Warga di Tapsel Dilanda Banjir Nekat Tak Mengungsi, Ini Alasannya
Merdeka.com - Hujan deras dengan intensitas tinggi membuat Sungai Batang Toru di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatra Utara (Sumut) meluap dan merendam sejumlah desa di daerah tersebut. Desa yang saat ini terendam banjir di antaranya Desa Simataniari, Dusun Dua Muara Pardomuan, Dusun Tiga Setia Baru, Desa Rianiate, di Kelurahan Rianiate, Kecamatan Angkola Sangkunur.
Di Lingkungan I, Kelurahan Rianiate, diperkirakan ada 90 kepala keluarga (KK) yang saat ini rumahnya terendam banjir. Sementara di Dusun Dua Muara Pardomuan, Dusun Tiga Setia Baru dan Desa Rianiate, total ada sekitar 150 KK yang juga terdampak banjir.
Banjir ini melanda sejumlah daerah tersebut sejak Kamis (16/12) dan hingga Jumat (17/12) banjir belum juga surut. Bahkan ketinggian air semakin naik karena hujan yang turun terus menerus.
Sejumlah warga yang terdampak dikabarkan ada sebagian yang mengungsi ke lokasi yang lebih aman. Namun sebagian besar warga masih memilih untuk bertahan di rumah mereka.
"Warga yang mengungsi khusus RT 1, Lingkungan I, Kelurahan Rianiate, Kecamatan Angkola Sangkunur. Diperkirakan ada 90 kepala keluarga. Sebagaian besar masih bertahan, walau sebagian ada mengungsi ke rumah-rumah famili/tetangga yang aman," kata salah satu warga, Jalal Nasution pada Jumat (17/12).
Melansir dari ANTARA, berikut informasi selengkapnya.
Aktivitas Warga Berjalan seperti Biasa
Jalal mengatakan, saat ini aktivitas warga di wilayahnya masih berjalan seperti biasa. Sebagian warga sibuk menyelamatkan barang-barang agar tidak terendam. Bahkan, anak-anak sekolah masi mengikuti proses belajar mengajar.
Untuk istirahat tidur dan aktivitas memasak, warga masih melakukan di rumah masing-masing. Namun aktivitas di kebun sedikit terganggu karena banyak dari kebun warga yang terendam banjir.
Namun, untuk aktivitas di SD Negeri 101306 dan SMP Negeri 2 di Desa Simataniari sementara ini ditiadakan akibat sekolah yang terendam air. Ditambah dengan kondisi cuaca yang masih turun hujan sejak dua hari terakhir.
Warga Tinggikan Bangunan Rumah
Jalal mengaku, saking seringnya banjir, warga sudah terbiasa dengan banjir yang hampir setiap tahun melanda wilayah tersebut. Daerah itu memang selalu mendapatkan banjir kiriman dari hulu Sungai Batang Toru. "Kami sudah terbiasa dengan menghadapi banjir, dan hampir setiap tahun berlangsung. Bila Sungai Batang Toru meluap/ada banjir kiriman di hulu Batang Toru, Rianiate selalu terimbas banjir," ungkapnya. Warga pun masih banyak yang enggan mengungsi lantaran banyak dari warga yang meninggikan bangunan rumahnya, agar ketika air naik masih bisa menjadi tempat bernaung. "Warga pintar dan nekat. Karena sudah memodifikasi tempat tidur dan tempat memasak yang posisinya tinggi, bilamana banjir masih bisa bertahan hidup dalam rumah," kata Kepala Desa Simataniari, Habibullah Harahap. Saat ini warga masih enggan meninggalkan rumah mereka, kecuali kondisi semakin mengancam. Sebagian warga bahkan beraktivitas menggunakan perahu sampan untuk keluar/masuk rumah.
(mdk/far)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga yang menjadi korban tersebut adalah Suparman, warga Kesamben, Blitar, Jawa Timur
Baca SelengkapnyaArus sungai yang deras akibat hujan membuat beberapa jembatan runtuh sehingga akses jalan bagi warga terputus
Baca SelengkapnyaWarga yang rumahnya terseret arus sungai sampai saat ini masih mengungsi di rumah ibadah di Desa Tayawa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dari 43 tersebut, 19 orang berasal Kabupaten Agam, 14 Tanah Datar, 8 Padang Pariaman serta 2 dari Padang Panjang.
Baca SelengkapnyaJalan lintas Padang-Bukittinggi ataupun sebaliknya sebelumnya putus total akibat banjir bandang pada Sabtu (11/5) malam.
Baca SelengkapnyaKampung ini dulunya sangat susah dijangkau padahal punya pemandangan eksotis yang menyihir mata.
Baca SelengkapnyaHujan deras mengguyur sejak siang. Intensitasnya meningkat pada sore hari hingga menjelang petang.
Baca SelengkapnyaMasyarakat desa ini punya tujuh pantangan dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat
Baca SelengkapnyaAir bah tersebut merupakan kiriman dari Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang.
Baca Selengkapnya