Peristiwa 10 Juni: Peringatan Hari Media Sosial Indonesia Beserta Sejarahnya

Merdeka.com - Media sosial kini lekat dengan hampir seluruh orang di dunia. Dengan media sosial kini kita bisa menjangkau siapa pun dan di manapun. Dari media sosial pula orang-orang dengan mudah mendapatkan berita terbaru dari situs berita mana pun maupun informasi edukatif mana pun.

Namun media sosial layaknya dua mata koin, meski membawa segudang manfaat jika digunakan dengan bijak, namun juga dapat membawa dampak buruk seperti kejahatan digital, pengaruh buruk, bahkan yang paling sederhana namun tidak disadari adalah kecanduan.

Di Indonesia, setiap tanggal 10 Juni diperingati sebagai Hari Media Sosial Indonesia. Media sosial menjadi bagian penting yang mengubah lanskap kehidupan warga Indonesia sehari-hari.

Berikut merdeka.com merangkum sejarah Peringatan Hari Media Sosial beserta hal yang penting diperhatikan dalam menggunakan media sosial:

Sejarah Hari Media Sosial Indonesia

Enam tahun lalu pada tahun 2015, seorang pengusaha pemilik Frontier Group, Handi Irawan D menggagas Hari Media Sosial Indonesia. Maka ditetapkanlah tanggal 10 Juni sebagai Hari Media Sosial Indonesia.

Sebelumnya Handi juga mencetuskan Hari Marketing Indonesia dan Hari Pelanggan Nasional.

Hari Media Sosial ini pun menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran dan edukasi dalam menggunakan media sosial. Sedangkan untuk para pelaku usaha, Hari Media Sosial bisa menjadi momen untuk mengucapkan terima kasih kepada para pelangganannya.

Selain itu cara memperingati Hari Media Sosial cukup mudah, yakni dengan mengunggah kata-kata inspirasi maupun cerita reflektif di berbagai media sosial yang dimiliki.

Apa yang Perlu Dibenahi dalam Bermedia Sosial?

Ketika memasuki dunia maya kita bisa menggunakan identitas apa pun dan berbuat semau kita tanpa takut diketahui siapa kita sebenarnya. Hal tersebut seringnya dimanfaatkan banyak orang untuk melontarkan kata-kata kasar, menghina, bahkan melecehkan pada orang lain.

Indonesia memiliki jumlah penduduk hingga  274,9 juta pada Januari 2021. Sedangkan para pengguna internet melansir dari laman datareportal.com mencapai hingga 202,6 juta.

Sedangkan untuk pengguna media sosial yakni 170 juta meningkat 10 juta dari tahun 2020. Dan setiap harinya rata-rata orang Indonesia menghabiskan 3 jam 26 menit untuk masuk ke media sosial setiap hari. Sebagai perbandingan, rata-rata global adalah 2 jam 22 menit menurut greenhouse.co.

Menilik lagi pada laporan setahun silam, menurut survei Digital Civility Index (DCI) 2020 yang dipimpin oleh Microsoft, netizen Indonesia dinobatkan sebagai yang paling tidak sopan di Asia Tenggara setelah menempati peringkat negara dengan peringkat terendah di kawasan tersebut.

Tiga risiko terbesar Indonesia dalam dunia daring adalah hoax dan penipuan dengan +13 poin, ujaran kebencian +5 poin, dan diskriminasi dengan -2 poin.

Tetapi, empat dari sepuluh orang mengatakan bahwa kesopanan dalam dunia daring menjadi lebih baik selama Covid-19 karena rasa kebersamaan yang lebih besar dan lebih banyak yang saling membantu.

Namun, hampir lima dari sepuluh orang terlibat dalam insiden intimidasi dengan 19% responden mengatakan bahwa mereka telah menjadi sasaran.

Kesadaran berperilaku baik dalam media sosial perlu dibersamai dengan pengetahuan untuk menghargai orang lain dan tanggung jawab di ruang publik.

Media sosial harusnya bisa menjadi ruang aman untuk siapa pun, dan mengingat banyaknya pengguna sosial di Indonesia, jaminan untuk bebas dari pelecehan maupun kejahatan lainnya adalah hak bagi seluruh pengguna.