TKN Jokowi Sebut Surat Ahmad Dhani buat Menhan Hanya Upaya Cari Pembelaan
Merdeka.com - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo dan Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily membantah isi surat terpidana kasus ujaran kebencian Ahmad Dhani Prasetyo pada Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamirzad Ryacudu yang mempertanyakan apakah dirinya korban dari strategi perang total Pilpres 2019 oleh Wakil Ketua TKN Moeldoko. Menurutnya surat Dhani pada Menhan hanya untuk mencari pembelaan saja.
"Surat Ahmad Dhani kepada Menhan Ryamizard Ryacudu merupakan upaya mencari pembelaan atas kasus hukum yang dialaminya. Tidak benar kami menganggap bahwa Pilpres ini menggunakan startegi perang," kata Ace dalam keterangan tertulisnya, Kamis (28/2).
Ace menuturkan kepolisian pasti sudah memiliki barang bukti yang cukup kuat untuk memenjarakan pentolan Grup Band Dewa 19 itu. Dia pun meminta Dhani menghormati keputusan tersebut.
"Ahmad Dhani telah divonis oleh pengadilan karena memang terbukti telah melanggar hukum, yaitu menyampaikan ujaran kebencian," ujarnya.
"Due process of law telah dilalui oleh Ahmad Dhani. Pengadilan telah membuktikannya secara terbuka bahwa memang Ahmad Dhani telah bersalah," sambungnya.
Politikus Partai Golkar ini mengingatkan bahwa hukum tidak bisa di intervensi siapapun berhak oleh presiden sekalipun. Karena itu Ace meminta semua pihak tidak untuk memberikan jaminannya pada Ahmad Dhani.
"Jika tokoh-tokoh itu memberikan jaminan, maka hal itu sama saja membenarkan cara seperti Ahmad Dhani yang suka menebar kebencian," ucapnya.
Berikut isi surat Ahmad Dhani yang di kirimkan pada Menteri Pertahanan yang berjudul Surat kepada Jenderal Ryamizard Ryacudu :
Siap Jenderal, lapor
Saya divonis hakim PN, pengujar kebencian berdasarkan SARA.
Saya divonis Anti Cina Saya divonis Anti Kristen
Kakanda Jenderal pasti tidak percaya bahwa saya Anti Cina dan Anti Kristen. Apalagi Saudara saya yang nasrani, dan partner bisnis saya yang kebanyakan dari Tionghoa. Tapi kenyataannya saya divonis begitu.
Kakanda Jenderal adalah saksi hidup bagaimana darah NKRI saya bergelora. Saat Kakanda adalah Kepala Staf AD pada tahun 2003. Kakanda perintahkan band Dewa 19 untuk memberi semangat warga Aceh untuk tetap setia kepada NKRI.
Di atas tank, kami keliling Kota Aceh untuk meneriakkan NKRI harga mati. Bisa saja GAM waktu itu menembaki kami, banyak kelompok separatis yang bisa saja mendekat dan menembak kami.
Namun saat ini situasi negara aneh. Saat saya mengajukan banding atas vonis hakim, saya malah ditahan dengan dua surat ketetapan. Salah satunya atas perkara yang seharusnya saya tidak ditahan.
Jangan salah paham jenderal, saya tidak sedang bercerita soal keadaan saya, tapi saya sedang melaporkan tentang situasi politik negara kita.
Apakah saya korban perang total seperti yang dikabarkan Jenderal Moeldoko, mudah-mudahan bukan. Tapi di penjara, saya merasakan tekanan yang luar biasa.
Demikianlah Kakanda Jenderal, saya melaporkan dari Sel Penjara Politik.
Tertanda Ahmad Dhani Kangen SOP Buntut buatan Nyonya Ryamizard Ryacudu
Rutan Medaeng 26 Februari 2019
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi menerima surat kepercayaan dari sembilan duta negara-negara sahabat
Baca SelengkapnyaUsulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca SelengkapnyaJokowi menuturkan bantuan pangan dilanjutkan apabila anggaran tercukupi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kabarnya, AHY akan menggantikan Hadi Tjahjanto sebagai Menteri ATR/BPN.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo ungkap alasan dibalik pemberian kenaikan pangkat Jenderal Kehormatan untuk Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi kini memakai dasi warna-warni ketika berangkat kunjungan kerja ke luar negeri
Baca SelengkapnyaAlasannya, AWK sedang menggugat BK ke PTUN terkait pemacetannya sebagai anggota DPD.
Baca SelengkapnyaAri menyebut pertemuan tersebut juga merupakan permintaan dari para menteri PKB.
Baca Selengkapnya