Pentingnya Mengetahui Penyebab Masalah Infertilitas yang Dialami Pria dan Wanita

Senin, 6 Februari 2023 09:00 Reporter : Rizky Wahyu Permana
Pentingnya Mengetahui Penyebab Masalah Infertilitas yang Dialami Pria dan Wanita Ilustrasi Kesuburan Sperma. ©2021 Merdeka.com/pexels-deon-black

Merdeka.com - Fertilitas atau kesuburan yang dimiliki baik oleh pria maupun wanita sangat menentukan pada pasangan yang ingin memiliki keturunan. Kondisi tidak subur yang dialami baik oleh suami atau istri bisa menjadi penyebab pasangan kesulitan memiliki keturunan.

Sebaliknya, jika salah satu atau kedua belah pihak kurang atau tidak subur, maka kemungkinan keberhasilan program hamil menurun. Lantas, apakah yang dimaksud infertilitas?

Menurut Dr. dr. Sudirmanto, Sp.O.G, Subsp. K.F.E.R dari Pusat Kesehatan Ibu dan Anak Nasional, RSAB Harapan Kita, jika pasangan suami istri yang telah melakukan hubungan suami istri secara teratur selama satu tahun tanpa menggunakan kontrasepsi belum juga hamil, maka termasuk kategori gangguan kesuburan.

Adapun hubungan suami istri yang teratur yaitu sebanyak 2 hingga 3 kali setiap minggunya. Dengan demikian, pasangan yang belum hamil karena jarang bertemu dan tidak melakukan hubungan intim secara teratur maka belum tentu mengalami gangguan kesuburan.

Namun, ketentuan ini hanya berlaku jika usia wanita di bawah 35 tahun. Jika di atas usia tersebut, maka tidak perlu menunggu hingga satu tahun, cukup enam bulan saja, jelas Sudirmanto.

"Karena memang wanita itu cadangan telurnya makin lama makin habis, berbeda dengan pria—makin menua, kualitasnya saja yang berkurang, tapi tidak berkurang spermanya," tuturnya dalam Talkshow Keluarga Sehat "Kenali Penyebab Infertilitas pada Pria dan Wanita" beberapa waktu lalu.

Sebab sel telur wanita berkurang seiring bertambahnya usia, maka jika Anda berniat memiliki anak di usia 40 tahun ke atas, segera periksakan ke dokter untuk melihat jumlah cadangan telurnya.

2 dari 2 halaman

Faktor Lain

Selain umur, ada juga faktor lain yang dapat memengaruhi fertilitas. Misalnya, riwayat haid yang tidak teratur, operasi kista dan miom, atau operasi di sekitar panggul, amak tidak perlu menunggu hingga satu tahun.

"Enam bulan, atau misalnya setelah menikah segera dikonsultasikan untuk dinilai apakah kondisi keluhan itu berhubungan dengan kesulitan hamil," ujarnya.

Penyakit genetik misalnya riwayat hemofilia atau kelainan bawaan juga menjadi faktor berpengaruh.

Istilah mandul atau infertilitas sendiri dulunya digunakan untuk menggambarkan seseorang yang tidak dapat memiliki anak. Namun, di era di mana teknologi kedokteran telah berkembang, beberapa pasangan suami istri punya peluang untuk hamil, misalnya dengan menggunakan program bayi tabung.

Meskipun demikian, ada beberapa pasangan yang memang tidak bisa hamil bahkan meski menggunakan program bayi tabung. Misalnya, pada wanita yang sudah tidak memiliki sel telur serta pria yang tidak memiliki sperma, maka alternatifnya yaitu menggunakan donor. Sayangnya, hal ini belum dapat dilakukan di Indonesia.

Bisa juga meski pasangan tersebut tidak kekurangan sel telur dan sperma, tetapi rahim si wanita tidak memungkinkan untuk hamil. Sudirmanto menyatakan, hal ini dapat terjadi apabila wanita tersebut memiliki rahim yang kecil atau tidak terbentuk. Mungkin juga karena rahimnya diangkat akibat suatu hal.

Sudirmanto juga mengingatkan untuk jangan menunda-nunda kehamilan, terutama bagi orang yang berisiko.

Di era di mana baik pria dan wanita sibuk berkarir dan menempuh pendidikan yang tinggi, tak jarang beberapa pasangan memilih untuk menunda kehamilan.

Namun, Sudirmanto mengingatkan untuk jangan menunda-nunda kehamilan, terutama bagi orang yang berisiko.

"Berisiko kalau menunda, semakin ditunda semakin berat peluangnya untuk hamil," tuturnya.

Jika Anda masih muda dan memang masih memiliki prioritas lain, misalnya melanjutkan pendidikan atau mendapatkan kenaikan pangkat, maka konsultasikan dengan dokter. Namun, jika Anda sudah berusia 35 tahun ke atas, maka jangan ditunda.

Reporter: Adelina Wahyu Martanti
Sumber: Liputan6.com [RWP]

Baca juga:
Pentingnya Nutrisi yang Tepat bagi Pasangan Suami-Istri yang Mau Miliki Keturunan
ASI Keluar saat sedang Bercinta, Normalkah?
Komitmen Aktivitas Seksual yang Sehat Bisa Pengaruhi Psikologis Seksual
Bisakah Pembuahan Tetap Terjadi ketika Bercinta saat Hamil?

Topik berita Terkait:
  1. tag
  2. Fakta Kesehatan
  3. Pengetahuan Seks
Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini