JuaraGCP, Program Pembelajaran Komputasi Awan ala Google
Merdeka.com - Jelang peluncuran Google Cloud Platform di Indonesia pada pekan depan (24/6), Google Indonesia membuat empat profil masyarakat Indonesia yang berpartisipasi di pelatihan pembelajaran daring dan juaraGCP, yang diharapkan bisa meningkatkan karir dan ambisi mereka.
Untuk menyiapkan tenaga kerja andal dalam komputasi awan, Google mengadakan 150 ribu pelatihan hingga akhir tahun ini. Dari JuaraGCP ke Cloud OnBoards dan beasiswa digital Cloud, Google menyediakan akses gratis ke praktek GCP, sesi pelatihan mandiri, kredit GCP, dan berbagai inisiatif kesiapan karir untuk membantu calon profesional di TI merintis ahli GCP bersertifikasi.
Berikut profil peserta JuaraGCP yang dirangkum Merdeka.com:
Rachmawati Ari Taurisia adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki empat orang anak. Dia bercita-cita ingin berkontribusi memberikan kehidupan terbaik bagi keluarga dengan bekerja.
Berlatar pendidikan diploma 3 Manajemen Informatika AMIK Kartika Yani --kini Universitas Jenderal Achmad Yani, Yogyakarta, dan minat terhadap industri teknologi, Rachma terus meningkatkan keterampilan dan pengetahuan di bidang tersebut untuk membangun karir di bidang teknologi.
Setelah menyelesaikan jenjang pendidikan, Rachma (43) bekerja di industri teknologi dan aktif di berbagai komunitas berbau teknologi.
Namun, Rachma mengalami kecelakaan pada 2017, yang menyebabkannya koma selama enam jam dan gegar otak. Hampir satu tahun bagi Rachma untuk pulih dan beraktivitas kembali. Keadaan ini terpaksa menghentikan karir dan kesempatannya mengikuti perkembangan teknologi.
Ketika masa pemulihan usai, Rachma kembali menemukan semangat untuk mempelajari teknologi dan dia mulai mengenal Google Cloud Platform (GCP).
Dengan motivasi tetap tinggi terhadap teknologi pasca-kecelakaan, Rachma rajin memperdalam pengetahuan tentang GCP. Saat itulah Rachma mengetahui program JuaraGCP yang bisa mengantarnya mempelajari GCP dan machine learning.
Program JuaraGCP
JuaraGCP merupakan program yang dirancang untuk mengajak developers Indonesia menyelesaikan pelatihan tentang komputasi awan di Qwiklabs. Pelatihan ini juga dapat mempersiapkan peserta untuk melanjutkan perjalanan pembelajaran dalam meraih sertifikasi GCP.
“Setelah menyelesaikan masa pemulihan, saya sadar harus membangun kembali karir saya. Meski tidak mengikuti perkembangan teknologi lebih dari setahun, ketertarikan terhadap industri teknologi tidak hilang. Bahkan saya tahu bahwa industri teknologi yang kini mampu bersaing dan bertahan. Saya percaya bahwa keterampilan komputasi awan sangat penting, karena itu saya sangat ingin mempelajari GCP dengan berpartisipasi dalam ketiga sesi JuaraGCP dan kini telah menyelesaikannya,” ujar Rachma dalam rilisnya.
Rachma pertama kali mengenal GCP pada acara Next’19 Cloud Extended yang diselenggarakan oleh GDG Cloud Bandung. Pada acara ini, peserta diperkenalkan dengan Cloud Technology dan Cloud Solutions terbaru serta terkini yang ada pada GCP. Setelah mengikuti acara ini, Rachma memulai perjalanannya belajar GCP, aktif berpartisipasi di kegiatan komunitas, dan mendengar kabar tentang program JuaraGCP dari pemimpin komunitas GDG Cloud Bandung.
“Saya yakin setiap orang memiliki kesempatan sama untuk sukses. Setiap orang bisa belajar. Tidak ada kata terlambat untuk memulai mempelajari hal baru untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan kita. Saya berharap, semangat saya ini juga bisa diikuti oleh setiap generasi, khususnya para perempuan yang sudah cukup dewasa untuk tidak mengenal lelah dan tetap percaya diri dalam mempelajari industri teknologi,” pungkas Rachma.
Data Scientist asal Bukittinggi
©2020 Merdeka.com
Selain Rachma, ada Syaiful Attif Anwar (25) asal Bukittinggi, Sumatera Barat.
Syaiful adalah seorang data scientist asal Bukittinggi yang bekerja di Bizzy Indonesia, platform Supply Chain B2B Terintegrasi untuk Logistics & Distribution. Lulusan Universitas Andalas jurusan ilmu ekonomi ini ingin terus mengembangkan keahliannya.
Berangkat dari rasa ingin tahu besar, dia memutuskan untuk mengikuti pelatihan dari JuaraGCP, sama seperti Rachma di Bandung
“GCP adalah platform cloud pertama yang saya pelajari. Saya semakin paham mengenai teknologi cloud computing. Saat saya menghubungkan apa yang dipelajari dengan pekerjaan, saya merasa tugas harian saya bisa jadi lebih sederhana dan sedikit waktu yang dihabiskan jika saya menggunakan ini. Sekarang, lebih dari sebelumnya, saya merasa siap untuk bersaing dan bekerja menuju langkah karir saya selanjutnya," ungkap Arif.
Arif ikut serta di JuaraGCP secara gratis melalui kredit yang diberikan. Beberapa quest yang sudah diselesaikannya seperti image processing di machine learning, BigQuery untuk data analysis, dan BigQuery untuk data warehousing.
Melalui JuaraGCP, Arif bisa mendapatkan dan mempelajari hal-hal yang tidak dapat disediakan kampusnya.
“Bagi setiap orang yang berkecimpung di bidang teknologi, saya rasa mempelajari layanan cloud computing adalah keharusan. Memahami layanan ini adalah kewajiban dalam skill set mereka. GCP mungkin mengambil tempat itu. Untuk setiap perusahaan teknologi yang menginginkan skalabilitas dan kenyamanan dalam mengembangkan produk/layanan, tentu saja mereka dapat menggunakan layanan cloud computing,” pungkasnya.
(mdk/sya)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meskipun program pelatihannya dilakukan dalam waktu cenderung singkat, program Prakerja telah bantu meningkatkan kompetensi para pesertanya.
Baca SelengkapnyaAyu, salah seorang penerima bantuan, mengaku bersyukur atas bantuan pangan yang diberikan pemerintah.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo meluncurkan program ‘Gratisin’ yakni internet gratis, super cepat, dan merata bagi pelajar
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah tengah gencar memperbaiki birokrasi dan pelayanan optimal kepada masyarakat
Baca SelengkapnyaSampai akhir tahun ini akan ada 19 juta peserta Kartu Prakerja sejak program ini diluncurkan pada tahun 2020.
Baca SelengkapnyaGanjar telah menggulirkan sejumlah program untuk mengatasi masalah krisis air masyarakat.
Baca Selengkapnya45 Hari jelang pemungutan suara, Ganjar yakin 21 Program Andalan jadi senjata.
Baca SelengkapnyaSuharso mengaku masih belum dapat membicarakan lebih jauh terkait sumber dana untuk program makan siang dan susu gratis.
Baca SelengkapnyaCahyo mengungkapkan, program Kartu Prakerja selanjutnya yaitu gelombang 68 akan dibuka pada Jumat (17/5).
Baca Selengkapnya