Hingga saat ini, polisi belum menetapkan tersangka dalam peristiwa yang menewaskan dua orang itu.

Terkait beredarnya kabar bus wisata tersebut berjalan karena dimainkan anak kecil, pihaknya belum bisa memastikan kebenarannya.

Kahoy Amirudin, warga Kampung Kayu Gede, Kelurahan Pakujaya, Kecamatan Serpong Utara masih terkulai di atas ranjang RSU Tangerang Selatan. Dalam kondisi luka di bagian kepala dan badan, pria ini menceritakan pengalamannya saat berada dalam bus yang tercebur ke sungai di kawasan objek wisata Guci, Tegal, Minggu (7/5).

Dia menuturkan 11 orang yang saat ini telah dalam pengobatan dan perawatan RSU Tangsel, dalam kondisi sadar. Namun, beberapa mayoritas diantaranya mengalami patah tulang.

Sementara dua korban lainnya masih menjalani rawat inap di Rumah Sakit Dokter Susilo di Tegal, Jawa Tengah.

Kapolres Tegal AKBP Mochmmad Sajarod Zakun mengatakan, belum dievakuasinya bus tersebut karena adanya kendala cuaca. Apalagi, pihaknya lebih fokus terhadap keselamatan korban.

Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan yang menyambut kepulangan jenazah dan rombongan peziarah yang selamat menyampaikan rasa bela sungkawanya atas cobaan yang dialami para warga.

Direktur Lalu Lintas Polda Jateng Kombes Pol Agus Suryo Nugroho menyebut, bus wisata itu sebenarnya sedang parkir dalam kondisi mesin dipanaskan oleh sopir. Rencana rombongan tersebut membawa wisatawan hendak pulang ke Tangerang Selatan.

Dis menerangkan para korban yang berada di dalam bus pariwisata itu adalah peziarah dari jemaah majelis taklim, Masjid Baitul Hanif, Paku Jaya, Serpong Utara. Atas kejadian itu, dirinya mengajak kepada seluruh warga Tangerang Selatan agar mendoakan proses evakuasi berjalan lancar.

Anak bungsu korban, Dila, menerangkan ayahnya berpamitan pergi berziarah tujuan Cirebon.

Sehingga, berdasarkan data sementara untuk luka berat saat ini hanya tersisa satu orang saja dan 35 orang lainnya yakni mengalami luka ringan.

Bus pariwisata terperosok ke sungai di kawasan wisata Guci, Tegal, Jawa Tengah.