Mengenal Uniknya Kerbau Rawa Amuntai, Nyaris Berenang Sepanjang Hari
Merdeka.com - Hewan ternak menggembala di tanah berisi padang rumput yang luas sudah biasa. Lain halnya dengan kerbau rawa, mereka cenderung menghabiskan waktunya di dalam air. Jenisnyapun berbeda dengan kerbau yang sering dijumpai di darat. Jika dibandingkan dengan kerabatnya, kerbau rawa merupakan jenis kerbau yang paling pandai dalam berenang. Berenang, melintasi bagian rawa dengan kedalaman melebihi tinggi tubuhnya.
Kerbau rawa atau B.bubalis carabanesis merupakan jenis kerbau khas Asia Tenggara. Penyebarannya meliputi lahan gambut yang menyatu dengan rawa di Sumatera dan Kalimantan. Di Borneo sendiri, kerbau rawa banyak dijumpai di Kecamatan Danau Panggang, Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan. Yang didominasi oleh rawa dan lahan gambut.
Uniknya, kerbau rawa ini nyaris menghabiskan sepanjang harinya berada di dalam air rawa. Itu karena Kabupaten Sungai Hulu Utara yang sering dijuluki sebagai “Negeri di Atas Air” tempat di mana kerbau-kerbau Amuntai menghabiskan waktu mencari makan.
©2021 Merdeka.com/Hidayat TurrahmanKerbau rawa yang ada di Amuntai mulanya merupakan kerbau yang punya tanah lapang yang luas. Namun seiring waktu dan terbatasnya lahan di Kalimantan serta terdesaknya luas tanah dengan tanaman kelapa sawit merampas lahan tempat kerbau merumput. Alhasil masyarakat memanfaatkan rawa dan lahan gambut sebagai tempat menggembalakan kerbau.
Para penggembala akan menggunakan jukung atau perahu kecil sebagai transportasinya. Mengawal kerbau agar tidak tersesat dan menjauh dari wilayah merumput. Kerbau-kerbau rawa ini selalu berpindah untuk mencari rumput segar. Mengharuskan kawanan kerbau melintasi berbagai kedalaman air rawa.
©2021 Merdeka.com/Hidayat TurrahmanTak sepenuhnya berada di dalam air, kerbau rawa punya jadwal untuk beristirahat di malam hari. Layaknya kerbau darat pada umumnya, kerbau rawa akan masuk ke kandang yang telah disediakan. Kandang ini sepenuhnya tebuat dari kayu dengan memanfaatkan tanah yang lebih tinggi dari sekitarnya. Meskipun saat penghujan, tak jarang kandang kayu ini mengapung karena ketinggian air yang semakin meningkat.
Pagi hari menjadi waktu kawanan kerbau ini untuk segera meninggalkan kandang. Mencari rumput segar untuk mengisi lambung mereka yang kosong semalaman. Tanpa aba-aba, pintu yang terbuka menjadi pertanda kawanan kerbau untuk terjun ke rawa. Meninggalkan rumah mereka yang kering, menuju tempat berair dan berbasah-basahan.
©2021 Merdeka.com/Hidayat TurrahmanDinginnya rawa di pagi hari tak menjadi penghalang kerbau rawa untuk mencari rumput. Sekilas bulu rambut di tubuh kerbau rawa terlihat lebih tebal dari kerbau darat. Berusaha mengangkat moncong mereka agar tak kemasukan air saat bernapas.
Kedalaman rawa bahkan sangat memungkinkan kerbau-kerbau ini untuk tenggelam. Jika tinggi kerbau dewasa 1.7 meter, perairan rawa yang harus dilintasi memiliki kedalaman 2,5 meter. Itulah yang menjadi alasan kerbau rawa dijuluki sebagai kerbau yang jago berenang.
©2021 Merdeka.com/Hidayat TurrahmanAda perbedaan mencolok antara kerbau darat dan kerbau rawa. Selain bulunya yang cenderung tebal, kulit kerbau rawa mempunyai kulit berwarna abu-abu dan kecokelatan. Dikarenakan saking seringnya kerbau rawa berendam di dalam air. Selain itu, kerbau rawa mempunyai tanduk yang lebi panjang ketimbang kerbau darat.
Berpindah tempat menyeberangi dalamnya rawa, kerbau akan mencari rerumputan yang tumbuh di air rawa. Yang menjadi makanannya seperti, jariwit, pepedasan, galunggung, kangkong, hiring-hiring, sumpilang, kumpai juluk, hingga eceng gondok.
Selain sebagai jenis mata pencaharian warga Kalimantan Selatan, kerbau rawa kerap mendatangkan wisatawan. Namun tak mudah menuju kandang kerbau Amuntai. Selain perjalanan darat, juga diperlukan perjalanan menggunakan perahu dari dermaga satu ke dermaga lainnya. Jika telah berada di Amuntai, perjalanan akan memakan waktu 2 jam menuju Danau Panggung.
(mdk/Ibr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain dikelilingi lembah perbukitan dan muara sungai, pantai tersebut turut menjadi habitat bagi banyak kerbau.
Baca SelengkapnyaCara mengatasi rambut kering dan rusak akibat sinar matahari ternyata praktis, lho!
Baca SelengkapnyaSelain sebagai hiburan, menyaksikan keseruan kerbau beradu kecepatan, kultur ini juga sebagai simbol rasa syukur dan doa para petani,
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penting untuk memahami penyebab munculnya bau pada rambut agar dapat mengambil langkah pencegahannya.
Baca SelengkapnyaCuma pakai dua bahan dapur ini, merebus daun kenikir jadi sangat cepat dengan hasil yang empuk dan hijau segar. Ayo cari tahu tipsnya.
Baca SelengkapnyaRuang angkasa merupakan tempat hampa yang tidak memiliki atmosfer untuk menyebarkan cahaya bintang atau matahari.
Baca SelengkapnyaKambing terdiri dari banyak jenis dan masing-masingnya memiliki ciri khas tersendiri.
Baca SelengkapnyaSalah satu tarian tradisional asli masyarakat Suku Kerinci dari daerah Hamparan Rawang ini selalu menghadirkan penampilan yang membuat decak kagum.
Baca SelengkapnyaSimak potret rumah masa kecil Fikoh LIDa sebelum terbakar!
Baca Selengkapnya