Politik Biaya Tinggi, Jokowi Ungkit Tak Keluar Uang Saat Jadi Cagub DKI
Merdeka.com - Untuk menduduki jabatan politik, para calon kepala daerah kerap mengeluarkan biaya yang cukup tinggi saat mengikuti pemilihan. Setelah menjabat, perilaku korupsi mereka kerap terjadi. Capres Joko Widodo mengatakan, rekrutmen berbasis kompetensi menjadi kunci, bukan rekrutmen berbasis finansial.
"Prinsipnya rekrutmen berbasis kompetensi, bukan finansial, nepotisme. Untuk pejabat birokrasi rekrutmen harus dilakukan transparan, sederhana dan standar yang jelas untuk jabatan politik, perlu penyederhanaan sistem dalam sistem kepartaian kita," kata Capres Jokowi dalam Debat Capres di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1).
Dengan menyederhanakan sistem dan transparansi tersebut, Jokowi berharap bisa memangkas politik uang, suap, dan korupsi dan mendapatkan pejabat publik yang memiliki integritas dan kapasitas yang baik.
"Bupati, wali kota, gubernur, kita dapatkan putra-putri terbaik dengan cara rekrutmen yang transparan akuntabel," ujarnya.
Soal rekrutmen terbuka dan transparan ini, Jokowi mencontohkan saat anaknya Kahiyang Ayu tidak lolos saat mengikuti tes CPNS. "Contoh rekrutmen PNS kita, terbuka, transparan, anak saya tidak bisa diterima di situ karena memang tidak lulus," ujarnya.
Menanggapi pernyataan Jokowi, Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto mendesak ada langkah konkret, praktis dan segera untuk mengatasi maraknya politik berbiaya tinggi yang menimbulkan perilaku korupsi.
"Sebagai contoh, gubernur gajinya Rp 8 juta. Dia mengelola provinsi misal Jawa Tengah yang wilayahnya lebih besar dari Malaysia. Saya kira pemerintah harus berani melakukan terobosan. Kita potong semua kebutuhan kampanye. Televisi adalah milik rakyat, kita tidak boleh terlalu banyak bayar untuk tampil," ujarnya.
Mendengar desakan dari Prabowo, Jokowi kembali pada argumennya untuk mengurangi politik berbiaya tinggi adalah rekrutmen yang berbasis kompetensi. Dia mencontohkan saat menjadi cagub DKI Jakarta.
"Saya tidak mengeluarkan uang sama sekali, pak prabowo tahu mengenai itu. Ketua-ketua partai tahu itu. Memang ini membutuhkan proses panjang," pungkas Jokowi.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Peringatkan KPU: Keteledoran Berbahaya, Berdampak Besar pada Politik!
Jokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaJokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024
Jokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaKritik Jokowi, Ketua BEM KM UGM Pastikan Tidak Ada Muatan Politik Praktis
BEM KM UGM telah membuat kajian setebal 300 halaman yang berisikan isu-isu komprehensif.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Presiden Jokowi Terbitkan Perpres Kenaikan Tunjangan Petugas Bawaslu: Dari Rp24.930.000 jadi Rp29.085.000
Besaran nominal tunjangan kinerja yang dibayar per bulan itu dibagi atas 17 tingkatan kelas jabatan.
Baca SelengkapnyaPSI Nilai Jakarta Butuh Calon Gubernur seperti Jokowi, Bersiap Usung Kaesang?
PSI menilai Jakarta membutuhkan sosok calon gubernur dapat menciptakan harapan dan dekat dengan masyarakat seperti Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap Isi Pembicaraan dengan Presiden Filipina, Termasuk Soal Pertahanan
Jokowi menyebut tiga bidang kerja sama yang akan diperkuat oleh kedua negara.
Baca SelengkapnyaPratikno Angkat Bicara Soal Isu Dititipkan Jokowi di Kabinet Mendatang
Pratikno mencontohkan, berkontribusi tidak harus selalu dari jalur eksekutif.
Baca SelengkapnyaJokowi Bakal Dapat Peran Penting di Pemerintahan Prabowo, Golkar: Pemikiran Beliau Dibutuhkan Bangsa
Wajar jika Presiden Jokowi akan mendapat peran penting di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaTernyata Ini Alasan Jokowi Bagi-Bagi Bansos Beras Jelang Pilpres 2024
Presiden akhirnya buka suara terkait polemik pemberian bansos beras kemasan 10 kg di tahun politik.
Baca Selengkapnya