Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Sir Pelham Grenville Wodehouse

Profil Sir Pelham Grenville Wodehouse | Merdeka.com

Pelham Grenville Wodehouse adalah seorang legenda dalam dunia komedi novelis. Ia lahir pada tanggal 15 Oktober 1881 di Surrey, Inggris, pada saat ibunya sedang mengunjungi saudarinya di Inggris. Setelah beberapa minggu mereka kembali lagi ke Hong Kong di mana ayahnya bekerja sebagai seorang hakim. PG Wodehouse kemudian mengenyam pendidikan di Dulwich College, London. Setelah menyelesaikan sekolah, ia menghabiskan dua tahun bekerja sebagai bankir di Hong Kong dan Shanghai Bank, tetapi ia segera beralih pekerjaan ke koran The Globe sebagai reporter olahraga dan kolumnis pada "By the way..." Sekitar waktu itulah Plum, demikian ia akrab disapa, mulai menulis cerita sendiri sedikit demi sedikit. Pada awalnya, ia menulis novel sekolahan, seperti tentang kehidupan di universitas terkenal di Inggris,The White Feather, yang ia tulis untuk sebuah majalah pria, The Captain. Tetetapi, segera ia mengembangkan bakat untuk dialog komik dan memusatkan perhatiannya di sana.

Sukses datang padanya menjelang tahun 1910, saat ia telah membuktikan dirinya sedemikian rupa sehingga ia bisa hidup di Amerika Serikat dan Perancis secara bergantian. Pria yang memiliki banyak nama pena seperti Henry William-Jones, CP West, dan Melrose Grainger ini juga pernah terobsesi pada permainan golf, olahraga yang banyak muncul di cerita-cerita pendeknya. Dalam beberapa tahun, pembacanya sudah terhitung jutaan di berbagai negara.

Plum bertemu Ethel, seorang janda Amerika pada tahun 1913 dan kemudian mereka menikah pada tahun 1914. Perang Dunia II memerangkap Plum di rumahnya di Calais, Perancis, sebelum akhirnya ia ditangkap oleh pasukan Jerman dan dimasukkan ke dalam sebuah kamp penjara. Ia diperlakukan dengan baik dan mendapat sarana untuk terus menulis buku-bukunya. Di kemudian hari, terungkap fakta bahwa Josef Goebbels tahu bahwa Plum adalah tangkapan besar, dan ia berhasil membujuk Plum untuk melakukan siaran-siaran humor di radio Jerman. Menjadi bahan tertawaan politik, Plum pun resmi terjatuh ke dalam perangkap. Siaran yang seharusnya didengar di AS saja ternyata diarahkan ke Inggris dalam skema licik untuk mengacau pemerintah Inggris. Siaran itu pun menyebar luas, dan di Inggris para pembaca dan penerbit karya-karya Plum pun mengamuk. Mereka ingin PG Wodehouse dituntut atas pengkhianatannya. Namun jelas ia telah ditipu, dan ketika perang berakhir Plum kembali ke Amerika di mana ia menjadi warga negara pada tahun 1955.

Hollywood segera mengklaim Wodehouse, tetetapi segera diketahui bahwa yang mereka inginkan hanyalah namanya di poster dan iklan. Meski demikian, popularitasnya terus menanjak sehingga pada tahun 1975 kesalahannya semasa perang diampuni oleh Inggris dan ia diberi gelar kebangsawanan oleh Ratu. Pada saat menjadi ksatria itulah, ia mulai mengalami penurunan kondisi kesehatan, bahkan ia tidak bisa menghadiri upacara penobatannya. Ratu Elisabeth, salah satu penggemar Wodehouse, bahkan menawarkan untuk pergi ke Amerika Serikat secara pribadi demi penganugerahan tersebut.

Dalam beberapa tahun terakhir hidupnya, Plum memang sering keluar masuk rumah sakit akibat pneumonia, gangguan jantung, dan radang paru-paru. Untuk menenangkan diri, Sir PG Wodehouse membenamkan diri ke dalam dunia penulisan. Karya terakhirnya belum sempat dirampungkan, yaitu "Sunset at Blandings" yang telah mencapai sembilan bab yang ditulis sebelum ia meninggal pada tahun 1975.

Lady Ethel tinggal sampai 1984. Mereka tidak memiliki anak bersama selain putri Ethel dari pernikahan pertamanya, Leonora, yang kematiannya pada tahun 1942 sangat mengguncang Plum. Hingga akhir hayatnya, Plum telah menulis hampir dua ratus novel, cerpen, drama, lirik lagu, dan sebagainya.

