Profil
Rosalyn Sussman Yalow
Rosalyn Sussman Yalow adalah ilmuwan medis peraih penghargaan Nobel Kedokteran di tahun 1977. Beliau adalah wanita ke-2 yang menerima penghargaan Nobel ini. Namun demikian perjalanan akademis Yalow tidak berjalan mulus. Dia beberapa kali ditolak karena seorang Yahudi dan seorang wanita.
Rosalyn lulus dengan pujian dalam bidang fisika dan kimia dari Hunter College di New York. Berkali-kali ditolak, akhirnya Yalow diterima di teaching assistanceship jurusan fisika di University of Illinois karena saat itu para pria sedang berperang. Yalow menjadi wanita pertama yang masuk di College of Engineering universitas tersebut sejak tahun 1917. Dia mendapatkan gelar Ph.D di bidang fisika nuklir pada tahun 1945.
Selanjutnya Yalow mengajar fisika di Hunter College dan di tahun 1947 memulai menjadi konsultan fisika nuklir di Veterans Administration Hospital di Bronx. Rumah sakit ini melakukan penelitian bahan radioaktif untuk kepentingan medis. Di tahun 1950, Yalow berhenti mengajar dan menjadi kepala asisten pelayanan radioisotop di rumah sakit tersebut. Yalow menjadi rekan peneliti Dr. Solomon A. Berson dalam mengusi isotop radioaktif untuk menginvestigasi sistem fisiologis. Mereka berdua menciptakan teknik analisa baru yaitu radioimmunoassay atau RIA yang memungkinkan praktisi medis menghitung jumlah substansi biologi yang sangat kecil jumlahnya dalam cairan tubuh menggunakan bahan radioaktif. Teknik ini memungkinkan doktor mendiagnosa kondisi pasien dalam hitungan menit dari tingkat hormon mereka.
Di tahun 1959 mereka menggunakan RIA untuk membuktikan bahwa diabetes pada usia dewasa tidak selalu karena kekurangan hormon insulin, namun karena ada faktof X yang menghambat aksi insulin. Metode ini kemudian digunakan untuk memecahkan masalah medis lain seperti screening virus hepatitis, deteksi substansi asing dalam darah dan untuk menguji dan membenahi tingkat hormon di pasien yang tak subur. Atas teknologi RIA ini Yalow menerima penghargaan Nobel di bidang Kedokteran di tahun 1977.
Riset dan analisa oleh Somya Samita