Misi 45 Hari ke Mars Semakin Dekat, NASA Mulai Uji Coba Roket Nuklir

Jumat, 27 Januari 2023 10:18 Reporter : Merdeka
Misi 45 Hari ke Mars Semakin Dekat, NASA Mulai Uji Coba Roket Nuklir Ilustrasi roket nuklir NASA. ©2013 Softpedia.com

Merdeka.com - NASA telah mengungkapkan rencana untuk membuat roket bertenaga nuklir yang dapat mengirim astronot ke Mars hanya dalam waktu 45 hari. Mereka pun telah bermitra dengan Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) Pentagon untuk merancang roket tersebut. Dilaporkan LiveScience, Jumat (27/1), mereka dapat membangun mesin roket termal nuklir yang berfungsi segera setelah 2027.

Sistem roket NASA saat ini masih didasarkan pada metode propulsi kimia tradisional yang sudah berusia seabad. Proses kerjanya adalah di mana pengoksidasi dicampur dengan bahan bakar roket yang mudah terbakar untuk menciptakan semburan dorong.

Sementara, sistem nuklir yang diusulkan, di sisi lain, akan memanfaatkan reaksi berantai dari penghancuran atom untuk menggerakkan reaktor fisi nuklir yang akan "tiga kali atau lebih lebih efisien" serta dapat mengurangi waktu penerbangan Mars menjadi sepersekian dari tujuh bulan saat ini.

"DARPA dan NASA memiliki sejarah panjang kolaborasi yang bermanfaat dalam memajukan teknologi luar angkasa. Mulai dari roket Saturn V yang membawa manusia ke Bulan untuk pertama kalinya hingga robot servis dan pengisian bahan bakar satelit," ujar Stefanie Tompkins, Direktur DARPA.

"Pemahaman tentang luar angkasa sangat penting untuk segala hal. Kemampuan mencapai kemajuan pesat dalam teknologi luar angkasa akan sangat penting untuk mengatasi tantangan mengangkut material ke bulan dengan lebih efisien dan cepat, dan pada akhirnya, manusia ke Mars," terang dia.

Ini adalah pertama kalinya mesin bertenaga nuklir diuji dalam 50 tahun terakhir. Sebelumnya, NASA memulai penelitian ini pada 1959, yang akhirnya mengarah pada desain dan konstruksi Mesin Nuklir untuk Aplikasi Kendaraan Roket (NERVA). NERVA adalah sebuah reaktor nuklir inti padat yang berhasil diuji di Bumi.

Kemudian uji coba itu semestinya dilakukan di luar angkasa. Namun sayangnya dihentikan setelah akhir Era Apollo 1973 dan pengurangan pendanaan program yang signifikan. Mesin nuklir dianggap lebih efisien. Untuk waktu yang lama teknologi nuklir mampu mendorong roket lebih cepat dan lebih jauh.

Teknologi mesin nuklir ini terbagi menjadi dua jenis, yakni; reaktor Propulsi Listrik Nuklir (NEP), yang bekerja dengan menghasilkan listrik serta melepaskan elektron dari gas sebelum menjadi pendorong pesawat ruang angkasa; dan reaktor Propulsi Termal Nuklir (NTP), yang merupakan jenis yang sedang diselidiki oleh NASA, menggunakan reaksi fisi untuk memanaskan gas (biasanya hidrogen atau amonia) sehingga mengembang melalui nosel untuk memberikan daya dorong.

Penerbangan Artemis 1 adalah salah satu ujicoba pertama dari tiga misi untuk menguji perangkat keras, perangkat lunak, dan sistem darat yang dimaksudkan untuk suatu hari membangun pangkalan di bulan dan mengangkut manusia pertama ke Mars.

Uji terbang pertama ini akan diikuti oleh Artemis 2 dan Artemis 3 masing-masing pada 2024 dan 2025/2026. Artemis 2 akan melakukan perjalanan yang sama dengan Artemis 1 tetapi dengan awak manusia beranggotakan empat orang, dan Artemis 3 akan mengirim wanita pertama dan orang kulit berwarna pertama untuk mendarat di permukaan bulan.

"Ini bersejarah karena kita sekarang akan kembali ke luar angkasa, ke luar angkasa, dengan generasi baru. Yang menandai teknologi baru, astronot generasi baru, dan visi masa depan. Ini adalah program kembali ke bulan untuk belajar, hidup, menemukan, menciptakan untuk mengeksplorasi lebih jauh," kata Administrator NASA Bill Nelson.

[faz]

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini