Tak Puas Kinerja Idris, Eks Kader PKS Ini Dukung Pradi di Pilkada Depok
Merdeka.com - Mantan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Bramastyo Bontas memberikan dukungan pada pasangan calon Wali-Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna-Afifah Alia. Diketahui bahwa Bram adalah mantan Humas DPD PKS.
Bram mengaku dukungan diberikan kepada Pradi-Afifah karena menganggap mereka adalah pasangan yang tepat untuk memimpin Depok. “Saya melihat secara logis Pak Pradi bisa menjalankan itu. Permasalahan utama kenapa saya memilih, karena ke depan janji yang ditawarkan kedua calonnya tidak akan berjalan kalau akses dukungan daerahnya enggak bisa naik,” kata Bram ketika dikonfirmasi, Kamis (15/10).
Dia bahkan sudah melakukan banyak komunikasi dengan pasangan nomor urut 01 itu. “Banyak agenda-agenda yang lebih ke Pak Pradi ketimbang Pak Idris (kandidat dari PKS),” ujar dia.
Bram menuturkan, pasangan Pradi-Afifah adalah sosok yang memiliki inovasi. Bahkan pasangan ini juga dianggap memiliki kemampuan komunikasi sebagai pemimpin.
“Yang bisa melakukan inovasi itu saya melihat ada pada Pak Pradi. Ya, lebih mampu untuk membuat pemerintahan yang lebih inovatif,” kata Ketua Bidang Teritorial Gelora Depok itu.
Ditegaskan dia apa yang menjadi pilihannya itu bukan disebabkan rasa sakit hati. Dia mengaku tidak ada masalah dengan rezim sebelumnya. Namun dia juga tidak membantah selama menjabat sebagai pengurus PKS Depok jarang sekali berkomunikasi dengan Mohammad Idris.
“Dengan Pak Idris saya jarang banget berkomunikasi, bahkan hampir enggak ada ya. Jadi enggak ada, bukan dari sakit hati,” ucapnya.
Bram mengaku sempat beberapa kali mencoba menjalin komunikasi dengan Idris, namun tidak berjalan. Dia pun menduga hal itu terjadi karena kesibukan agenda Idris.
Bram menyebut kemungkinan ada juga mantan atau kader aktif PKS yang ikut memilih mendukung Pradi-Afifah. “Saya pikir ada ya, tidak mengutarakan secara jelas statement mungkin enggak, karena memang banyak hal yang melatarbelakangi itu,” katanya.
Ia menyebut, salah satu alasan mendasar itu adalah karena ketidakpuasan atas kinerja Idris. Mereka menilai Idris tidak bisa melakukan inovasi dan perubahan terhadap layanan publik.
"Kalau yang tidak kader seperti saya berhak ya (menjatuhkan piihan lain), tapi kalau di kader sendiri ada beberapa yang memang tidak puas juga dengan kepemimpinan yang sekarang. Kalaupun ditanya ya tidak akan jawab. Tapi, mereka secara diam-diam mendukung Pak Pradi,” tandasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Syaikhu siap memenangkan calon diusung PKS di semua wilayah.
Baca SelengkapnyaNama Wali Kota Depok dua periode, Mohammad Idris disebut-sebut masuk dalam bursa pencalonan Gubernur Jawa Barat (Jabar).
Baca SelengkapnyaFirli terjerat tiga dugaan pelanggaran etik. Pertama yakni terkait komunikasi dan pertemuan dengan SYL.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Imam Budi Hartono mengaku memiliki tugas berat pasca menerima SK tersebut karena harus memenangkan Pilkada Depok agar PKS bisa tetap memimpin.
Baca SelengkapnyaKisah seorang pengusaha asal Depok inspiratif yang sempat kena PHK kini malah sukses berjualan es. Simak ulasannya.
Baca SelengkapnyaKisruh rekapitulasi penghitungan tingkat Kota Depok berdampak pada petugas Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK).
Baca SelengkapnyaHermawi menyebut, ke depan bakal sering diadakan pertemuan antara fraksi PKS, NasDem, PKB yang ada di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaDugaan penggelembungan suara yang terjadi di Depok memicu protes dan unjuk rasa.
Baca SelengkapnyaSidang pelanggaran etik itu digelar pada hari ini.
Baca Selengkapnya