Merdeka.com - Tidur adalah hal yang paling penting dalam hidup. Setiap manusia pasti membutuhkan tidur, tapi manusia tak pernah mengaturnya.
Badan yang secara otomatis mengatur waktu kapan badan kita butuh istirahat. Dari sini saja, hal yang paling jelas adalah tidur adalah hal baik untuk tubuh, dan sebaliknya, kurang tidur sangat tidak baik untuk tubuh, karena kita melawan tubuh kita untuk melakukan istirahat.
Para ilmuwan juga terus mengembangkan banyak sekali aspek tentang tidur. Beberapa penemuan kecil tentang tidur ditemukan dan membuat tidur jadi hal yang bisa dimaksimalkan demi kesehatan kita di jangka pendek maupun panjang.
Berikut beberapa penemuan tentang tidur yang wajib diterapkan di kehidupan sehari-hari, terutama di tengah kebijakan work from home yang muncul karena adanya pandemi corona ini.
Jika Anda merasa kalau mulai bekerja jam 9 itu masih kurang siang, ternyata sains setuju dengan Anda.
Faktanya, penelitian telah dilakukan dan waktu paling efisien untuk memulai bekerja adalah pukul 10.00 pagi, untuk menghindari kurangnya istirahat. Hal ini dikemukakan oleh Paul Kelley, seorang peneliti dari Sleep and Circadian Neuroscience Institute di Oxford University.
Hal ini dikarenakan, sebelum manusia menginjak umur 55, 'circadian rhythm' manusia, atau pola bangun dan tidur dalam 24 jam, itu tidak sesuai dengan jadwal kantor, yakni jam 9 hingga jam 5. Hal ini berpotensi menjadi ancaman untuk kesehatan mental.
Penelitian yang ditemukan oleh Kelley menemukan bahwa anak umur 10 tahun tak akan fokus untuk menerima pelajaran di sekolah sebelum pukul 8.30. Menginjak umur 16, mereka akan lebih butuh banyak istirahat dan tak akan fokus sebelum pukul 10.
Hal ini juga berlaku di perkantoran, di mana jika kantor menerapkan pegawainya untuk datang lebih pagi, hasil pekerjaan mereka akan turun kualitasnya, sekaligus memberi simpanan penyakit kepada sang pegawai.
"Hal ini sangat merusak sistem tubuh karena sistem tubuh kita dipengaruhi oleh istirahat," ungkap Kelley. "Jantung dan hati mempunyai pola yang berbeda, dan dengan ini kita memaksanya untuk bekerja 2 atau 3 jam lebih cepat," imbuhnya.
Advertisement
Bekerja di malam hari atau 'begadang' hingga matahari muncul, dapat merusak siklus tidur. Sayangnya, hal ini memang tak bisa dihindari. Namun ternyata otak bisa mengatur hal ini dan 'memaksa' kita untuk tidur dan bangun di saat yang tak seharusnya kita bangun.
Peneliti di Vanderbilt University menemukan cara untuk mengontrol pola tidur di otak, dengan sebuah 'tombol reset' yang ada di otak. Menggunakan tikus sebagai objek penelitian, para ilmuwan menemukan bahwa dengan merangsang atau menekan saraf suprachiasmatic nucleus yang ada di otak, mereka dapat mengubah kapan waktu tikus bangun maupun tidur.
Dengan kata lain, para peneliti secara efektif dapat mengatur jam biologis dari pola tidur tikus, tanpa mengubah apapun dari lingkungan luarnya.
Meski teknik ini masih belum siap untuk diterapkan di manusia, otak manusia sudah secara alami beradaptasi untuk mengetahui jam-jam tidur manusia. Otak bisa beradaptasi dengan perlakuan bagaimana yang paling efektif untuk jam istirahat tubuh kita. Jadi meski bekerja di jam larut, kita tetap bisa istirahat di jam pagi dan tidak kehilangan apapun.
Semenjak smartphone jadi sesuatu yang tidak bisa lepas dari hidup manusia, berbagai studi terus menemukan betapa bahayanya untuk menatap layar smartphone sebelum tidur terhadap kesehatan manusia. Namun hal yang paling mengerikan dari semua penemuan tersebut, adalah fakta di mana hampir setiap orang tidur bersama smartphone mereka.
