Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

RUU Pemilu versi pemerintah: Tak semua partai bisa usung capres

RUU Pemilu versi pemerintah: Tak semua partai bisa usung capres Ilustrasi Pemilu. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Teka teki sistem Pemilu serentak 2019 mulai terkuak. Pemerintah telah menyerahkan draf Revisi Undang Undang Pemilu 2019 ke DPR. Dalam susunan versi pemerintah, sistem pemilu dilakukan proporsional terbuka terbatas.

Dengan kata lain, pemilih hanya diminta memilih partai dalam Pemilu Legislatif. Sementara suara yang diperoleh, diperuntukan untuk caleg yang berada di nomor urut satu. Penetapan nomor urut sepenuhnya kewenangan partai.

Sementara soal presidential threshold, dalam draf tersebut pemerintah menetapkan angka 20 persen kursi atau 25 persen suara. Mereka yang ingin mengusung capres, harus melampaui syarat wajib tersebut.

"Untuk mengusung Calon Presiden partai atau gabungan partai harus memilii kursi 20 persen atau suara 25 persen dari hasil pemilu sebelumnya. Bagi parpol baru bisa bergabung dengan parpol yang memenuhi syarat di atas," kata Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraeni kepada merdeka.com, Senin (24/10).

Sementara untuk ambang batas partai yang lolos parlemen, harus memperoleh suara minimal 3,5 persen di Pemilu serentak. Di bawah itu, tidak bisa mencicipi empuknya kursi parlemen.

"PT atau ambang batas perwakilan 3,5 persen hanya untuk DPR RI. Tidak berlaku untuk DPRD," ungkap Titi yang sudah membaca draf RUU Pemilu versi pemerintah itu.

Aturan dalam draf yang diusulkan pemerintah bisa saja berubah. Semua tergantung pembahasan partai politik di DPR, dalam hal ini Komisi II DPR yang membidangi pemilu.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
UU Pemilu Digugat Lagi, Batas Usia Capres Maksimal 65 Tahun & Maju Pilpres Dibatasi 2 Kali
UU Pemilu Digugat Lagi, Batas Usia Capres Maksimal 65 Tahun & Maju Pilpres Dibatasi 2 Kali

Aturan mengenai batas usia Capres-Cawapres digugat ke MK pda Senin (21/7).

Baca Selengkapnya
Persaudaraan Jangan Sampai Memudar karena Tidak Bisa Menerima Hasil Pemilu
Persaudaraan Jangan Sampai Memudar karena Tidak Bisa Menerima Hasil Pemilu

Masyarakat Indonesia patut bersyukur dan bersuka cita karena telah melewati proses Pemilu 2024

Baca Selengkapnya
Sebulan Kampanye, Ganjar Ungkap Keluhan Masyarakat Soal Pekerjaan hingga Kelangkaan Pupuk
Sebulan Kampanye, Ganjar Ungkap Keluhan Masyarakat Soal Pekerjaan hingga Kelangkaan Pupuk

Ganjar juga mengklaim dirinya banyak tahu tentang problem riil yang dihadapi masyarakat

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Polisi Ingatkan Warga Hormati Pilihan, Jangan Menjelekkan Capres Cawapres
Polisi Ingatkan Warga Hormati Pilihan, Jangan Menjelekkan Capres Cawapres

Kepolisian mengingatkan kepada warga agar tetap menjaga persatuan selama Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Aturan Terbaru Debat Pilpres: Capres-Cawapres Tak Boleh Bertanya Pakai Singkatan
Aturan Terbaru Debat Pilpres: Capres-Cawapres Tak Boleh Bertanya Pakai Singkatan

KPU menyebut, aturan ini dikeluarkan demi menghindari polemik berkelanjutan di masyarakat.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Berencana Setop Sementara Penyaluran Bansos
Pemerintah Berencana Setop Sementara Penyaluran Bansos

Pemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.

Baca Selengkapnya
DPR dan Pemerintah Setujui RUU Desa, Masa Jabatan Kepala Desa jadi 8 Tahun 2 Periode
DPR dan Pemerintah Setujui RUU Desa, Masa Jabatan Kepala Desa jadi 8 Tahun 2 Periode

Badan Legislasi (Baleg) DPR dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menyetujui Revisi UU Desa.

Baca Selengkapnya
Komisi II DPR Nilai Perlu Revisi UU Pemilu Terkait Cuti Kampanye Pejabat Negara
Komisi II DPR Nilai Perlu Revisi UU Pemilu Terkait Cuti Kampanye Pejabat Negara

Komisi II DPR mengatakan, secara teknis harus dipertegas ulang jadwal cuti khusus untuk para pejabat saat ingin kampanye politik.

Baca Selengkapnya
PAN: Sangat Bahaya Ada Capres Anggap Data Pertahanan Tak Perlu Dirahasiakan
PAN: Sangat Bahaya Ada Capres Anggap Data Pertahanan Tak Perlu Dirahasiakan

PAN setuju dengan sikap tegas Prabowo yang menyatakan tidak mungkin semua kekuatan dan kelemahan sistem pertahanan nasional dibuka untuk umum.

Baca Selengkapnya