EDGE DC Mulai Bangun Data Center Baru Berkapasitas 23 MW
Merdeka.com - EDGE DC, anak perusahaan penyedia layanan jaringan Indonet, mengumumkan dimulainya pembangunan data center berkapasitas 23 MW bernama EDGE2 di pusat kota Jakarta setelah tahun lalu meluncurkan EDGE1.
CEO EDGE DC Stephanus Oscar menyebutkan, fasilitas baru itu akan menawarkan hingga 3.430 kabinet dan beban IT sebesar 23 MW untuk memenuhi kebutuhan terhadap aplikasi-aplikasi dengan densitas tinggi dan daya besar dari penerapan hyperscale berbasis cloud, jaringan lokal dan internasional, serta para penyedia jasa keuangan.
Menurut Oscar, pertumbuhan ekonomi digital dan penggunaan data di Indonesia akan mendorong peningkatan kebutuhan penerapan latensi rendah sehingga memerlukan IT workloads yang berada dekat dengan penggunanya. Alasan inilah yang mendasari pemilihan Jakarta sebagai lokasi data center.
Berdasarkan data Structure Research, pasar colocation di Jakarta diperkirakan akan tumbuh mencapai USD 938 juta pada 2027, di mana colocation hyperscale mencapai 72% dari keseluruhan, dengan pertumbuhan rata-rata tahunan (CAGR) sebesar 34% dalam kurun waktu 5 tahun.
"Pasar data center Indonesia terus meningkat karena adanya permintaan yang tinggi dari penyedia layanan cloud hyperscale global, yang dipicu oleh pengadopsian Internet yang pesat dan meningkatnya penggunaan layanan digital selama COVID-19," jelas Oscar dalam pertemuan virtual dengan media, Kamis (8/9).
Dari sisi keamanan data, Oscar mengklaim EDGE DC sudah tersertifikasi sejumlah standar keamanan internasional, salah satunya ISO 27001. Selain itu, melihat adanya perhatian lebih pelanggannya terhadap lingkungan yang berkelanjutan, data center baru ini menerapkan prinsip green design untuk mengurangi emisi karbon dan mencapai Power Usage Effectiveness (PUE) 1.27 dengan teknologi liquid cooling StatePoint Nortek sehingga lebih hemat energi.
Dengan teknologi-teknologi tersebut, Oscar mengungkap bahwa investasi untuk pembangunan data center ini sesuai dengan rata-rata market mencapai 8-9 juta dolar per megawatt. Ia pun optimis dengan pembangunan ini meskipun ada banyak perusahaan kompetitornya di Indonesia.
"Kami mempunyai value yang sangat unik karena membangun di kota Jakarta, sedangkan data center lain berada di luar Jakarta. Selain itu kita juga dinaungi Indonet," ujar Oscar.
Kata dia, pengguna EDGE DC terbanyak berasal dari sektor industri penyedia layanan jaringan. Oscar menambahkan, saat ini pembangunan data center masih fokus di Jakarta, tetapi ke depan EDGE DC akan mulai melirik wilayah tier 1 dan tier 2.
Reporter: Dinda Khansa Berlian
(mdk/faz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data Center EDGE DC 2 punya kapasitas 23 MW. Berikut duit yang harus dikucurkan sebagai investasi.
Baca SelengkapnyaKeberadaan Data Center ISC-MPR memiliki lokasi yang sangat strategis, berada sangat dengan dengan pusat interkoneksi internet domestik.
Baca SelengkapnyaTransaksi ini menegaskan komitmen bersama dalam memberdayakan Indonesia melalui kemajuan teknologi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Satelit Merah Putih 2 ini akan menjadi tolak ukur perkembangan digitalisasi Indonesia.
Baca SelengkapnyaDi tahun 2023, Digiserve terus memacu pertumbuhan bisnis melalui terobosan produk dan layanan terbaik bagi para pelanggan.
Baca SelengkapnyaTelkom dan Huawei Jalin Kerja Sama strategis B2B, Data Center, dan Cloud, serta percepatan pembangunan keahlian TelkomGroup.
Baca SelengkapnyaTaiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) memutuskan untuk membangun pabrik di negara ini.
Baca SelengkapnyaDigiTiket dari Indibiz tawarkan kemudahan pencatatan data dan sistem tiket.
Baca SelengkapnyaJaringan backbone Gorontalo – Palu yang menghubungkan dua provinsi di Sulawesi ini mulai dibangun pada tahun 2023.
Baca Selengkapnya