Merdeka.com - Media sosial kerap dijadikan kambing hitam sebagai tempat penyebaran konten-konten terorisme. Telebih bila menilik hasil survei yang dilakukan oleh Universitas Miami sepanjang 2015 sampai dengan 2016, terlihat cukup mencengangkan.
Betapa tidak, 106.000 aktivis pro ISIS seluruhnya menggunakan media sosial untuk menggempur paham radikalisme. Tak tanggung-tanggung, sebanyak 166 grup di media sosial yang digunakan mereka untuk kepentingan membangun jaringan.
Dari 166 grup di media sosial itu, 90.000 pesan terkirim setiap harinya. Pengguna media sosial seperti digempur kanan kiri dengan informasi-informasi yang pro ISIS.
Nampaknya, ISIS memang paham betul betapa efektifnya media sosial ini sebagai alat ‘dakwah’. Menyampaikan pandangan-pandangannya untuk bisa diterima akal sehat para pengguna media sosial. Terutama anak-anak muda.
Setali tiga uang, perusahaan-perusahaan media sosial pun jengah dengan tuduhan-tuduhan yang selalu menyudutkannya atas nama sarang teroris. Alhasil, seperti Facebook berjibaku menumpas konten-konten yang sarat radikalisme. Tentu, ini demi masa depan perusahaan besutan Mark Zuckerberg.
Segenap usaha telah dilakukan. Berkumpul dengan belasan perusahaan teknologi lainnya untuk membahas cara terbaik melawan teroris. Namun sayangnya, hal itu tak semudah membalikkan telapak tangan. Ternyata ada banyak persoalan yang sangat sulit harus dipecahkan.
Salah satunya adalah bagaimana mengidentifikasi konten teroris yang jumlahnya relatif kecil di platform yang cukup besar seperti Facebook. Ini semacam mencari sebuah kutu. Sulit. Belum lagi dengan penyampaian bahasa yang beragam semakin membuat kusut persoalan ini.
Maka, Facebook terpaksa menggunakan banyak orang untuk meninjau konten yang berpotensi melanggar kebijakan dan menghapusnya.
Nampaknya, sebagai perusahaan teknologi, Facebook tak ingin hanya mengandalkan tenaga manusia. Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan diikutsertakan untuk mengatasi persoalan ini. Berhasilkah?
Keterlibatan AI ternyata memiliki kontribusi yang nyata membantu membersihkan kutu-kutu teroris yang menempel di platform milik mereka. Namun bila melihat ke belakang dalam pembuatannnya juga cukup rumit.
Sama rumitnya saat masa awal membersihkan konten radikalisme. Bagaimana membuat sistem kompeterisasi yang mampu membaca bila gambar atau teks tersebut bermuatan radikalisme.
“Sebuah solusi yang ada untuk foto tidak akan selalu bisa menjadi solusi untuk video dan teks. Sebuah solusi yang berhasil untuk mengenali ikon teroris dalam sebuah gambar, tidak akan selalu bisa membedakan antara teroris yang membagikan foto untuk melakukan perekrutan dan sebuah organisasi berita maupun organisasi berita yang membagikan foto sejenis untuk mengedukasi publik,” ujar Head of Counterterrorism Policy, Facebook, Brian Fishman.
Seiring dengan perkembangan waktu, semenjak Juni lalu, sistem AI yang dikembangkan Facebook diklaim sudah cukup memuaskan. Mereka menyampaikan 99 persen konten terkait teror ISIS dan Al Qaeda telah terhapus sendiri sebelum tenaga manusia turut membantu.
“Bahkan sebelum konten tersebut diunggah di situs ini. Kami melakukan hal ini melalui penggunaan sistem otomatis seperti pencocokoan foto dan video dan pembelajaran mesin berbasis teks. Begitu kami menemukan konten teror, kami menghapus 83 persen salinan postingan dalam waktu satu jam setelah konten itu diunggah,” jelasnya.
Kendati begitu, menerapkan penggunaan AI untuk kontraterorisme tidaklah sesederhana itu. Tergantung pada tekniknya, diperlukan dokumentasi database dengan hati-hati atau meminta kode data manusia untuk melatih mesin.
Sebuah sistem yang dirancang untuk menemukan konten dari satu kelompok teroris tertentu mungkin tidak akan dapat digunakan untuk kelompok lainnya karena adanya perbedaan bahasa dan gaya dalam propaganda mereka.
