Survei Charta Politika: Kampanye Baliho Tidak Efektif Tingkatkan Elektabilitas
Merdeka.com - Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya mengatakan, kampanye masif pimpinan parpol dengan baliho tidak efektif. Hal ini berdasarkan hasil survei elektabilitas calon presiden teranyar yang dirilis Charta Politika.
Dalam simulasi 10 nama, terlihat dua tokoh yang masif baliho dan billboard-nya, yaitu Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto berada di urutan terbawah. Puan elektabilitasnya 1,4 persen, Airlangga 1 persen.
"Yang menarik kita melihat dua sosok nama yang cukup masif dan sedang dibahas karena banyak billboard-nya dan balihonya dan bisa dikatakan tokoh utama partai dan pemilik partai. Ternyata ketika diuji di 10 nama berada di peringkat terbawah," ujar Yunarto dalam rilis survei secara daring, di Jakarta, Kamis (12/8).
Yunarto menuturkan, bila melihat hasil survei, sampai 20 Juli 2021 bisa diasumsikan bahwa masifnya baliho dan billboard tidak berkorelasi dengan tingkat elektabilitas. Efektivitas dari kampanye melalui baliho sangat rendah.
"Bisa diasumsikan bahwa banyaknya atribut dalam bentuk baliho dan billboard yang viral di sosmed tidak berkorelasi linier terhadap tingkat elektabilitas, ada efektivitas yang sangat rendah dari kampanye masif yang dijalankan oleh sosok mbak Puan maupun mas Airlangga," ujarnya.
Namun, di satu sisi ada kenaikan tingkat pengenalan tokoh tersebut meski tidak naik secara masif. Tingkat pengenalan Puan dalam survei ini mencapai 60,7 persen, sementara Airlangga masih 30,4 persen.
Namun tingkat pengenalan ini wajar naik karena masuk ke pelosok-pelosok. Namun, belum tentu berkorelasi dengan tingkat kesukaan. Justru malah menjadi efek bumerang.
"Kita menemukan di daerah, poster yang ditempel di rumah masyarakat itu bisa menyebalkan, meninggalkan bekas kotor. Ini ada hal-hal yang dapat menjadi efek bumerang atau ada variabel lain kemudian ketika ada kondisi yang tidak cukup tepat," ujar Yunarto.
Belum lagi kampanye baliho menjadi bumerang karena menggunakan dana yang besar. Masyarakat tengah kesulitan karena dampak pandemi Covid-19. Tentu pemasangan baliho akan direspon berat oleh masyarakat. Kampanye baliho ini tidak pas dilakukan di saat krisis.
"Jadi saya pribadi melihat ini sebagai kesalahan pendekatan konservatif yang bisa dilakukan dalam kondisi normal, bukan dalam situasi anomali seperti musibah saat ini yang malah membawa efek berat," ujar Yunarto.
"Bukan tidak mungkin jika semakin masif baliho akan semakin meningkatkan tingkat pengenalan hingga 60 persen, tapi ketika dikaitkan dengan elektabilitas, kecenderungannya bukan tak mungkin berkorelasi negatif," jelasnya.
Survei Charta Politika Indonesia dilakukan pada 12-20 Juli 2021 dengan metode wawancara tatap muka. Metode sampling menggunakan multistage random sampling dengan 1200 responden. Survei ini memiliki margin of error sebesar 2,83 persen.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Survei Charta Politika digelar pada 4 Januari - 11 Januari 2024
Baca SelengkapnyaCharta Politika menilai kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah tergolong baik
Baca SelengkapnyaKetua Peneliti Charta Politika Nahrudin menyebut, elektabilitas Ganjar-Mahfud mengalami rebound sebesar 1,5 persen dibanding 2023.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Lembaga survei Indikator Politik Indonesia mencatat elektabilitas Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mencapai 56,2 persen di Jawa Timur.
Baca Selengkapnya80 persen pemilih puas atas kinerja Presiden Joko Widodo
Baca SelengkapnyaDebat capres sebelumnya memberikan efek positif bagi suara pasangan Ganjar-Mahfud
Baca SelengkapnyaMenurut Ganjar, hasil setiap lembaga survei yang melakukan jajak pendapat terhadap masyarakat berbeda-beda.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator merilis Warga Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Timur cenderung mendukung Capres-Cawapres pilihan Jokowi.
Baca SelengkapnyaSalah satu faktor pendorongnya adalah penampilan Gibran dalam debat cawapres.
Baca Selengkapnya