Facebook Gandeng CSIS Untuk Ketahui Pola Penyebaran Covid-19
Merdeka.com - Raksasa jejaring soial Facebook bekerja sama dengan Center for Strategic and International Studies (CSIS) menggunakan disease prevention map (peta pencegahan penyakit) untuk mendapatkan pola penyebaran dan data akurat tentang pandemi Covid-19.
Peta pencegahan penyakit tersebut dibangun dari program Data for Good milik Facebook.
Kerja sama ini sudah dimulai sejak April 2020. CSIS juga sudah merilis CSIC Commentaries terkait analisis tersebut yaitu bertajuk Pergerakan Orang di Jakarta Saat Pandemi COVID-19: Analisis Data Facebook Disease Prevention pada April.
Juga Pergerakan Penduduk Indonesia selama Krisis COVID-19: Analisis Data Facebook Disease Prevention Map pada bulan ini.
"Peta pencegahan penyakit ini bertujuan memberikan tambahan pemahaman atau data point kepada mitra-mitra Facebook, termasuk akademisi dan organisasi nirlaba. Kami berharap ini bisa meningkatkan efektivitas pencegahan penyakit," kata Manajer Kampanye Kebijakan untuk Facebook di Indonesia, Noudhy Valdryno, melalui Facebook Live yang dikutip Tekno Liputan6.com.
Data for Good sendiri menggunakan berbagai alat teknis untuk membantu para mitra Facebook mengakses dan menggunakan data untuk respons bencana, kesehatan, konektivitas, akses energi, dan pertumbuhan ekonomi. Ryno menegaskan, Facebook sangat menjaga privasi data-data pengguna yang menjadi sampel analisis.
"Data peta pencegahan ini dikumpulkan dari pengguna Facebook yang udah opt-in ke fitur location history. Tidak semua pengguna Facebook, cukup cluster atau diagregrasi supaya data itu tetap akurat. Kami juga sangat menjaga ketat data-data tersebut," jelasnya.
Hasil Analisis
Peneliti CSIS, Edbert Gani, mengungkapkan CSIS terutama fokus pada pergerakan masyarakat selama masa pandemi Covid-19. Data dari pihak Facebook, katanya, sangat berguna untuk memonitor pergerakan tersebut.
"Ada beberapa analisa kunci yang kami lakukan, dan tim CSIS fokus terutama pada pergerakan selama masa pandemi ini. Misalnya di dalam Jakarta sendiri seperti apa, dan yang paling penting pergerakan antar manusia, terutama pengguna Facebook, antar wilayah, dari satu kota ke kota lain," tuturnya.
Selain itu, dari data Facebook juga bisa dilihat radius pergerakan mereka termasuk antar wilayah. Misalnya, pergerakan di dalam wilayah justru meningkat sejak pengumuman pembatasan transportasi pada 24 April, tapi secara radiusnya cukup rendah.
Gani juga mengungkapkan, aktivitas perekonomian atau mobilisasi di Jabodetabek masih tinggi. Berdasarkan data Facebook, pergerakan terjadi antar kota.
"Ada rotasi pergerakan, misalnya yang kerja di Jakarta tapi rumahnya di kota lain," tuturnya.
Gani mengungkapkan, pergerakan masyarakan yang melakukan mudik atau pulang kampung juga bisa dilihat dari data Facebook ini. Namun, CSIS saat ini masih mengujinya.
"Tapi kalau kita liha trennya, pergerakan antar wilayah itu rendah. Namun, itu belum ada konteks kita mengevaluasi kebijakan pemerintah yang merelaksasi imbauan mudik," kata Gani.
"Kuncinya, kita tidak bisa lepas dari kebijakan pemerintah. Karena apa pun kebijakan dari pemerintah, akan memberikan sinyal termasuk kepada masyarakt. Ketika ada kelonggaran atau perubahan, tapi tidak dikomunikasn dengan baik, maka masyarakat bisa berpikir, 'oh berarti kita bisa mudik sekarang'," sambungnya.
Sumber: Liputan6.comReporter: Andina Librianty
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaTahanan digunduli guna pemeriksaan identitas, badan atau kondisi fisik dan menjaga atau memelihara kesehatan serta mengidentifikasi penyakit.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Beberapa kegiatan keseharian Febriy yang diunggah di akun medsosnya sering menjadi viral hingga dibanjiri beragam pujian dari publik.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaJenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaAksi seorang pria 'mandi beras' sambil berguling-guling di tumpukan beras sambil bertelanjang dada viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaPengunggah menceritakan, setelah anastesi (bius), pasien mengalami henti jantung.
Baca Selengkapnya