Sebuah survei di Amerika Serikat yang dihelat oleh Bank of America untuk mengetahui pola konsumen mereka dalam menggunakan smartphone, menemukan bahwa 71 persen orang dewasa tidur bersama smartphone di samping mereka, bahkan 3 persen dari mereka tidur sambil memegang smartphone.
35 persen dari mereka juga mengatakan bahwa smartphone adalah hal pertama yang mereka raih ketika bangun tidur, bahkan sebelum air putih maupun sikat gigi.
Hal ini menunjukkan bahwa makin parah penemuan smartphone dalam merusak kesehatan, namun manusia justru makin 'kecanduan.' Sebuah penelitian dari Brigham and Women's Hospital di Boston, Amerika Serikat, menemukan bahwa smartphone tak hanya merusak pola tidur di hari ini, namun juga keesokan harinya. Hal ini disebabkan oleh cahaya di layar smartphone yang menekan level melatonin, hormon yang mengatur pola tidur manusia.
Advertisement
Setelah menganalisis data dari 850.000 partisipan yang menggunakan alat kesehatan Jawbone UP fitness trackers, para peneliti yang bekerjasama dengan produsen alat kesehatan Jawbone, menemukan bahwa pengguna yang secara konsisten tidur sebelum jam 11 malam, memakan makanan yang lebih sehat dibandingkan dengan yang hobi begadang, yakni tidur antara jam 11 hingga jam 3 pagi.
Studi ini juga menemukan bahwa makin malam kita tidur, makin banyak kalori yang dikonsumsi keesokan harinya.
"Jika Anda tidur sejam lebih awal, dan melakukan hal itu secara konsisten selama setahun, Anda akan turun berat badan sebanyak 2 hingga 3 kilogram tanpa mengubah aktivitas," ungkap Dr. Kristin Aschbacher, ilmuwan dari Jawbone.
Hasil ini Senada dengan penelitian lain yang meneliti hubungan antara pola tidur dan pola makan. Sebuah studi yang dipublikasikan di The American Journal of Clinical Nutrition, menemukan bahwa seseorang yang punya waktu tidur lebih banyak, cenderung makan makanan yang lebih sedikit lemak.
Studi dari University of California juga menemukan bahwa remaja yang kurang tidur, berat badannya akan naik dalam jangka waktu 5 tahun.
Sebuah studi tentang tidur yang dilakukan oleh peneliti asal Swedia, menemukan bahwa hanya butuh satu malam dengan kualitas tidur yang buruk untuk mengubah gen yang mengatur jam biologis tubuh, atau 'clock genes.'
Sebuah analisa dari sampel yang diambil dari 15 orang pria, menemukan bahwa satu malam tanpa tidur mengubah fungsi dan aktivitas dari gen tersebut. Para peneliti juga menemukan bahwa kurang tidur juga mengubah proses bagaimana informasi masuk ke gen ini, yang dapat mengubah kegunaan dari gen ini seterusnya.
Kepala dari penelitian ini, Dr. Jonathan Cedernaes, menyatakan bahwa hal ini cukup mengejutkan. Pasalnya meski perubahan gen selalu akan terjadi dalam waktu lama, gen bisa berubah seketika menjadi lebih buruk hanya dengan tidak tidur semalaman.
Ini menandakan bahwa tidur adalah sebuah prioritas, dan jika kita abaikan, kesehatan jangka panjang adalah korbannya. [idc]
Baca juga:
Ahli Sebut Ada Kemungkinan Virus Corona Berasal dari Alam, Ini Penjelasannya
Pertama Kali Dalam Sejarah, 17 Ribu Karyawan NASA Kerja Dari Rumah
Ilmuwan Cari 'Pasien Nol' Covid-19, Kasus Pertama Muncul 17 November 2019
Bill Gates Pernah Prediksi Bahwa Pandemi Adalah Ancaman Umat Manusia
Astronom Temukan Oksigen Molekular di Luar Galaksi Bima Sakti
Misi Peluncuran Robot Mars oleh Eropa dan Rusia Tertunda Hingga 2022
NASA Temukan Asteroid Berkecepatan Tinggi yang Mengarah ke Bumi, Bahaya?
Advertisement
Era Metaverse, Talenta Digital Menjadi Kebutuhan
Sekitar 19 Jam yang laluApa itu VPN dan Bagaimana Cara Menggunakannya?
