Merdeka.com - Kamis (23/6) pagi, Puri Cikeas, Bogor kedatangan tamu istimewa. Mantan wakil presiden sekaligus, Politikus senior Golkar, Jusuf Kalla (JK). Dia diterima langsung oleh pemilik rumah, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Keduanya berbincang hangat. Nostalgia saat memimpin Indonesia periode 2004-2009 lalu. SBY juga memamerkan buah karya lukisannya. Hobi baru SBY usai ditinggal sang istri tercinta Ani Yudhoyono.
Di saat bersamaan, putra SBY, Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertemu dengan Ketum NasDem Surya Paloh di tempat berbeda. AHY dan Paloh berbincang di NasDem Tower, Gondangdia, Jakarta Selatan.
Tiga tokoh politik tengah menjalin komunikasi jelang Pemilu 2024. Tujuannya satu. Mengalahkan hegemoni PDIP. Hal ini dilihat oleh Direktur Eksekutif Parameter Politik, Adi Prayitno.
Adi mengatakan, semakin kuatnya sinyal tersebut karena pertemuan antara SBY dengan JK bersamaan dengan pertemuan AHY dan Surya Paloh.
Adi menyatakan, NasDem menominasikan Anies Baswedan sebagai kandidat capres. Menurut dia, hal itu pilihan paling realistis. Menurut dia, Ganjar Pranowo bukan pilihan tepat karena kader PDIP.
"Kalau Andika Perkasa pasti diprotes publik sebagai jenderal aktif yang tak boleh berpolitik. Maka pilihan rasional adalah Anies," kata Adi Prayitno, dalam diskusi di Jakarta, Jumat (24/6).
Menurutnya, jika NasDem benar mengusung Anies sebagai capres, maka Demokrat pasti akan tertarik untuk bergabung. Adi menyakini hal itu sudah dipastikan bahwa poros tersebut untuk mengalahkan PDI Perjuangan.
"Ketika Anies (diusung) maka Demokrat tertarik bergabung, kenapa? Tentu kepentingannya sama ingin mengalahkan dominasi PDIP yang dua periode memenangkan pertarungan," ucapnya.
"Artinya ketika NasDem mengusung nama seperti Anies secara tidak langsung kan ingin bikin front terbuka dengan PDIP bahkan dengan pemerintah," sambung Adi.
Politisi PDIP Andreas Hugo Pareira menyindir pertemuan SBY-JK dan AHY-Paloh di saat bersamaan. Dia berujar, rakyat tidak memilih para tokoh untuk menjadi 'king maker'. Tetapi, rakyat pilih calon presiden pada 2024.
"Rakyat kan tidak pilih para tokoh-tokoh yang sedang berambisi jadi 'King Maker'. Rakyat akan pilih capres, toh," kata Andreas kepada merdeka.com, Selasa (28/6).
Andreas memahami, soal pertemuan SBY dan JK itu. Dia berkata, semua ingin menang pada Pilpres 2024. "Namanya kontestasi pilpres ya pasti semua juga ingin menang. Tapi sampai sekarang belum ada capresnya tuh," ucapnya.
Politisi PDI Perjuangan Effendi Simbolon mengutarakan pendapatnya terkait pertemuan para elite itu. Dia berujar, manuver mereka mantap.
"Mantap! mantap manuvernya," kata Effendi saat ditemui di Kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (30/6).
Dengan nada enteng, Effendi malah yakin mereka bisa mengalahkan hegemoni PDIP. Kata dia, SBY, JK dan Ketum NasDem Surya Paloh adalah kekuatan besar. "Bisa dong, mantap itu kekuatan besar, berpadu, berkolaborasi," ucapnya.
Advertisement
Menurut Analis Politik Adi Prayitno, ketika NasDem memilih Anies maka sama saja partai Surya Paloh membuat front terbuka dengan PDIP. Kedua partai ini pun bakal berhadapan di 2024 nanti.
"Saya kira sulit membayangkan PDIP dan NasDem berkoalisi di 2024, argumennya dua hal, yang paling mencolok itu ketika NasDem menominasikan Anies Baswedan sebagai salah satu kandidat capres yang akan diusung," kata Adi lewat pesan suara, Kamis (30/6).
