Tak Hanya Purnawirawan TNI, Inilah 3 Mantan Kapolri Pendukung Jokowi
Merdeka.com - Dukungan terus mengalir untuk pasangan Capres-Cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin. Kali ini dukungan datang dari ratusan Purnawirawan TNI-Polri. Mantan KSAL Laksamana TNI (Purnawirawan) Arief Koeshariadi mengatakan alasan mendukung karena semangat dan optimisme kerja nyata yang ditunjukkan Jokowi 4 tahun terakhir.
"Maka, kami dengan bulat mendukung Bapak Ir. Haji Joko Widodo dan Bapak Profesor Dr. K.H. Ma'ruf Amin, sebagai Presiden dan Wakil Presiden Periode 2019-2014, dalam melanjutkan pembangunan sesuai Nawa Cita 2," ungkap Arief.
Bukan hanya mantan jenderal TNI, mantan Kapolri juga ikut mendukung Jokowi-Ma'ruf. Berikut ini mantan Kapolri yang mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin:
Roesmanhadi
Jenderal Pol (Purn.) Roesmanhadi mantan Kapolri periode 1998 sampai dengan 2000. Sebelumnya dia adalah Perwira Tinggi Mabes ABRI sebagai Staf Ahli Menhankam Bidang Kamtibmas.
Pendidikan militer yang pernah ditempuh oleh Roesmanhadi adalah, PTIK angkatan 11, Sespim Polisi tahun 1980, Sesko ABRI tahun 1990 dan kursus Lemhannas pada tahun 1992.
Jabatan pertama yang diemban Roesmanhadi setelah lulus PTIK adalah Irdin Res 86 Bandung Polda Jabar pada tahun 1969, kemudian meningkat terus hingga jabatan terakhir sebagai Staf Ahli Menhankam Bidang Kamtibmas yang diembannya sejak 15 Oktober 1997.
Roesmanhadi juga pernah menjabat Wakapolda Kalbar pada tahun 1991, Wakapolda Jatim pada tahun 1992, Kapolda Sumatera Utara pada tahun 1993, Kapolda Jatim pada tahun 1995, Demin Kapolri pada tahun 1996.
Da'i Bachtiar
Jenderal Polisi (Purn.) Da'i Bachtiar pernah menjabat sebagai Kapolri dari 29 November 2001 hingga 7 Juli 2005. Dia juga mantan Duta Besar Indonesia untuk Malaysia sejak 8 April 2008 sampai September 2012.
Da'i Bachtiar sempat menjabat sebagai Staf Ahli Kapolri untuk selanjutnya menjabat Kepala Dinas Penerangan Polri pada 1998. Da`i juga pernah menjabat posisi bergengsi, yaitu saat ia dipercaya sebagai Komandan Korps Serse Polri.
Surojo Bimantoro
Jenderal Polisi (Purn.) Surojo Bimantoro dia menjabat Kapolri di periode Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dari 23 September 2000 hingga 21 Juli 2001. Dia diberhentikan sebagai Kapolri, padahal jabatan yang dia emban. Pemberhentian menuai polemik dipicu karena diadakannya kembali jabatan Wakapolri oleh Presiden Gus Dur.
Ketika itu Gus Dur menunjuk dan mengukuhkan Jenderal Chairuddin Ismail sebagai Wakil Kepala Polri. Padahal waktu itu, jabatan wakil kepala Polri sudah dihapus. Bimantoro lantas digantikan oleh Jenderal Polisi Chairuddin Ismail yang menjabat sebagai Kapolri dari 2 Juni 2001 hingga 7 Agustus 2001.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Saya ingin menyampaikan ucapan terima masih yang sebesar-besarnya kepada seluruh jajaran TNI dan Polri yang telah menjamin keamanan," kata Jokowi
Baca SelengkapnyaUsulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca SelengkapnyaTimnas AMIN merespons pernyataan Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo soal pemimpin pengganti Presiden Jokowi harus melanjutkan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) diusulkan memimpin koalisi besar Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaPihaknya mengajak seluruh pendukung Prabowo-Gibran untuk merapatkan barisan.
Baca SelengkapnyaTerkait paslon yang didukung Jokowi di Pilpres 2024, Kaesang meminta agar ditanyakan langsung ke presiden
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo bertemu dengan sejumlah ketua umum partai. Mulai dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto, lalu Ketum PAN Zulkifli Hasan hari ini.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP mengingatkan Kapolri banyak suara dari rakyat yang juga berharap agar Polri tetap netral di Pemilu 2024 ini.
Baca SelengkapnyaIwan berujar pasangan Capres nomor urut 3 itu diyakini bisa membawa aspirasi para petani kala memimpin Indonesia.
Baca Selengkapnya