Kenali Tanda Fisik pada Mereka yang Berisiko Alami Serangan Jantung Mendadak
Seseorang dengan risiko tinggi mengalami serangan jantung mendadak biasanya menunjukkan sejumlah tanda fisik yang bisa kita kenali.
Seseorang dengan risiko tinggi mengalami serangan jantung mendadak biasanya menunjukkan sejumlah tanda fisik yang bisa kita kenali.
-
Kenapa perlu waspadai tanda serangan jantung? Mengapa kita perlu mewaspadai tanda-tanda ini? Pertama, serangan jantung bisa menyerang siapa saja, tak peduli usia atau kondisi kesehatan.
-
Apa tanda awal serangan jantung? Sejumlah kondisi bisa jadi tanda awal dari masalah serangan jantung, sehingga perlu dikenali.
-
Apa tanda paling umum dari serangan jantung? Salah satu tanda paling umum yang sering diabaikan adalah kelelahan atau rasa lemah yang tidak biasa.
-
Siapa yang bisa mengalami gejala berbeda saat serangan jantung? Wanita dan pria dapat mengalami gejala yang berbeda saat mengalami angina atau serangan jantung.
-
Apa tanda ringan dari serangan jantung? Gejalanya dapat bervariasi luas, termasuk tanda-tanda tradisional seperti ketidaknyamanan di dada, sesak napas, mual, pusing, dan nyeri di rahang.
-
Siapa yang paling rentan terkena serangan jantung? Serangan jantung biasanya disebabkan oleh penyakit jantung koroner, yaitu penyakit di mana pembuluh darah koroner mengalami pengerasan atau penyempitan akibat penumpukan plak, yaitu zat lemak yang menempel pada dinding pembuluh darah.
Kenali Tanda Fisik pada Mereka yang Berisiko Alami Serangan Jantung Mendadak
Serangan jantung mendadak adalah kondisi yang serius dan mematikan, di mana aliran darah ke jantung terhenti secara tiba-tiba, menyebabkan irama jantung tidak teratur dan berhenti bekerja.
Dilansir dari Antara, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah lulusan Universitas Indonesia, dr. Teuku Istia Muda Perdan, Sp.J.P, FIHA, atau yang akrab disapa Dani, mengungkapkan beberapa ciri fisik yang harus diwaspadai oleh mereka yang berisiko mengalami serangan jantung mendadak, terutama saat beraktivitas berat seperti olahraga.
Menurut Dani, tanda pertama yang harus diwaspadai adalah seringnya pingsan secara mendadak dan berulang saat beraktivitas.
“Orang pingsan tiba-tiba nomor satu harus curiga itu kematian jantung mendadak sampai terbukti bukan. Jadi, (orang) harus waspada dengan sekitar,” kata Dani. Pingsan yang tiba-tiba dan tanpa sebab yang jelas sering kali menjadi indikasi adanya masalah serius pada jantung.
Selain pingsan, gejala lain yang bisa dirasakan oleh seseorang yang berisiko terkena serangan jantung mendadak termasuk nyeri dada yang tidak spesifik penyebabnya, sesak napas yang berlebihan, cepat merasa lelah, dan irama jantung yang menjadi tidak teratur tanpa penjelasan.
Tubuh kita memiliki mekanisme alami untuk mengenali rasa tidak nyaman jika ada sesuatu yang tidak biasa terjadi. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk lebih memperhatikan kondisi fisik mereka sebelum melakukan aktivitas berat.
Selain gejala-gejala tersebut, ada faktor risiko lain yang juga perlu diperhatikan. Faktor-faktor seperti hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, kebiasaan merokok, dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko serangan jantung mendadak.
“Waspada juga kalau ada riwayat keluarga meninggal muda karena jantung berarti kita ada risiko ke sana, dan riwayat kelainan jantung bawaan seperti katup jantung bocor dari lahir,” tambah Dani.
Serangan jantung mendadak terjadi karena aliran darah ke jantung tersumbat, menghentikan pasokan oksigen yang dibutuhkan jantung untuk berfungsi. Hal ini membuat irama jantung menjadi tidak teratur dan pada akhirnya menyebabkan jantung berhenti bekerja, yang dapat berujung pada kematian jika tidak segera ditangani. Proses ini berlangsung sangat cepat, hanya dalam 1-2 menit, sehingga penanganan medis yang segera sangat diperlukan.
Kasus serangan jantung mendadak sering dijumpai saat berolahraga, melakukan kegiatan sehari-hari, atau bahkan saat tidur. Menariknya, kondisi ini banyak menyerang individu yang berusia relatif muda, yaitu di bawah 40 tahun. Di Indonesia, tercatat ada sekitar 2 juta kasus serangan jantung per tahun, dengan 150 ribu kasus di antaranya adalah gagal jantung atau henti jantung.
Untuk mencegah risiko serangan jantung mendadak, Dani menyarankan agar orang yang memiliki riwayat penyakit jantung dalam keluarga atau sering mengalami tanda fisik seperti pingsan atau nyeri dada untuk memastikan kondisi kesehatan jantung mereka melalui pemeriksaan laboratorium atau rekam jantung.
Pemeriksaan kondisi jantung biasanya dilakukan dengan menggunakan EKG (elektrokardiogram), USG atau ekokardiografi untuk melihat adanya kelainan struktur jantung. Selain itu, pemeriksaan jantung juga bisa melibatkan aktivitas fisik seperti berolahraga dengan treadmill untuk mendeteksi tanda penyempitan atau gangguan irama jantung saat beraktivitas.
Rekam jantung selama 24 jam atau monitoring holter, serta pemindaian atau kateterisasi jantung juga dapat dilakukan untuk memastikan kondisi jantung secara menyeluruh. Pemeriksaan yang tepat dan kesadaran yang tinggi bisa mencegah masalah ini sebelum jadi memburuk dan mengancam nyawa.