"Secara tidak langsung itu NasDem membuat front terbuka kepada PDIP bahwa di 2024 mereka akan pisah jalan dan sangat mungkin akan berhadap-hadapan," sambungnya.
Adi mengatakan, Anies merupakan salah satu sosok yang saat ini berada diluar koalisi pemerintah. Ia juga terkesan selalu di marjinalkan maupun dikucilkan secara politik.
"Jadi mengherankan ketika NasDem memasukkan nama Anies itu secara langsung menantang PDIP, partai partai penguasa lainnya untuk berhadapan di 2024," ujarnya.
Faktor lainnya, hubungan NasDem dan PDIP makin panas dingin lantaran belakangan saling berbalas pantun politik tentang partai sombong. Saling sindir tentang membajak kader orang lain juga mencuat.
"Yang menegaskan dua partai ini secara politik chemistrynya gak dapat," ujarnya.
Hal ini semakin menebalkan keyakinan bahwa hubungan NasDem dan PDIP tidak baik-baik saja. Bahkan pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang tak mau berkoalisi dengan PKS dan Demokrat bukanlah sasaran utama.
"Sasaran utama sebenarnya dari pernyataan Hasto itu tidak mau koalisi dengan NasDem," jelas Adi.
Sementara, Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengatakan, berkaca dari dinamika politik saat ini, NasDem dan PDIP cenderung sulit bersatu di pilpres 2024.
"Kecenderungannya perhari ini PDIP dan NasDem tidak akan berkoalisi di 2024 yang akan datang alias jalan sendiri sendiri," ungkapnya.
Penyebabnya, komunikasi antara PDIP dan NasDem cenderung buntu dan jarang bagus. Salah satu sebabnya karena perebutan para kepala daerah di berbagai wilayah di Indonesia.
"Terutama pasca pilkada 2020 terjadi persaingan disana," kata Qodari.
Faktor kedua, NasDem ingin menjadi partai besar yang punya logika-logika politik dan belum tentu sama dengan PDIP. Contohnya saat nama Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Andika Perkasa masuk dalam nominasi calon presiden NasDem pada rakernas.
"Itu kan belum tentu sama dengan PDIP, PDIP bisa aja mencalonkan Puan dan kalau benar nanti NasDem mencalonkan Anies misalnya, atau misalnya Ganjar itu kan berarti koalisinya beda, gak sama, jadi akan berhadapan," ucapnya.
"Intinya begitu, perhari ini kalau semuanya linier NasDem punya jalan sendiri, PDIP punya jalan sendiri dan perhari ini itu sesuai dengan analisis yang mengatakan kemungkinan capres dan cawapres ada tiga atau empat pasang," pungkasnya.
Advertisement
Politikus PDIP Sindir Perilaku Elite Relawan Ngambek Demi Jabatan Politik
Sekitar 4 Jam yang laluTak Hadiri Deklarasi Prabowo Capres, Sandiaga Dinilai Mementingkan Agenda Pribadi
Sekitar 7 Jam yang laluAda Usulan Khofifah-Emil Jilid II di Pilgub Jatim 2024, Ini Respons Partai Koalisi
Sekitar 9 Jam yang laluFormappi: Fungsi DPR Belum Memuaskan, Hanya 3 RUU Prioritas DIsahkan di Masa Sidang V
Sekitar 9 Jam yang laluPrabowo Ungkap PKB yang Pertama Ajak Gerindra Kerja Sama
Sekitar 10 Jam yang laluPrabowo Bicara Politik Indonesia Seperti Kepiting: Suka Tarik Teman yang Naik
Sekitar 11 Jam yang laluPrabowo: Saya Dulu Tukang Pijatnya Gus Dur
Sekitar 11 Jam yang laluCak Imin: Banyak yang Ganggu PKB agar Tidak jadi Koalisi dengan Gerindra
Sekitar 11 Jam yang laluCak Imin: Muhaimin Makan Jagung sama Prabowo, Partai Lain Mau Gabung Monggo
Sekitar 12 Jam yang laluPrabowo Puji Jokowi saat Rapimnas Gerindra: Sejarah akan Catat Presiden Terbaik
Sekitar 12 Jam yang laluPrabowo ke Cak Imin: Dari Dulu Kita Ingin Sama Antum, Tidak Ada Kata Terlambat
Sekitar 13 Jam yang laluIni 5 Poin Deklarasi Koalisi Gerindra-PKB
Sekitar 13 Jam yang laluGerindra dan PKB Resmi Koalisi untuk Pilpres 2024
Sekitar 14 Jam yang laluVIDEO: [FULL] Pengakuan Ferdy Sambo Soal Motif di Balik Pembunuhan Brigadir J
Sekitar 1 Hari yang lalu6 Potret AKP Rita Yuliana, Polwan Cantik yang Tengah Jadi Sorotan
Sekitar 1 Hari yang laluIstri Ferdy Sambo Siap Buka Suara
Sekitar 1 Hari yang laluUngkapan Hati Ferdy Sambo di Secarik Kertas
Sekitar 1 Hari yang laluBeli 28 Butir Ineks, Anggota Polres Muratara Aiptu HL Ditangkap Rekan Sejawat
Sekitar 1 Hari yang laluKemarahan dan Emosi Ferdy Sambo
Sekitar 2 Hari yang laluRemaja Asal Papua Ini Hafal 15 Juz Alquran, Cita-citanya jadi Polisi
Sekitar 2 Hari yang laluTolak Hadiah Umrah dari Polisi, Guru Madrasah Ini Lebih Mementingkan Anak Didiknya
Sekitar 2 Hari yang laluBintara Polri Dipecat Tidak Hormat Gara-gara Lakukan Ini, Foto Berseragam Dicoret
Sekitar 2 Hari yang laluPertemuan Pensiunan Jenderal-Jenderal Polisi, Ada Mantan Kapolri dan Ketua KPK
Sekitar 3 Hari yang laluBegini Kondisi Bharada E saat Diperiksa Penyidik
Sekitar 6 Jam yang laluLPSK Resmi Kabulkan Permohonan Justice Collaborator: 24 Jam Kita Kawal Bharada E
Sekitar 7 Jam yang laluLPSK Tak Beri Perlindungan ke Istri Ferdy Sambo Karena Bukan Korban Pelecehan
Sekitar 7 Jam yang laluSaat Iming-Iming Rp1 M ke Bharada E, Ferdy Sambo Tunjukkan Uang Dolar dalam Amplop
Sekitar 8 Jam yang laluNyanyian Kode Mantan Pengacara Bharada E: Wiro Sableng, Naga Geni hingga TB1
Sekitar 4 Jam yang laluBegini Kondisi Bharada E saat Diperiksa Penyidik
Sekitar 6 Jam yang laluLPSK Resmi Kabulkan Permohonan Justice Collaborator: 24 Jam Kita Kawal Bharada E
Sekitar 7 Jam yang laluKomnas HAM Datangi TKP Duren Tiga Lokasi Brigadir J Dibunuh, Senin Mendatang
Sekitar 7 Jam yang laluDeolipa Singgung Kode Etik dan Sindir Pengacara Baru Bharada E
Sekitar 2 Jam yang laluMantan Pengacara Bharada E Minta Fee Rp15 Triliun: Lima Hari Kerja enggak Tidur
Sekitar 4 Jam yang laluNyanyian Kode Mantan Pengacara Bharada E: Wiro Sableng, Naga Geni hingga TB1
Sekitar 4 Jam yang laluVaksin Cacar Monyet akan Diproduksi Selama 24 Jam karena Tingginya Permintaan
Sekitar 2 Minggu yang laluMenkes Budi: Vaksin Cacar Efektif Lindungi dari Risiko Cacar Monyet
Sekitar 2 Minggu yang laluBRI Liga 1: Kemesraan Persik dan Javier Roca Resmi Berakhir
Sekitar 1 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Sandiaga Salahuddin Uno
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami