Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Roy A. Rappaport

Profil Roy A. Rappaport | Merdeka.com

Roy Rappaport merupakan seorang ahli antropologi yang memiliki kontribusi pada ilmu antropologi ritual dan ekologi. Ia memperoleh gelar PhD-nya dari Columbia University dari mendapatkan pekerjaan di University of Michigan. Salah satu dari karyanya yang dipublikasikan adalah "Pigs for the Ancestors: Ritual in the Ecology of a New Guinea People" (1968) menjelaskan tentang hal-hal dalam ritual masyarakat Tsembaga Maring, Papua New Guinea. Buku ini sering dianggap sangat berpengaruh dan banyak dijadikan bahan rujukan dalam antropologi ekologi. Dalam buku ini pula ia membedakan antara lingkungan sesungguhnya dengan lingkungan operasional mereka, yaitu antara bagaimana orang memahami efek dari aksi mereka di dunia dan bagaimana ahli antropologi menginterpretasikan lingkungan  melalui pengukuran dan pengamatan.

Dalam menulis bukunya, Rappaport dikenal sangat memperhatikan detail kecil saat mengadakan pengamatan. Ia mampu melihat hal-hal rumit lain dan memperhatikan norma budaya. Dengan apa yang sudah Rappaport kontribusikan, ia memulai sebuah yayasan etnografi. Selain itu, tulisannya banyak mendemonstrasikan korelasi antara budaya dan ekonomi yang membentuk tidak hanya hubungan status namun juga jalan hidup.

Buku "Pigs for the Ancestrors: Ritual in the Ecology of a New Guinea People" diterbitkan pada 1968 dan diterbitkan ulang pada 1984. Buku ini merupakan buku klasik yang membahas ekologi manusia dalam masyarakat suku dan peran budaya dan ritual. Penelitiannya bersumber dari bidangnya keahlian dan waktu yang ia habiskan dengan suku Tsembaga Maring di Papua New Guinea yang merupakan masyarakat yang menganut kepercayaan bahwa setiap memiliki haknya dan derajat yang sama.

Selain menganalisa budaya sebagai satu kesatuan, ia juga fokus pada 'populasi dalam ekologi' yang merupakan salah satu dari komponen pertukaran tropis dalam area tertentu. Rappaport menjelaskan alasannya mengapa menggunakan populasi dan budaya sebagai perbandingannya. Ia berdalih bahwa ekosistem dan budaya tidak secara langsung 'commensureable'.

Riset dan analisa oleh Pilar Asa Susila

Last update 16:00 25/11/2013

Profil

  • Nama Lengkap

    Roy A. Rappaport

  • Alias

    Roy Rappaport

  • Agama

  • Tempat Lahir

  • Tanggal Lahir

    1926-00-00

  • Zodiak

    -

  • Warga Negara

  • Biografi

    Roy Rappaport merupakan seorang ahli antropologi yang memiliki kontribusi pada ilmu antropologi ritual dan ekologi. Ia memperoleh gelar PhD-nya dari Columbia University dari mendapatkan pekerjaan di University of Michigan. Salah satu dari karyanya yang dipublikasikan adalah "Pigs for the Ancestors: Ritual in the Ecology of a New Guinea People" (1968) menjelaskan tentang hal-hal dalam ritual masyarakat Tsembaga Maring, Papua New Guinea. Buku ini sering dianggap sangat berpengaruh dan banyak dijadikan bahan rujukan dalam antropologi ekologi. Dalam buku ini pula ia membedakan antara lingkungan sesungguhnya dengan lingkungan operasional mereka, yaitu antara bagaimana orang memahami efek dari aksi mereka di dunia dan bagaimana ahli antropologi menginterpretasikan lingkungan  melalui pengukuran dan pengamatan.

    Dalam menulis bukunya, Rappaport dikenal sangat memperhatikan detail kecil saat mengadakan pengamatan. Ia mampu melihat hal-hal rumit lain dan memperhatikan norma budaya. Dengan apa yang sudah Rappaport kontribusikan, ia memulai sebuah yayasan etnografi. Selain itu, tulisannya banyak mendemonstrasikan korelasi antara budaya dan ekonomi yang membentuk tidak hanya hubungan status namun juga jalan hidup.

    Buku "Pigs for the Ancestrors: Ritual in the Ecology of a New Guinea People" diterbitkan pada 1968 dan diterbitkan ulang pada 1984. Buku ini merupakan buku klasik yang membahas ekologi manusia dalam masyarakat suku dan peran budaya dan ritual. Penelitiannya bersumber dari bidangnya keahlian dan waktu yang ia habiskan dengan suku Tsembaga Maring di Papua New Guinea yang merupakan masyarakat yang menganut kepercayaan bahwa setiap memiliki haknya dan derajat yang sama.

    Selain menganalisa budaya sebagai satu kesatuan, ia juga fokus pada 'populasi dalam ekologi' yang merupakan salah satu dari komponen pertukaran tropis dalam area tertentu. Rappaport menjelaskan alasannya mengapa menggunakan populasi dan budaya sebagai perbandingannya. Ia berdalih bahwa ekosistem dan budaya tidak secara langsung 'commensureable'.

    Riset dan analisa oleh Pilar Asa Susila

    Last update 16:00 25/11/2013

  • Pendidikan

  • Karir

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya