Tolak komentari Ratna lagi, Sandiaga ingatkan dolar sudah Rp 15 ribu
Merdeka.com - Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno menyebut adanya kasus hoaks yang dibuat Ratna Sarumpaet pada 3 Oktober kemarin, membuat berbagai kalangan lupa akan lonjakan nilai tukar dolar terhadap rupiah yang sudah menembus Rp 15.000.
"Selagi ramai 3 Oktober kemarin, kita lupa dolar tembus Rp 15.000," kata Sandiaga di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (4/10).
Karena tak mau lagi banyak membahas kasus Ratna, Sandiaga enggan berkomentar soal dugaan Ratna menggunakan dana sumbangan musibah Danau Toba untuk kepentingan operasi plastik.
Sandiaga pilih fokus masalah ekonomi salah satunya kenaikan nilai tukar dolar terhadap rupiah.
"Bukan ranah kami dan kami serahkan ke pihak berwenang. Kami fokus bicara ekonomi," katanya.
Reporter: Delvira Hutabarat
Sumber: Liputan6.com
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar informasi Jokowi akan memberikan bantuan sosial tunai senilai Rp50 juta dalam rangka pensiun sebagai Presiden
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi perintahkan Bapanas stok beras kemasan 5 kg di ritel modern tersedia.
Baca SelengkapnyaDalam narasinya, dikatakan Prabowo memberikan bantuan senilai Rp5 juta selama bulan ramadan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa urusan pemerintah dalam mengelola pangan untuk 270 juta penduduk Indonesia bukan hal yang mudah.
Baca SelengkapnyaPresiden menjelaskan bahwa kenaikan harga ini dipicu kegagalan panen yang disebabkan oleh bencana Elnino di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaNurdin Halid Nilai Airlangga Hartarto Masih Layak Pimpin Golkar, Ini Alasannya
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin rapat di Istana Negara untuk membahas sejumlah isu penting terkait kebijakan sawit di Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.
Baca Selengkapnya