Sekitar 22 Jam yang lalu3 Kelebihan Membrane Keyboard untuk Pengetikan Sehari-Hari
Sekitar 1 Hari yang laluRealme Bakal Hadirkan Smart TV Stick dan Buds Q2s
Sekitar 1 Hari yang laluDisney Plus Bakal Sematkan Iklan Setiap Jam
Sekitar 2 Hari yang laluStartup Asia Tenggara Mau Ekspansi ke Korsel? Begini Caranya!
Sekitar 2 Hari yang laluMenkominfo: Indonesia Tak Ketinggalan soal Metaverse
Sekitar 2 Hari yang laluEast Ventures Kucurkan Investasi Awal ke MySkill
Sekitar 2 Hari yang laluGandeng Kredivo, Telkomsel Kembangkan PayLater
Sekitar 2 Hari yang lalu4 Jenis Thermal Paste dan Karakteristiknya, Jadi Senjata Performa Maksimal Laptop
Sekitar 3 Hari yang lalu3 Tanda Laptop Kesayanganmu Perlu Mengganti Thermal Paste, Bikin Performa Jadi Ngebut
Sekitar 3 Hari yang laluGara-gara Pendapatan Anjlok, Netflix PHK Karyawan
Sekitar 3 Hari yang lalu5 Keunggulan Lampu LED Daripada Lampu Biasa Untuk Rumah Anda
Sekitar 3 Hari yang lalu30 Persen Perempuan di XL Axiata Jabat Posisi Penting
Sekitar 3 Hari yang laluLarangan Sudah Dicabut, Pengusaha Akui Masih Sulit Ekspor CPO dan Minyak Goreng
Sekitar 13 Jam yang laluMinyak Goreng Curah di Cirebon Melimpah, Harga per Liter Rp14.500
Sekitar 1 Hari yang laluJokowi Tinjau Harga Minyak Goreng dan Bagikan BLT di Pasar Muntilan
Sekitar 1 Hari yang laluPresiden Jokowi Cek Harga Minyak Goreng Curah di Pasar Muntilan
Sekitar 1 Hari yang laluJokowi Soal Harga BBM: Subsidi APBN Gede Sekali, Tahan Sampai Kapan?
Sekitar 1 Hari yang laluDemo di Patung Kuda, Buruh dan Mahasiswa Bawa Empat Tuntutan Ini
Sekitar 1 Hari yang laluAlternatif Cara Tahan Kenaikan Harga Pertalite dkk Tanpa Tambah Utang
Sekitar 1 Hari yang laluLangkah Pemerintah Batalkan Rencana Kenaikan Harga BBM Hingga Tarif Listrik Tepat
Sekitar 1 Hari yang laluKritik Rusia, Eks Presiden AS George W Bush Keceplosan Sebut Invasi ke Irak Brutal
Sekitar 2 Hari yang laluPermintaan Ambulans untuk Ukraina Meningkat di Tengah Invasi Rusia
Sekitar 2 Hari yang laluPengamat Militer Rusia Punya Pandangan Mengejutkan tentang Perang di Ukraina
Sekitar 3 Hari yang laluSri Mulyani: Tiap Negara Punya Strategi Hadapi Kenaikan Harga Energi dan Pangan
Sekitar 3 Hari yang laluMenteri PPPA Harap Acara Daerah jadi Ajang Memajukan UMKM Perempuan Terdampak Covid
Sekitar 6 Jam yang laluEpidemiolog Pandu Riono Dorong Pemerintah Menyudahi PPKM
Sekitar 6 Jam yang laluSiang Kerja, Warga Bangka Selatan Babel Minta Petugas Gelar Vaksinasi Malam Hari
Sekitar 7 Jam yang laluPeningkatan Mobilitas Masyarakat Saat Mudik Dorong Pemulihan Ekonomi
Sekitar 2 Hari yang laluLapor Jokowi, Menko PMK Sampaikan Kasus Kecelakaan Mudik 2022 Turun 11%
Sekitar 3 Hari yang laluPer 10 Mei, KAI Tolak Berangkatkan 707 Penumpang Terkait Covid-19
Sekitar 1 Minggu yang laluFrekuensi Belanja Masyarakat Meningkat Tajam di Ramadan 2022
Sekitar 1 Minggu yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami