Pulang kampung, striker Feyenoord berbagi ilmu kepada siswa SSB Solo
Merdeka.com - Yussa Nugraha, pesepak bola asal Kota Solo, yang menjadi andalan SC Feyeenord Rotterdam di Liga Belanda U-15 pulang ke kampung halaman. Di tanah kelahirannya tersebut, pemain yang berposisi sebagai striker dan winger ini berbagi ilmu dengan puluhan siswa Sekolah Sepak Bola (SSB) di Kota Solo, Kamis (9/6) sore.
Bertempat di markas Pasoepati lama, Nusukan, Yussa menceritakan pengalamannya selama menimba ilmu pendidikan formal dan sepak bola. Di Belanda, seorang anak yang mengikuti sekolah sepak bola juga diwajibkan untuk bersekolah seperti siswa di Indonesia. Ia pun harus membagi waktu untuk sekolah dan bermain bola.
"Sama seperti di Indonesia, setiap pagi saya pergi ke sekolah dan sore hari latihan sepak bola. Jarak dari rumah ke tempat latihan sekitar 40 kilometer. Naik trem 1 jam," ujar Yussa, Kamis (9/6).
Yussa mengaku cinta sepak bola sejak umur 8 tahun. Sejak kelas II SD ia harus ikut pindah ke Belanda mengikuti kedua orangtuanya bekerja di sebuah restoran di Den Haag. Dalam seminggu ia mengaku 3 kali mengikuti latihan.
"Latihannya seminggu 3 kali, hari Senin, Rabu dan Kamis selama dua jam. Hari Sabtu kami bertanding di kompetisi selama setahun. Kompetisi diikuti 18 klub dengan menggunakan sistem kandang-tandang," jelasnya.
Yussa menceritakan, yang berbeda dari Indonesia dan Belanda, adalah sejak usia dini klub junior disana langsung diterjukan untuk berkompetisi liga meski dibagi ke dalam sejumlah wilayah berdasarkan jarak. Tak hanya kompetisi antar tim untuk menjadi yang terbaik di liga, tetapi juga ada persaingan antar pemain di dalam tim.
"Ada evaluasi setiap bulannya untuk tetap menjadi pemain utama," ujar pemain yang mengidolakan Evan Dimas dan Andik Firmaansyah itu.
Untuk bisa masuk sekolah sepak bola (SSB) atau akademi sepak bola seperti klubnya Feynoord Rotterdam, kata dia, sama dengan di Indonesia ada iuran tahunan. Kendati membayar iuran tahunan, namun kebutuhan pemain dicukupi oleh klub. Diantaranya jersey (seragam), jaket, kaos kaki, dan segala kebutuhan saat latihan hingga pertandingan, kecuali sepatu yang wajib dibawa pemain masing-masing.
"Saya harus menjaga pola makan dan tidak boleh sembarangan. Tidak boleh makan gorengan atau minum minuman bersoda. Sekolah di Belanda juga gratis, meski saya bukan warga negara Belanda tetapi pendidikan dijamin pemerintah," ucapnya.
Yussa mengaku ingin bermain di tim senior Feeynoord dan bahkan bermain untuk klub-klub papan atas Eropa. Ia menceritakan, musim ini pemain muda dari akademi Feynoord, Thaith Chong yang merupakan pemain Belanda keturunan Suriname juga dikontrak Manchester United.
"Thaith Chong pemain yang sangat luar biasa. Saya ingin seperti dia saat usia saya 17 tahun, dimana pemain sudah diperbolehkan dikontrak klub. Saya juga ingin memperkuat Timnas Indonesia secepatnya.
"Saya lahir di Indonesia, di Solo, maka suatu kebanggaan bagi saya apabila dipanggil memperkuat Timnas Indonesia, apalagi mampu berprestasi di Asia bahkan dunia," tegasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nama pemain yang memperkuat FC Utrecht ini kini santer dibicarakan akan segera bergabung dengan Timnas Indonesia.
Baca SelengkapnyaIa ditentang keluarganya dengan alasan keturunan Tionghoa harusnya jadi pebisnis.
Baca SelengkapnyaSalah satu klub sepak bola yang usianya sudah tidak muda lagi ini sempat melahirkan pemain-pemain lokal andalan Timnas Indonesia tahun 1950-an.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pelanggaran keras itu mendapat banyak kecaman dari para penikmat sepak bola Indonesia
Baca SelengkapnyaSosoknya memang hobi mengumpulkan serangga hingga pada 2021 Ia menemukan serangga spesies baru.
Baca SelengkapnyaMilo mengatakan ia bersedia melatih Persis karena punya visi yang sama meski durasi kontraknya hanya empat bulan.
Baca SelengkapnyaPemain legendaris sekaligus salah satu striker lokal terbaik milik Persiraja ini menjadi salah satu tokoh di balik berkembangnya klub kebanggaan warga Aceh.
Baca SelengkapnyaLegenda Timnas Belanda berdarah Maluku resmi tinggalkan klub Ajax Amsterdam. Ia mendapat penghargaan setinggi langit usai dianggap berjasa.
Baca Selengkapnyadokter Hasto fokus membangun SDM berkualitas meski di desa terpencil
Baca Selengkapnya