Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

AS, Nikaragua dan Suriah tolak perjanjian perubahan iklim, mengapa?

AS, Nikaragua dan Suriah tolak perjanjian perubahan iklim, mengapa? Donald Trump pemanasan global. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Amerika Serikat lewat sang Presiden, Donald Trump, baru saja mengejutkan dunia karena keluar dari perjanjian Paris. Perjanjian Paris sendiri adalah perjanjian di 2015 yang diikuti hampir 200 negara untuk melawan pemanasan global dengan mereduksi emisi karbon.

Dengan ini, hanya ada 3 negara di dunia yang tidak ikut menyetujui Perjanjian Paris: Amerika Serikat, Suriah, dan Nikaragua. Apa alasannya? Berikut penjelasannya.

Amerika Serikat

Di 2015, Amerika Serikat lewat sang Presiden Barack Obama ikut menandatangani perjanjian Paris. Selang hampir dua tahun, Donald Trump menyatakan mundur dari deklarasi melawan perubahan iklim tersebut.

Hal ini dikarenakan Trump menganggap perjanjian tersebut merugikan Amerika Serikat. Ini terkait banyaknya pekerjaan yang hilang karena sumber energi konvensional mulai ditinggalkan. Tentu saja, pekerjaan di tambang-tambang sumber energi konvensional telah hilang karena tujuan ini.

Selain itu, kini teknologi pun sudah bergerak menggunakan energi yang dapat diperbarui seperti solar dan angin.

Hal ini merupakan salah satu strategi Trump untuk membawa kembali lapangan pekerjaan di sumber energi konvensional seperti batu bara. Faktanya, Trump merupakan kandidat presiden yang terpilih karena janjinya soal membawa lapangan pekerjaan 'kembali' ke AS.

Hal ini sontak membuat Trump dihujani kritik dari berbagai penjuru, terutama pelaku teknologi. Seperti Elon Musk, sang CEO Tesla yang menyatakan mundur dari posisi penasehat Presiden soal ekonomi, serta CEO Apple Tim Cook, yang rela menelepon Gedung Putih untuk mencoba bernegosiasi soal ini namun tak tak digubris Trump.

Suriah

Tentu sudah cukup jelas mengapa Suriah tidak ikut menandatangani Perjanjian Paris. Suriah yang luluh lantak oleh perang sipil sejak 2011, tentu sangat sulit bagi kepala negara Suriah untuk melakukan perjalanan ke luar negeri.

Oleh karena itu, masalah perubahan iklim rasanya tidak lebih 'darurat' bagi Suriah ketimbang masalah perang.

Meski demikian, Suriah adalah salah satu negara yang menyumbang benih untuk disimpan di Kubah Besi Raksasa Svalbard, sebuah bunker tempat menyimpan bibit dan biji-bijian tumbuhan secara global. Tempat ini mencegah adanya bencana botani, sehingga produksi pangan pun akan terjaga. Jadi sebenarnya Suriah tidak bisa dibilang tidak mendukung perlawanan terhadap perubahan iklim.

Nikaragua

Sebuah negara di Amerika tengah ini membuat masyarakat dunia bertanya-tanya, mengapa tidak ikut melawan perubahan iklim dan apa signifikansinya?

Nikaragua ternyata sengaja menolak perjanjian ini karena perjanjiannya yang mereka anggap tak adil. Bagi Nikaragua, aturan soal emisi tidak cukup ketat kepada negara-negara besar yang kontribusi emisi globalnya tinggi.

Utusan utama Nikaragua untuk perjanjian Paris, Paul Oquist, menyebut Perjanjian Paris sebagai "jalan menuju kegagalan". Hal ini karena para pembuat polusi yang terbanyak dianggap tak seberapa ketat aturannya.

"Kami tidak ingin menjadi 'kaki-tangan' untuk membawa dunia lebih dingin 3 atau 4 derajat namun harus dibayar dengan kematian dan kerusakan," ungkap Paul. "Ini bukan soal ingin menjadi pembuat onar, namun ini soal bagaimana negara berkembang bisa bertahan," tutupnya.

Hal tersebut diikuti dengan statistik bahwa 10 negara penghasil polusi karbon, merupakan penyumbang 72 persen emisi karbon di dunia. Sementara 100 negara penghasil emisi global terkecil, hanya menyumbang 3 persen. Nikaragua sendiri hanya menyumbang emisi global sebanyak 0,03 persen, yang mana tidak terlalu signifikan memang.

Bisa disimpulkan tidak setujunya Nikaragua akan Perjanjian paris sebenarnya merupakan bentuk 'protes' karena negara dengan polusi besar diperlakukan tidak lebih ketat ketimbang negara yang polusinya tak signifikan.

Ironisnya, Nikaragua sendiri merupakan salah satu negara yang paling rentan kena dampak perubahan iklim. Dari daftar Global Climate Risk Index 2017, Nikaragua berada di peringkat ke empat, di bawah Honduras, Myanmar dan Haiti.

Antara 1996 hingga 2015 saja, Nikaragua sudah dihantam 44 bencana alam seperti banjir, kekeringan dan kebakaran hutan.

(mdk/idc)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
9 Negara yang Memiliki Air Terjun Tertinggi di Dunia
9 Negara yang Memiliki Air Terjun Tertinggi di Dunia

Air terjun merupakan bentuk keajaiban dan keindahan alam yang patut untuk dilihat. Yuk, simak daftar air terjun tertinggi di dunia!

Baca Selengkapnya
Perubahan Iklim Ancam Penduduk Dunia, Pemerintah Antisipasi dengan Menanam Pohon & Perbaiki Lingkungan
Perubahan Iklim Ancam Penduduk Dunia, Pemerintah Antisipasi dengan Menanam Pohon & Perbaiki Lingkungan

Aksi yang melibatkan beberapa unsur masyarakat itu merupakan langkah nyata untuk menuju Indonesia Maju.

Baca Selengkapnya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Indonesia Butuh Suntikan Modal Asing untuk Percepatan Transisi Energi Baru dan Terbarukan
Indonesia Butuh Suntikan Modal Asing untuk Percepatan Transisi Energi Baru dan Terbarukan

Dampak perubahan iklim global tidak hanya dirasakan oleh Indonesia, melainkan juga seluruh negara di dunia.

Baca Selengkapnya
Menteri LHK Beberkan Kemajuan Indonesia Atasi Perubahan Iklim
Menteri LHK Beberkan Kemajuan Indonesia Atasi Perubahan Iklim

Indonesia lebih awal menginisasi beberapa aksi pengendalian perubahan iklim.

Baca Selengkapnya
Potret Arab Saudi Bak Eropa, Dulu Terkenal Panas Minta Ampun Sekarang Turun Salju Suhunya Sampai Minus
Potret Arab Saudi Bak Eropa, Dulu Terkenal Panas Minta Ampun Sekarang Turun Salju Suhunya Sampai Minus

Jika biasanya dalam kurun waktu yang pendek, kali ini salju dengan cuaca dingin justru bertahan cukup lama di Arab Saudi.

Baca Selengkapnya
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,

Baca Selengkapnya
Sejarah 14 Agustus 1914: Pecahnya Pertempuran Lorraine pada Perang Dunia 1
Sejarah 14 Agustus 1914: Pecahnya Pertempuran Lorraine pada Perang Dunia 1

Prancis yang tidak terima karena wilayahnya direbut berusaha untuk melancarkan serangan. Pihak Jerman pun bersiap, hingga akhirnya pertempuran pun pecah.

Baca Selengkapnya
Menelusuri Jejak Kerajaan Aru, Penguasa Perairan di Sumatra Terkenal dengan Negeri Perompak
Menelusuri Jejak Kerajaan Aru, Penguasa Perairan di Sumatra Terkenal dengan Negeri Perompak

Kerajaan ini memiliki kekayaan alam dan tanah yang subur serta dikenal sebagai penguasa perairan di bagian utara Selat Malaka.

Baca Selengkapnya