"Mereka bukan warga Kampung Pulo, tapi kaburnya ke permukiman. Tawuran anak sekolah di sini sudah beberapa kali terjadi. Dalam bulan ini saja sudah yang kedua kalinya," ujar Lilis.

Tawuran kembali marak terjadi di Kota Depok.

Tawuran antarpelajar di Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul memakan korban jiwa. Seorang pelajar berinisial MKA (18) tewas akibat luka di bagian dada. Kapolres Bantul AKBP Ikhsan mengatakan, dua geng pelajar bernama Stepiro dan Sase ini melakukan tawuran pada 29 September yang lalu.

Buntut tewasnya RMP (18), siswa SMA usai terlibat tawuran pelajar di Jalan Palupuh Raya, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor Rabu (6/10) lalu mendapat respon Ketua Komisi IV DPRD Kota Bogor Said Muhammad Mohan. Menurutnya ada keterlibatan dari para alumni yang sudah lulus sekolah untuk menggelar aksi tawuran tersebut

Sejumlah pelajar terlibat tawuran di Jalan Kecemek-Jarong, Kecamatan Cilamaya Kulon, Karawang dalam beberapa hari terakhir. Dua orang terluka parah dan delapan remaja diamankan polisi akibat peristiwa yang terjadi di masa pembelajaran tatap muka (PTM) itu.

Satgas Pelajar menerima laporan dari patwal ambulans yang melihat adanya gerombolan pelajar di sekitaran Bondongan, Bogor Selatan, yang diduga akan tawuran. Kemudian, enam personel Satgas Pelajar Kota Bogor, langsung mengarah ke Bondongan untuk melakukan penyergapan.

Ke-13 pelajar itu sebelumnya ditahan karena diduga akan melakukan aksi tawuran saat ditangkap petugas di Lapangan Babulminan, Joglo, Kembangan, Jakarta Barat, Sabtu (18/9) pukul 02.25 WIB.

Kata dia, setelah mendapat laporan dari warga, anggota Polsek Cileungsi langsung mendatangi lokasi yang sudah disepakati untuk tawuran.

Dia memaparkan Afrizal merupakan alumni SMK 4 ini mengaku emosi ketika mengetahui sekolahnya hendak diserbu oleh siswa SMK 3. Mengetahui kejadian itu, pelaku langsung mendatangi lokasi tawuran dengan membawa senjata tajam klewang.

Enam pelaku tawuran saat ini sudah diamankan pihak kepolisian untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Dari hasil pemeriksaan, pelajar ini mengaku selepas pulang mengikuti PTM di sekolah, berkumpul dan nongkrong ke wilayah Tangerang.

Wijonarko mengatakan, penangkapan terhadap puluhan pelajar tersebut bermula ketika petugas melihat mereka menghentikan bus yang melintas di flyover Kranji, Bekasi Barat. Karena cukup mencurigakan, petugas melakukan pengejaran sampai berhasil dihentikan.

Sementara korban yang diketahui seorang pria itu sudah tidak sadarkan diri terkapar di bahu jalan dengan bercak darah yang menetes di jalan.

Korban mengalami luka di betis dan tangan akibat serangan RE dan kelompoknya sembilan orang. Dia kini sudah berangsur pulih.

Saksi mata Roni (40), menerangkan Dalam peristiwa tersebut salah satu pelajar terkena sabetan senjata tajam hingga pergelangan kiri putus. Kedua kelompok pelajar itu bubar menggunakan motor setelah melihat ada korban.

Sebagai efek jera meski mayoritas anak di bawah umur, kepolisian tetap memproses kasus ini ke perundang-undangan yang berlaku. Dia tak ingin kejadian serupa terulang lagi, apalagi hanya gara-gara main sepakbola.

Dikatakan Dadang, tawuran bermula ketika korban bersama temannya dari SMP Negeri 1 Jatisari berjumlah sepuluhan orang sedang berada di lokasi kejadian. Ketika sedang berjalan kaki, ada kelompok pelajar lainnya, kemudian melakukan penyerangan hingga tawuran pun terjadi.

Belasan siswa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Cianjur, Jawa Barat, ditahan jajaran Polres Cianjur. Mereka ditangkap karena kedapatan membawa berbagai senjata tajam di dalam tasnya yang diduga akan dipakai untuk tawuran dengan siswa lain.