Prabowo komentari Jokowi: Ia bukan orang yang merakyat
Merdeka.com - Capres Prabowo Subianto menilai sosok Joko Widodo yang merakyat bukan sesuatu yang asli melainkan dibuat-buat. Pernyataan itu dilontarkan Prabowo saat menjalani sesi wawancara dengan BBC Indonesia, Jumat (11/7) malam.
Wartawan BBC Babita Sharma menanyakan kepada Prabowo mengenai gaya berpolitik Prabowo yang konservatif jika dibandingkan dengan Joko Widodo yang merakyat.
Prabowo menjawab persepsi tentang Joko Widodo diciptakan oleh tim PR (public relation) dan bahwa Joko adalah alat oligarki.
"Ia bukan orang yang merakyat, ia mengklaim sebagai orang yang rendah hati tapi saya rasa itu cuma akting," cetus Prabowo yang mengenakan batik dan peci hitam.
Sharma kemudian mengatakan bahwa Joko W memiliki 'reputasi bersih' tidak seperti Prabowo yang diwarnai dengan pelanggaran HAM. "Saya ingin ingatkan Anda unit yang Anda pimpin pada 1998 dituduh menculik, menyiksa dan membunuh aktivis yang memprotes Suharto. Bagaimana Anda bisa dipandang sebagai pemimpin kredibel yang bisa memimpin negara jika Anda berpikir tentang hasil suara 10 hari lagi," ujar Sharma seperti dikutip dari akun twitter @BBCIndonesia.
Prabowo menjawab bahwa setiap kali popularitasnya meningkat, tuduhan-tuduhan pencemaran nama baik selalu muncul. "Ini adalah pemilu ketiga saya, saya kini memimpin partai terbesar ketiga dari negara terbesar keempat di dunia. Saya memimpin koalisi yang mewakili 2/3 rakyat Indonesia, bagaimana mereka bisa dibodohi, begitu bodoh, untuk mendukung seseorang yang memiliki semua karakter yang menurut rival saya adalah karakter saya," tegas Prabowo.
Prabowo mengaku bosan selama 16 tahun terakhir selalu ditanya soal penculikan dan pelanggaran HAM oleh semua media asing yang mewawancarai dirinya. "Saya sudah menjawab berkali-kali, saya bebas, saya tidak pernah didakwa atas apa pun, ini adalah kampanye politik untuk menghancurkan saya. Mereka tidak suka dengan apa yang saya perjuangkan. Saya berjuang demi Indonesia bersih, keadilan bagi rakyat saya. Selama ini rakyat dibodohi, dianggap orang bodoh dan malas, ini adalah persepsi era kolonial yang dilekatkan kepada kita," ujarnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kendati berseberangan pada Pilpres 2014 dan 2019, Prabowo mengaku tak pernah menaruh rasa dendam kepada Jokowi.
Baca SelengkapnyaSetelah terpilihnya Jokowi menjadi orang nomor satu di Indonesia, lalu mengajak Prabowo ke dalam susunan kabinet.
Baca SelengkapnyaJokowi memberikan kenaikan pangkat secara istimewa kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjadi Jenderal Kehormatan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pangkat kehormatan kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menuai pro kontra.
Baca SelengkapnyaJokowi mengirim utusan untuk mengajak rekonsiliasi, hingga akhirnya Prabowo masuk kabinet.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Gerindra itu menegaskan bahwa Jokowi sosok yang pekerja keras.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto mengakui kehebatan Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaWajar jika Presiden Jokowi akan mendapat peran penting di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaPemberian pangkat jenderal kehormatan itu menuai pro dan kontra.
Baca Selengkapnya