitalisasi Indonesia.
Baca SelengkapnyaAda syarat yang mesti dipenuhi Starlink jika syarat ini terpenuhi.
Baca SelengkapnyaPenutupan akses ini rencananya akan dimulai pada 18 Februari 2024 atau hari Minggu pekan ini.
Baca SelengkapnyaKeluarga korban meminta perusahaan pengelola kabel optik Bali Tower tidak lepas tanggung jawab kendati Sultan telah dinyatakan sembuh dan bisa beraktivitas.
Baca Selengkapnya