Tanggal 25 Juni pada Kamis kemarin ditandai sebagai peringatan 70 tahun Perang Korea, konflik yang belum ada ujungnya sampai saat ini. Perang Korea Utara-Korea Selatan mulai pecah pada 25 Juni 1950 dan terhenti, hanya karena gencatan senjata pada 1953.

Dulu sebut bodoh, kini Duterte idolakan Kim Jong-un. Duterte merupakan orang paling vokal mengkritik Kim atas ambisi program nuklirnya. Bahkan pada April lalu, Duterte mengeluarkan kecaman keras terhadap Kim dengan cara mempertanyakan kewarasannya.

Kim Chung-seong meninggalkan Korea Utara sejak 2004 dan memilih hidup di Korea Selatan.

Pengerahan jet F-22 Raptor ini juga dilakukan sebagai bentuk dukungan kepada Korsel di tengah intensifnya ancaman Korut.

Menurut Angkatan Laut Korsel, serpihan tersebut ditemukan di Laut Kuning, sekitar 105 km dari Pulau Ochung.

Korea Utara memperketat patroli garis perbatasan setelah beberapa negara termasuk AS mengecam atas peluncuran roket.

Pesawat B-52 Stratofortress dikawal jet F-15K milik Korsel dan jet F-16 milik AS saat unjuk kekuatan.

Tangis haru dan sedih pun terlihat mengucur 'deras' saat perpisahan.

Ternyata Ketum PDIP ini akrab dengan Korut maupun Korsel. Dua kali makan malam dengan mendiang Kim Jong-il

Pelanggaran HAM berat saat ini masih terjadi di Korea Utara.

Pertempuran Korea Selatan dan Korea Utara yang berlangsung sejak 1950-1953 ini diperagakan kembali dalam teatrikal.

Acara pada 20-26 Oktober melibatkan 100 keluarga korban perang saudara 1950-an itu untuk redakan ketegangan

Walau memuji sikap Korsel, pemimpin Korut ini menilai tetangganya mau berdamai karena dia punya nuklir

Delegasi kedua negara akhirnya resmi meredakan ketegangan dengan beberapa kesepakatan.

Sebelumnya, Korsel juga mengerahkan ribuan pasukan militernya setelah Kim Jong-un menyatakan bersiaga perang.

Dua pos militer dua Korea ini terlihat sunyi setelah Kim Jong un mengirim tentara bersiaga di perbatasan.