Baca juga:
Buka suara Bahtiyar Duysak, mantan pegawai Twitter yang matikan akun Trump
Foto kehamilan Beyonce jadi post Instagram terpopuler
Polri sebut akun palsu di Facebook paling banyak sebar isu SARA
Enggan hapus foto mantan di medsos, pria Turki diancam penjara empat tahun
BTS, boyband K-Pop yang pecahkan rekor engagement Twitter
Haruka Nakagawa kembali jadi salah satu wanita paling berpengaruh di Twitter
Facebook
Bisnis Data Center AREA31 Sasar Tiga Segmen Ini
Sekitar 6 Jam yang laluTelkomsel Mitra Inovasi (TMI) Pimpin Pendanaan Pre-Series B ke EdenFarm
Sekitar 7 Jam yang laluJadwal Pre-order Samsung Galaxy S23 di Indonesia, Cek Linknya!
Sekitar 10 Jam yang laluSmartphone Flagship Samsung Gunakan Gorilla Glass Victus 2, Kode untuk Galaxy S23?
Sekitar 12 Jam yang laluMengenal Lebih Jauh ChatGPT, Kecerdasan Buatan yang Ditakuti Ilmuwan Dunia
Sekitar 14 Jam yang laluPakai Teknologi Baru, Indosat Jamin Internet di Jabodetabek Ngebut
Sekitar 1 Hari yang laluDaftar Barang Belanjaan Gen Z saat Belanja Online
Sekitar 1 Hari yang laluJelang Dirilis Muncul Dugaan Video Hands On Samsung Galaxy S23, Asli atau Palsu?
Sekitar 1 Hari yang laluApakah Bentuk Pelangi Benar-benar Melengkung seperti yang Dilihat?
Sekitar 1 Hari yang laluPenampakan Aneh di Google Earth dari yang Masuk Akal hingga di Luar Nalar
Sekitar 1 Hari yang laluBenarkah Radiasi HP Sebabkan Kanker?
Sekitar 2 Hari yang laluSelain Programmer, Tukang Pijat di Kantor Google Juga Kena PHK
Sekitar 2 Hari yang laluTransjakarta Gandeng Telkom Tingkatkan Layanan Teknologi Informasi
Sekitar 3 Hari yang laluKasus KDRT, Bripka HK Dipecat dari Polri
Sekitar 2 Jam yang laluPolisi Tewas di Polres Kepulauan Seribu, Penyebab Kematian Masih Misterius
Sekitar 6 Jam yang laluCara Polisi Tangkap Pencuri Lagi Tidur Bikin Ngakak, Bisik-Bisik 'Sini Pakai Baju'
Sekitar 10 Jam yang laluTop News: Sopir Audi Seret Perwira Polisi || Jaksa Garang Hadapi Pleidoi Putri
Sekitar 12 Jam yang laluSidang Vonis Bripka RR Digelar Selasa 14 Februari
Sekitar 4 Jam yang laluKubu Bripka RR Tanggapi Replik JPU: Ragu dan Tidak Bersungguh-sungguh Menuntut
Sekitar 5 Jam yang laluSenyuman Tipis Ricky Rizal Jalani Sidang Duplik Kasus Pembunuhan Brigadir J
Sekitar 6 Jam yang laluLIVE STREAMING: Sidang Ricky Rizal Tanggapi Replik Jaksa Hari Ini
Sekitar 7 Jam yang laluSidang Vonis Bripka RR Digelar Selasa 14 Februari
Sekitar 4 Jam yang laluKubu Bripka RR Tanggapi Replik JPU: Ragu dan Tidak Bersungguh-sungguh Menuntut
Sekitar 5 Jam yang laluSenyuman Tipis Ricky Rizal Jalani Sidang Duplik Kasus Pembunuhan Brigadir J
Sekitar 6 Jam yang laluLIVE STREAMING: Sidang Ricky Rizal Tanggapi Replik Jaksa Hari Ini
Sekitar 7 Jam yang laluSidang Vonis Bripka RR Digelar Selasa 14 Februari
Sekitar 4 Jam yang laluSenyuman Tipis Ricky Rizal Jalani Sidang Duplik Kasus Pembunuhan Brigadir J
Sekitar 6 Jam yang laluDuplik Ferdy Sambo, Pengacara: Penuntut Umum Serampangan Sampaikan Tuduhan Kosong
Sekitar 7 Jam yang laluApakah Boleh Memperoleh Vaksin Campak Bersamaan dengan Booster COVID-19?
Sekitar 1 Hari yang laluAntisipasi Penyakit Ngorok, Dinas Pertanian Madina Maksimalkan Penyuntikan Vaksin
Sekitar 6 Hari yang laluTren Positif Persib di BRI Liga 1 Berlanjut, Luis Milla: Masih Ada yang Harus Dibenahi
Sekitar 1 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami