Sindiran-Sindiran Megawati di Kongres PDIP, Sampai Bilang Pernah Dikibuli
Merdeka.com - Saat pembukaan Kongres ke V Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Bali, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politik di depan para kader dan tamu undangan. Pidato politik Mega berisi tentang demokrasi dan toleransi.
Namun di sela-sela pidato itu, Mega beberapa kali melontarkan sindiran kepada partai-partai lain. Bahkan Mega menyebut pernah dibohongi saat Pemilu 2014 lalu. Berikut sindiran Mega pada acara Kongres PDIP:
Dibohongi di Pemilu 2014
Saat menyampaikan pidato politik dalam Kongres V di Sanur, Bali, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyinggung kerap dibohongi. Di mana pada Pemilu 2014 lalu, Mega merasa dibohongi oleh Golkar yang telah mengambil jatah kursi ketua DPR. Padahal berdasarkan Undang-Undang MD3, partai pemenang pemilu berhak atas kursi pimpinan DPR.
"Airlangga! itu yang baju ijo juga (Suharso PPP) jangan melemboni (membohongi) loh MD3 loh. Dilihat sama anak-anakku kayak zaman dulu kita dikibuli terus loh. Untung ibu Mega lapang dada," ceritanya yang disambut riuh hadirin kongres.
"Partai pemenang itulah yang akan menjadi Presiden Republik Indonesia eh gue dipotong. Gile deh ini Republik Indonesia kita cintai gile dah. Saya cuma ngomong sama bapak gue (Soekarno) yang di atas biarin pak enggak apa-apa sabar pak kesabaran revolusioner," katanya yang disambut tepuk tangan, di Sanur, Bali, Kamis (8/8).
Sindir Partai yang Minta Jatah Menteri
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terang-terangan minta jatah kursi kepada Presiden Jokowi. Sebagai partai pemenang Pemilu 2019, Mega meminta jatah kursi paling banyak di antara partai lain. Mega menganggap permintaan ini wajar, karena partai yang tidak mendapat jatah saja minta jatah kursi menteri.
"Ini dalam kongres partai Pak Presiden saya minta dengan hormat PDIP akan masuk dalam kabinet dengan jumlah menteri yang terbanyak," tegas Mega yang disambut riuh peserta kongres.
"Enak aja empat. Orang yang enggak dapet (jatah) aja minta," sindir Mega yang menambah riuh suasana Ballroom Hotel Inna Garuda Sanur, Bali, Kamis (8/8).
Banyak yang Minta Diundang Kongres PDIP
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tak memungkiri banyak yang meminta diundang dalam Kongres ke-5 partai digelar di Sanur, Denpasar. Hal itu tidak terlepas berhasilnya PDIP mengantar pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebagai presiden dan wakil terpilih Pemilu 2019.
Menurutnya, saking ingin diundang dalam kongres, ada pihak yang selama ini tak pernah melempar senyum terhadapnya kini malah senyum manis.
"PDIP Menang, semua orang mau merapat. Yang tidak kenal sama saya saja yang tidak pernah senyum manis, selama ini. Kalau dulu mana mau Pak Jokowi. Saya sudah merasakan ditinggal orang," katanya di Hotel Inna Garuda Sanur, Bali, Kamis (8/8).
Soal Impor Beras
Di sela pidato politik Kongres ke V PDIP, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menyinggung soal impor beras. Menurut Mega, saat impor beras ramai diperbincangkan, dia disebut tidak memikirkan rakyat.
"Kalau sudah bilang impor beras, langsung singgung katanya berdikari. Katanya mau berdiri di atas kaki sendiri. Tapi kalau kurang langsung impor, Kalau yang punya beras diekspor ke Indonesia," kata Mega di Ballroom Inna Garuda, Kamis (8/8).
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sinyal pertemuan itu juga semakin diperkuat, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman yang menyebut pertemuan itu akan terjadi tidak lama lagi.
Baca SelengkapnyaPartai Golkar tidak pernah memiliki skenario untuk merebut kursi ketua DPR RI.
Baca SelengkapnyaPDIP menjadi partai politik yang berhasil meraih kemenangan pada pemilihan legislatif (Pileg) 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Megawati memiliki hak prerogatif untuk menentukan arah politik PDIP ke depan.
Baca SelengkapnyaLaporan dana kampanye tersebut menempatkan partai dipimpin Kaesang Pangarep masuk dalam tiga besar partai dengan kategori pengeluaran terbanyak.
Baca SelengkapnyaGerindra menilai hak angket itu tidak perlu dilakukan apalagi baru sebatas wacana.
Baca SelengkapnyaKendati demikian, Golkar mengaku tak mengetahui siapa partai politik yang akan bergabung dengan KIM.
Baca SelengkapnyaGolkar menyerahkan sepenuhnya kepada presiden terpilih
Baca SelengkapnyaGibran yakin peluang untuk pertemuan Jokowi dan Megawati tersebut masih terbuka lebar.
Baca Selengkapnya