PSI minta masyarakat tak ribut soal isu PKI dan HTI
Merdeka.com - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), M Guntur Romli meminta masyarakat tak lagi meributkan isu-isu komunisme atau PKI dan khilafah atau HTI. Karena baik ideologi komunisme maupun khilafah telah dilarang di Indonesia.
Saat ini, menurutnya, hal penting yang harus diributkan adalah program untuk kesejahteraan rakyat. Demikian disampaikan Guntur Romli dalam acara diskusi 'Membedah Agenda Politik Komunisme dan Khilafah di Pilpres 2019' di Restoran Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (13/10).
"Perang ideologi sudah selesai. HTI sudah dilarang. PKI sudah dilarang, jadi enggak usah ribut. Sekarang kita ributkan bagaimana program untuk rakyat," jelasnya.
Seorang warga NKRI sejati, lanjutnya, pasti menolak PKI maupun HTI. Karena itulah di wilayah NKRI ini, tak ada lagi tempat bagi PKI maupun HTI.
"Jadi tidak ada tempat untuk komunisme dan khilafah di negeri ini," ujar Guntur.
Merujuk pada sejarah, pernah ada dua ancaman terhadap ideologi Pancasila yang pernah terjadi di Indonesia. Guntur menyebutkan yaitu pemberontakan PKI dan DI/TII pascakemerdekaan.
"Sekarang kepentingan kita bagaimana kita peduli pada kemaslahatan kepentingan bersama. Bukan perang ideologi," pungkasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyebutan istilah KKB menjadi OPM memiliki dampak politis serta konsekuensi pada cara menyelesaikan.
Baca SelengkapnyaSerangan KKB menyebabkan dua prajurit TNI menjadi korban.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta menilai sendiri mengenai kebijakan kenaikan gaji TNI-Polri jelang Pemilu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hasto mengatakan, sikap oposisi atau koalisi akan dilakukan demi kepentingan rakyat.
Baca SelengkapnyaMendorong Heru Budi untuk turun langsung ke masyarakat supaya tak tidak terlalu kaku
Baca SelengkapnyaPolisi mengajak masyarakat untuk melawan hoaks terkait Pemilu.
Baca SelengkapnyaIa memastikan, tidak ada pengeroyokan terhadap dalam kejadian tersebut dan lebih kepada perkelahian.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat korban mengaku diklakson berulang kali oleh orang tidak dikenal dan berseragam lengkap TNI di kawasan Fly Over, Pondok Kopi Jaktim.
Baca SelengkapnyaPemerintah tak hadir dalam sidang lanjutan gugatan atas abainya negara dalam pembentukan RUU Masyarakat Adat
Baca Selengkapnya