Merdeka.com - Akhir 2004, Aceh dihantam gempa bumi yang menimbulkan tsunami besar. Ribuan masyarakat di sana menjadi korban. Dunia pun ikut berduka. Pemerintah Indonesia yang kala itu dipimpin Presiden SBY, mulai memikirkan bagaimana memitigasi atau paling tidak ada pendeteksi awal tsunami untuk wilayah di seluruh Indonesia.
Maklum, negara ini memang rawan anomali alam, termasuk gempa bumi. Oleh sebab itu, pemerintah mulai mengembangkan dan membangun Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia atau Indonesia Tsunami Early Warning System yang disingkat InaTEWS.
Dikutip dari catatan InaTEWS: Konsep dan Implementasi tahun 2010, disebutkan oleh Sri Woro B. Harijono, Kepala BMKG periode 2005-2013, InaTEWS merupakan proyek nasional yang melibatkan berbagai institusi dalam negeri di bawah koordinasi Kementerian Negara Riset dan Teknologi (RISTEK).
Institusi lain yang terlibat antara lain : Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Kemkokesra), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal).
Kemudian, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (BAPPENAS, Kementerian Komunikasi dan Informas (KEMKOMINFO), Tentara Nasional Indonesia (TNI), Polisi Republik Indonesia (POLRI), Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri), Kementerian Luar Negeri (KEMLU), Kementerian Kelautan dan Perikanan (DKP), Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), dan serta dukungan tenaga-tenaga ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Lalu, bagaimana dengan cara kerjanya?
InaTEWS pada dasarnya memiliki 2 sistem pemantauan. Pertama, sistem pemantauan darat. Sistem pemantauan ini terdiri dari jaringan seismometer broadband dan GPS yang dapat menunjukan adanya anomali pada suatau wilayah.
Kedua, sistem pemantauan laut atau sea monitoring system. Sistem yang kedua ini terdiri atas buoy, tide gauge, dan CCTV. Paling sering diketahui adalah buoy. Buoy adalah ‘pelampung’ yang sengaja dipasang di permukaan laut untuk mendeteksi tsunami dengan mengawasi dan mencatat perubahan tingkat air laut.
Mekanisme kerjanya adalah InaTEWS akan mendapatkan informasi dari dua sistem pemantauan itu, baik darat maupun laut dengan menggunakan perangkat Decision Support System (DSS). Nah dari DSS itu, dapat dimonitor apakah gempa bumi yang terjadi berisiko tsunami atau tidak. Jika diverifikasi mampu berisiko tsunami, maka peringatan dini tsunami akan dikeluarkan BMKG.
Menariknya adalah alat tersebut bisa memberitahukan adanya potensi tsunami setelah 5 menit terjadi gempa. Hal ini karena informasi berupa data akan terkirim menggunakan komunikasi imarsat dan akan dikirimkan langsung ke BMKG menggunakan VPN dan back up dengan VSAT IP. Dengan jalur komunikasi seperti ini diharapkan delay waktu akan terabaikan.
Setelah itu, BMKG mampu menerbitkan berita peringatan dini tsunami yang kemudian diikuti oleh beberapa kali berita pemutakhiran dan diakhiri berita ancaman tsunami telah berakhir. Peringatan dini berisi tentang tahapan ancaman tsunami sesuai wilayah. Tahapannya yaitu; Awas, Siaga, dan Waspada.
Sejauh ini, InaTEWS telah ditempatkan di titik-titik rawan bencana seperti perairan selatan Jawa dan Sumatera, perairan utara Sulawesi dan Papua, Laut Flores dan Laut Banda. Sayangnya, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dikabarkan telah menghentikan InaTEWS dari pemantauan air atau Buoy.
[faz]HP Android vs iPhone: Mana Yang Lebih Baik? Berikut Fakta-faktanya
Sekitar 6 Jam yang laluPertanyaan Ini Mudah Dijawab Anak SD Tapi Jadi Perdebatan Sengit Para Ilmuwan
Sekitar 11 Jam yang laluJika Bumi Dihantam Asteroid Besar Ledakannya Lebih dari Nuklir, Ilmuwan Pro Kontra
Sekitar 13 Jam yang laluSmartwatch Amazfit GTR Mini Rilis di Shopee, Ada Promo Ramadan Mulai Besok!
