Tak Ada Listrik dan Jaringan Komunikasi, Kondisi Desa di Madina Ini Memprihatinkan

Merdeka.com - Sebuah desa di Mandailing Natal (Madina), yakni Desa Sopo Batu di Kecamatan Panyabungan, hingga kini belum mendapatkan aliran listrik. Kondisi ini sudah berlangsung sejak Indonesia merdeka, 75 tahun silam.

Padahal, Desa Sopo Batu ini lokasinya tak jauh dari pusat ibukota Kabupaten Madina. Apalagi, hanya berjarak 5 kilometer (km) dari desa itu juga ada kantor PLN.

Namun, masyarakat di desa tersebut masih memakai lampu teplok sebagai sumber penerangan saat malam hari. Hanya beberapa warga yang bisa menikmati listrik meski harus menggunakan bantuan genset.

Kondisi ini pun juga dibenarkan oleh Pj Kepala Desa Sopo Batu, Usri Lubis pada Rabu (6/7).

Usri mengaku, warga sudah pernah mengajukan pemasangan listrik namun belum terealisasi.

Melansir dari ANTARA, berikut kondisi Desa Sopo Batu selengkapnya.

Belum Ada Listrik

Akun YouTube Ginda Rangkuti ©2021 Merdeka.com

Usri bercerita, Desa Sopo Batu yang terdiri dari 180 Kepala Keluarga (KK) ini sejak berdiri hingga sekarang belum pernah teraliri listrik. Meski para warga sudah pernah mengajukan pemasangan jaringan tersebut ke PLN maupun pemerintah daerah setempat, namun belum juga ada tanggapan.

"Sejak kampung ini berdiri, sampai sekarang di 2021 warga kami belum mendapat aliran listrik. Belum sekalipun kami rasakan sarana PLN," kata Usri.

Menanggapi hal ini, Manajer PLN ULP Panyabungan, Andi Lala mengatakan, sebenarnya Desa Sopo Batu sudah pernah masuk permohonan di tahun 2016, namun terkendala pembebasan lahan saat dilakukan survey.

"Sudah pernah di survey tahun 2016 yang lalu, namun terkendala oleh surat pembebasan lahan. Kalau bisa dibuatkan kembali surat permohonannya lagi yang dilampirkan surat pembebasan lahan dari masyarakat," ujar Andi.

Kondisi Jalan Juga Rusak

Akun YouTube Ginda Rangkuti ©2021 Merdeka.com

Ternyata tak hanya belum ada listrik, namun kondisi infrastruktur jalan menuju desa ini juga sangat memprihatinkan. Warga banyak yang mengeluhkan jalan mulai dari Desa Sigalapang Julu hingga Desa Sopo Batu yang rusak, di mana kondisinya belum diaspal. Padahal akses jalan tersebut dilewati warga setiap hari. "Sejak merdeka jalannya juga belum di aspal, hanya jalan batu saja padahal cuma 5 km saja dari pusat kota Panyabungan," sebut Usri.

Keluhkan Layanan Kesehatan dan Komunikasi

Akun YouTube Ginda Rangkuti ©2021 Merdeka.com

Kondisi ini diperparah dengan pelayanan kesehatan dan sarana komunikasi seluler di desa ini yang juga perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat.Sering kali warga yang sakit harus dibawa berobat ke Penyabungan, meskipun di desa itu ada Polindes. Hal ini karena petugas yang jarak masuk. "Polindesnya ada, petugas dari Puskesmas kan datangnya cuma sekali dua minggu, jadi kalau ada yang sakit mendadak terpaksa dibawa berobat ke pusat kota Panyabungan," tambah Usri.Dengan kurangnya pelayanan jaringan komunikasi seluler, anak-anak di desa ini pun juga harus berjalan kaki sejauh 2,5 km demi mendapatkan sinyal untuk melakukan kegiatan sekolah daring selama pandemi.