 

Oleh: Swasti

Profil

  • Nama Lengkap

    Sir Pelham Grenville Wodehouse

  • Alias

    No Alias

  • Agama

  • Tempat Lahir

    Guildford, Surrey, Inggris

  • Tanggal Lahir

    1881-10-15

  • Zodiak

    Balance

  • Warga Negara

    Amerika

  • Istri

    Lady Ethel

  • Biografi

    Pelham Grenville Wodehouse adalah seorang legenda dalam dunia komedi novelis. Ia lahir pada tanggal 15 Oktober 1881 di Surrey, Inggris, pada saat ibunya sedang mengunjungi saudarinya di Inggris. Setelah beberapa minggu mereka kembali lagi ke Hong Kong di mana ayahnya bekerja sebagai seorang hakim. PG Wodehouse kemudian mengenyam pendidikan di Dulwich College, London. Setelah menyelesaikan sekolah, ia menghabiskan dua tahun bekerja sebagai bankir di Hong Kong dan Shanghai Bank, tetapi ia segera beralih pekerjaan ke koran The Globe sebagai reporter olahraga dan kolumnis pada "By the way..." Sekitar waktu itulah Plum, demikian ia akrab disapa, mulai menulis cerita sendiri sedikit demi sedikit. Pada awalnya, ia menulis novel sekolahan, seperti tentang kehidupan di universitas terkenal di Inggris,The White Feather, yang ia tulis untuk sebuah majalah pria, The Captain. Tetetapi, segera ia mengembangkan bakat untuk dialog komik dan memusatkan perhatiannya di sana.

    Sukses datang padanya menjelang tahun 1910, saat ia telah membuktikan dirinya sedemikian rupa sehingga ia bisa hidup di Amerika Serikat dan Perancis secara bergantian. Pria yang memiliki banyak nama pena seperti Henry William-Jones, CP West, dan Melrose Grainger ini juga pernah terobsesi pada permainan golf, olahraga yang banyak muncul di cerita-cerita pendeknya. Dalam beberapa tahun, pembacanya sudah terhitung jutaan di berbagai negara.

    Plum bertemu Ethel, seorang janda Amerika pada tahun 1913 dan kemudian mereka menikah pada tahun 1914. Perang Dunia II memerangkap Plum di rumahnya di Calais, Perancis, sebelum akhirnya ia ditangkap oleh pasukan Jerman dan dimasukkan ke dalam sebuah kamp penjara. Ia diperlakukan dengan baik dan mendapat sarana untuk terus menulis buku-bukunya. Di kemudian hari, terungkap fakta bahwa Josef Goebbels tahu bahwa Plum adalah tangkapan besar, dan ia berhasil membujuk Plum untuk melakukan siaran-siaran humor di radio Jerman. Menjadi bahan tertawaan politik, Plum pun resmi terjatuh ke dalam perangkap. Siaran yang seharusnya didengar di AS saja ternyata diarahkan ke Inggris dalam skema licik untuk mengacau pemerintah Inggris. Siaran itu pun menyebar luas, dan di Inggris para pembaca dan penerbit karya-karya Plum pun mengamuk. Mereka ingin PG Wodehouse dituntut atas pengkhianatannya. Namun jelas ia telah ditipu, dan ketika perang berakhir Plum kembali ke Amerika di mana ia menjadi warga negara pada tahun 1955.

    Hollywood segera mengklaim Wodehouse, tetetapi segera diketahui bahwa yang mereka inginkan hanyalah namanya di poster dan iklan. Meski demikian, popularitasnya terus menanjak sehingga pada tahun 1975 kesalahannya semasa perang diampuni oleh Inggris dan ia diberi gelar kebangsawanan oleh Ratu. Pada saat menjadi ksatria itulah, ia mulai mengalami penurunan kondisi kesehatan, bahkan ia tidak bisa menghadiri upacara penobatannya. Ratu Elisabeth, salah satu penggemar Wodehouse, bahkan menawarkan untuk pergi ke Amerika Serikat secara pribadi demi penganugerahan tersebut.

    Dalam beberapa tahun terakhir hidupnya, Plum memang sering keluar masuk rumah sakit akibat pneumonia, gangguan jantung, dan radang paru-paru. Untuk menenangkan diri, Sir PG Wodehouse membenamkan diri ke dalam dunia penulisan. Karya terakhirnya belum sempat dirampungkan, yaitu "Sunset at Blandings" yang telah mencapai sembilan bab yang ditulis sebelum ia meninggal pada tahun 1975.

    Lady Ethel tinggal sampai 1984. Mereka tidak memiliki anak bersama selain putri Ethel dari pernikahan pertamanya, Leonora, yang kematiannya pada tahun 1942 sangat mengguncang Plum. Hingga akhir hayatnya, Plum telah menulis hampir dua ratus novel, cerpen, drama, lirik lagu, dan sebagainya.

     

    Oleh: Swasti

  • Pendidikan

    Dulwich College, London

  • Karir

  • Penghargaan

    Gelar ksatria (Sir) dari Kerajaan Inggris

Geser ke atas Berita Selanjutnya