Politisi PDIP nilai bertemu ketum parpol menunjukkan komunikasi politik Jokowi baik
Merdeka.com - Politisi PDI Perjuangan Maruarar Sirait menyambut baik pertemuan Presiden Jokowi dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di Istana Bogor, Sabtu (24/3). Pertemuan seperti itu rutin dilakukan Jokowi dengan parpol pendukung pemerintah.
"Saya rasa hari ini kita melihat begitu banyak partai yang mendukung Pak Jokowi. Bahkan partai-partai yang dulu tidak mendukung di 2014, seperti Golkar, PPP, dan Perindo. Hari ini juga Pak Jokowi bertemu dengan Mas Airlangga hal itu saya cukup baik membangun koalisi dalam Pilpres 2019," ujar Maruarar menanggapi pertemuan antara Jokowi dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di Istana Bogor, dalam keterangannya, Sabtu (24/3).
Anggota Komisi XI DPR yang karib disapa Ara, ini menilai selama ini Jokowi selalu menjalin komunikasi dengan ketua umum parpol dan tokoh bangsa lainnya. Hal itu tidak hanya dilakukan menjelang Pilpres 2019.
Ara menambahkan, hal itu sesuai dengan jargon pada Pilpres 2014 bahwa Jokowi adalah Kita. Jokowi juga selama kurang empat tahun ini menjalankan pemerintahan mampu mengandalikan situai politik dalam negeri.
"Dulu Hari Tanoe berbeda di 2014, sekarang mendukung. Jadi itu adalah contoh-contoh yang baik," ujar Maruarar.
Terkait banyaknya parpol mendukung Jokowi, menurut Maruarar itu adalah hal yang baik. Ia yakin Jokowi akan memilih calon wapres terbaik dalam Pilpres 2019.
"Dan partai-partai ini ketua umumnya kan pintar-pintar. Tentu ada alasan ideologis. Tapi alasan-alasan yang praktis, bahwa yang bisa memenangkan Pemilu 2019 yang paling kuat Jokowi, juga pasti ada dalam pikiran mereka. Siapa sih partai yang mau kalah?" katanya.
Dia mengatakan, bahwa koalisi terbentuk, tentu saja karena ada kecocokan ideologis, kecocokan kepribadian, program, visi misi. "Tapi juga unsur praktisnya nggak mungkin nggak ada. Partai politik juga pasti mau menang. Mereka tentu bisa melihat dari berbagai data, survei, dan lapangan, memang Jokowi sangat punya potensi kuat untuk menang. Jadi itu biasa," ujar Ara.
Ara juga mengungkapkan, ada kesempatan PDIP menciptakan sejarah di Era Reformasi. Ia menyebut tidak ada partai sesudah Reformasi 1998, yang memenangkan dua kali berturut-turut.
"Ini kesempatan PDIP untuk membuat sejarah dua kali menang berturut-turut. Ada dua alasan. Pertama memiliki Bu Mega sebagai magnet untuk menjaga suara internal. Yang kedua punya Jokowi untuk suara dari luar," tandasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keanggotaan partai politik Jokowi dipertanyakan setelah menyebut presiden boleh kampanye dan berpihak pada pasangan calon tertentu di pemilu.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) membuka kemungkinan akan bertemu ketua umum partai politik (parpol).
Baca SelengkapnyaJokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hasto menegaskan, Pemilu 2024 belum selesai. Saat ini, proses rekapitulasi suara masih dilakukan secara berjenjang.
Baca SelengkapnyaGaung perubahan menimbulkan pertanyaan, sebab selama ini PDI Perjuangan selalu membawa pesan keberlanjutan yang sering dikaitkan dengan motto Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi bertemu dengan Prabowo dan putra sulungnya pada Rabu malam (14/2).
Baca SelengkapnyaGerindra: Prabowo yang Akan Bisa Menjembatani Hubungan Jokowi dengan PDIP
Baca SelengkapnyaHasto juga menyebut pemberian suatu pangkat terkadang bertentangan dengan fakta-fakta yang terjadi di lapangan
Baca SelengkapnyaKendati berseberangan pada Pilpres 2014 dan 2019, Prabowo mengaku tak pernah menaruh rasa dendam kepada Jokowi.
Baca Selengkapnya