Sekitar 1 Hari yang laluCara Jadi Kolektor HP Jadul yang Bisa Cuan Gede, Ini Panduan Lengkapnya
Sekitar 1 Hari yang laluDaftar Perusahaan Teknologi Dunia yang Masih 'Untung' Tapi PHK Karyawan
Sekitar 1 Hari yang laluDeretan HP Jadul Ini Makin Diburu Kolektor Harganya Bisa Ratusan Juta Rupiah
Sekitar 1 Hari yang lalu5 Jam Lebih Bos TikTok Dicecar Pertanyaan Parlemen AS, Begini Awal Mulanya
Sekitar 1 Hari yang laluVivo V27 Series Bakal Dirilis di Indonesia Pekan Depan, Ini Bocoran Keunggulannya
Sekitar 1 Hari yang laluSederhananya Surat Lamaran Kerja Steve Jobs Pertama Kali, Ini Penampakannya
Sekitar 1 Hari yang laluLebaran 2023 Besar Kemungkinan Akan Ada Perbedaan Waktu, Ini Kata Ilmuwan
Sekitar 1 Hari yang laluSamsung Galaxy A23 5G Dirilis Punya RAM 8GB, Ini Harga dan Speknya
Sekitar 2 Hari yang laluHapus 10 Aplikasi Ini di HP Jika Ingin Baterai Tak Cepat Habis
Sekitar 2 Hari yang laluRamadan & Lebaran 2023, Jaringan Telkomsel Difokuskan di 490 Titik
Sekitar 2 Hari yang laluBuntut Sosok Misterius Lempari Mobil Pengendara, Polisi di Ciamis Gencar Patroli
Sekitar 21 Menit yang laluAnggota Polisi Gorontalo Ditemukan Tewas di Dalam Mobil, Ada Luka Tembak di Dada Kiri
Sekitar 2 Jam yang laluPolisi Ingatkan Ormas Dilarang Sweeping Tempat Hiburan Malam Selama Ramadan
Sekitar 10 Jam yang laluVIDEO: "Papa Kangen" Isi Surat Sambo & Putri Candrawathi ke Anak Tercinta
Sekitar 22 Jam yang laluSepucuk Surat Ferdy Sambo & Putri untuk Si Bungsu yang Ultah, Ada Pesan Haru
Sekitar 1 Hari yang laluPutra Bungsunya Ulang Tahun, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Tulis Pesan Haru
Sekitar 2 Hari yang laluVIDEO: Mahfud Duga Sambo Tak Akan Dieksekusi Mati, Hukuman Jadi Seumur Hidup
Sekitar 5 Hari yang laluLPSK Cabut Perlindungan Richard Eliezer Buntut Wawancara TV, Ini Kata Pengacara
Sekitar 2 Minggu yang laluAlasan LPSK Cabut Perlindungan Bharada Richard Eliezer
Sekitar 2 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan Terhadap Bharada Richard Eliezer
Sekitar 2 Minggu yang laluCEK FAKTA: Hoaks Permintaan Terakhir Sambo Satu Sel dengan Putri Sebelum Dihukum Mati
Sekitar 2 Minggu yang laluTOP NEWS: Harta Miliaran Rafael Terbongkar | LPSK Kecewa Berat Eliezer Langgar Aturan
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan, Bharada E akan Diperlakukan Seperti Ini oleh Polisi
Sekitar 1 Minggu yang laluVIDEO: Duduk Perkara Hingga LPSK Cabut Perlindungan Buntut Eliezer Wawancara di TV
Sekitar 1 Minggu yang laluVaksin IndoVac Sudah Bisa Digunakan Sebagai Booster Kedua Masyarakat 18 Tahun ke Atas
Sekitar 2 Minggu yang laluHoaks, Kemenkes Terbitkan Artikel Pria Tak Vaksinasi Berefek pada Kualitas Sperma
Sekitar 3 Minggu yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami