Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Soal angka kemiskinan, PSI pertanyakan data yang digunakan SBY

Soal angka kemiskinan, PSI pertanyakan data yang digunakan SBY Juru Bicara PSI Dedek Prayudi. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Juru bicara Partai Solidaritas Indonesia bidang kepemudaan, Dedek Prayudi mengecam pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono. Di mana SBY mengatakan jumlah penduduk miskin di Indonesia sebanyak 100 juta jiwa.

"Saya mengecam kesesatan yang diucapkan oleh mantan Presiden RI tersebut," kata politisi muda yang akrab disapa Uki itu.

Mantan peneliti kebijakan United Nations Population Fund ini membeberkan data kemiskinan Indonesia versi Bank Dunia. "Bank Dunia menggunakan standard USD 1,9 per hari sebagai garis kemiskinan. Tren kemiskinan Indonesia menurut Bank Dunia menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun, termasuk disaat SBY berkuasa," jelasnya.

"Bank Dunia menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan ada pada level 11,3 persen pada tahun 2014 dan turun menjadi 10,6 persen pada tahun 2017. Sedangkan tahun 2018, karena tahunnya masih berjalan, belum ada datanya. Tapi yang jelas, pola penurunan dan level kemiskinan Indonesia versi Bank Dunia mirip dengan versi BPS dan yang belum ada, jangan diada-adakan," terang Uki.

Dia justru balik menyindir tren kenaikan ketimpangan ekonomi yang terjadi di zaman pemerintahan SBY. Sebab, Uki mengungkapkan, menurut Bank Dunia ketimpangan kaya dan miskin justru meningkat paling tajam di zaman pemerintahan SBY sejak era reformasi.

"Ketimpangan tersebut turun sejak Jokowi menjabat," tegasnya.

Uki memohon kepada SBY untuk lebih jujur dalam mengeluarkan statement tentang kemiskinan. "Kalau tidak mau menggunakan data BPS sebagai rujukan, silakan. Tapi mohon kami-kami yang masih muda ini diajarkan berpolitik yang jujur. Jangan karena tidak berkoalisi dengan pak Jokowi, lantas menjelek-jelekkan dengan kabar menyesatkan. Kasihan rakyat, jangan dibohongi," tutupnya.

Melalui akun Twitter resminya, SBY memberikan klarifikasi. Dia menjelaskan, angka kemiskinan harus dilihat dengan 'The Bottom 40%'.

"Banyak yang salah mengerti arti the bottom 40%, kemudian langsung berikan sanggahan, tak benar jumlah penduduk miskin 100 juta orang," tulis SBY melalui @SBYudhoyono, dikutip merdeka.com, Rabu (1/8).

SBY melanjutkan, istilah 'the bottom 40%' digunakan oleh World Bank Group, yaitu 40% penduduk golongan bawah di masing-masing negara. Di negara berkembang yang income perkapitanya belum tinggi, mereka termasuk kaum sangat miskin, kaum miskin dan di atas miskin alias near poor.

"Ada pejabat negara yang mengatakan menurut BPS yang miskin hanya sekitar 26 juta. Tentu saya SANGAT MENGERTI angka itu," tegas SBY.

Presiden RI dua periode ini menjelaskan, dunia tetapkan sasaran kembar atau twin objective dalam pembangunan berkelanjutan, hilangkan kemiskinan ekstrim dan capai kemakmuran bersama.

Ketika dirinya jadi Ketua HLP PBB bersama PM Inggris dan Presiden Liberia susun bahan SDGs, the bottom 40% jadi perhatian utama.

Dia menambahkan, kelompok inilah yang mesti dibebaskan dari kemiskinan dan ditingkatkan taraf hidupnya dengan meningkatkan pendapatan atau income mereka.

"Kelompok ini sangat rawan dan mudah terdampak, jika ada kemerosotan ekonomi, terutama jika ada kenaikan harga, termasuk sembako. Dengan melemahnya ekonomi, the bottom 40% alami persoalan. Ini saya ketahui dari hasil survei & dialog saya dengan ribuan rakyat di puluhan kabupaten/kota," jelas SBY.

SBY percaya bahwa angka kemiskinan sekarang sekitar 26 juta orang, atau 9,82% seperti data yang dimiliki pemerintah saat ini. Dia memahami tak mudah turunkan angka kemiskinan.

Dia bercerita, Pemerintahan SBY-JK dan SBY-Boediono selama 10 tahun berhasil turunkan kemiskinan sebesar 6 persen. Hal ini dicapai dengan melakukan program pro-rakyat yang masif. Pemerintah sekarang, kata SBY, dalam waktu 3 tahun berhasil turunkan kemiskinan sebesar 1 persen. Dia berharap, hingga akhir 2019, Jokowi-JK bisa turunkan angka kemiskinan mencapai 3 persen.

"Saya dengar pemerintah akan tunda sebagian proyek infrastruktur, guna selamatkan ekonomi kita. Hal ini sudah lama saya sarankan. Keputusan dan kebijakan pemerintah tersebut (kalau benar) TEPAT. Saya ikut mendukung. Karena berarti negara UTAMAKAN RAKYAT," kata SBY.

"Biasanya dalam musim pemilu, kalau berbeda posisi langsung DIHAJAR. Saya bukan tipe manusia seperti itu. Kalau benar harus saya dukung," tutup SBY.

(mdk/fik)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menkes Beberkan Data Jumlah Petugas Pemilu 2024 Meninggal Turun Dibanding 2019

Menkes Beberkan Data Jumlah Petugas Pemilu 2024 Meninggal Turun Dibanding 2019

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.

Baca Selengkapnya
Data BPS: Ekonomi Indonesia Salip AS dan Jepang, Tapi Keok dari China dan India

Data BPS: Ekonomi Indonesia Salip AS dan Jepang, Tapi Keok dari China dan India

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut relatif lebih baik dibandingkan sejumlah negara mitra dagang seperti Amerika Serikat dan Jepang.

Baca Selengkapnya
Anies Buka Data Ketimpangan di Indonesia: 64 Persen Dokter dan 74 Persen RS Ada di Jawa-Sumatera

Anies Buka Data Ketimpangan di Indonesia: 64 Persen Dokter dan 74 Persen RS Ada di Jawa-Sumatera

Berdasarkan data tersebut, membuat masyarakat di wilayah Timur Indonesia kesulitan berobat.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Data LSF: 97 Persen Ibu di Indonesia Telah Ikut Memilah dan Memilih Tontotan untuk Anaknya

Data LSF: 97 Persen Ibu di Indonesia Telah Ikut Memilah dan Memilih Tontotan untuk Anaknya

LSF di tahun 2021 menyerukan 'Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri' yakni gerakan memilah dan memilih tontonan sesuai dengan klasifikasi usia

Baca Selengkapnya
Bawaslu Ingatkan Partai Serius Laporkan Dana Kampanye, Ini Sanksinya

Bawaslu Ingatkan Partai Serius Laporkan Dana Kampanye, Ini Sanksinya

Data dari PPATK bisa dijadikan peringatan oleh seluruh peserta Pemilu.

Baca Selengkapnya
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Ungkap Merdeka Finansial Bukan Sekedar Impian Bagi Perempuan

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Ungkap Merdeka Finansial Bukan Sekedar Impian Bagi Perempuan

Menteri Bintang mengatakan perempuan adalah kekuatan bangsa yang akan menentukan pembangunan Indonesia di masa depan.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Ungkap Data Nasional: 475 Orang Meninggal Akibat DBD

Kemenkes Ungkap Data Nasional: 475 Orang Meninggal Akibat DBD

Kementerian Kesehatan mencatat, hingga minggu ke-15 tahun 2024, terdapat 475 orang meninggal karena DBD.

Baca Selengkapnya
Hasil Perhitungan Sementara Sirekap KPU: Anies 23,88 Persen, Prabowo 56,71 Persen, Ganjar 19,63 Persen

Hasil Perhitungan Sementara Sirekap KPU: Anies 23,88 Persen, Prabowo 56,71 Persen, Ganjar 19,63 Persen

Data itu merupakan salinan plano C1 dikirim secara digital dari setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Baca Selengkapnya
PSI soal Temuan PPATK: Baiknya Dibuka ke Publik Secara Transparan

PSI soal Temuan PPATK: Baiknya Dibuka ke Publik Secara Transparan

Dengan dibukanya data temuan itu harapannya tidak lagi ada tuduhan-tuduhan.

Baca Selengkapnya