Hot Issue

Peran Sang King Maker di Koalisi Perubahan

Minggu, 2 April 2023 07:32 Reporter : Alma Fikhasari
Peran Sang King Maker di Koalisi Perubahan Ketua BNPT bertemu Jusuf Kalla. ©2022 Merdeka.com/Istimewa

Merdeka.com - Senior Partai Golkar Jusuf Kalla (JK), menjadi tokoh yang selalu dipertimbangkan dalam memberikan masukan di pemilu. Sosok JK kini dikenal dekat dengan Koalisi Perubahan pengusung Anies Baswedan di Pemilu 2024.

Bahkan, JK diakui telah memberikan arahan kepada Partai Golkar untuk membentuk koalisi besar. Yakni bergabung dengan Koalisi Perubahan yang digagas oleh NasDem, Demokrat, dan PKS.

Arahan tersebut disampaikan JK langsung kepada Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto saat buka puasa bersama di NasDem Tower pada Sabtu (25/3).

Wacana koalisi besar di pilpres pun sudah disampaikan Airlangga Hartarto usai buka puasa bersama di kantor DPP NasDem. Airlangga mengaku membuka peluang membentuk koalisi besar untuk pemenangan Pemilu 2024.

"Koalisi besar di mana-mana menguntungkan Indonesia, jadi tunggu tanggal mainnya," kata Airlangga, kepada wartawan, di Jakarta, Sabtu (25/3).

2 dari 5 halaman

Selain memberikan arahan kepada Airlangga, JK juga ternyata telah menyodorkan beberapa nama dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan.

Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya mengatakan, salah satu yang diusulkan JK yakni Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

"Bukan hanya satu yang diusulkan Pak JK. Ada banyak pertimbangan yah. Jadi ada beberapa nama yang diusulkan oleh Pak JK," kata Willy.

3 dari 5 halaman

Sementara, Ketua DPP Partai NasDem Taufik Basari mengungkapkan, jika partai di bawah kepemimpinan Surya Paloh tengah memperhitungkan Khofifah Indar Parawansa sebagai Cawapres Anies Baswedan. Sebab, Khofifah merupakan figur dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU).

"Sebenarnya sudah banyak kajian-kajian dari beberapa pihak yang menafsirkan maksud Jawa itu Bu Khofifah, memang juga dari Partai NasDem juga cukup memperhitungkan beliau," ujar Tobas panggilan akrabnya.

Dia mengatakan, alasan Partai NasDem memperhitungkan Khofifah karena beberapa faktor. Di antaranya merupakan sosok kepala daerah di Jawa Timur serta memiliki basis massa yang diyakini mampu mendongkrak perolehan suara Anies.

"Punya basis massa yang militan tentu akan sangat mengisi apabila berpasangan dengan Pak Anies," paparnya.

4 dari 5 halaman

Kendati demikian, Partai NasDem enggan ambisius mendorong Khofifah menjadi bakal cawapres Anies. Karena keputusan ada di Anies dan perlu dibicarakan bersama partai politik lain yang tergabung dalam Koalisi Perubahan.

"Sekali lagi karena kita sudah menyerahkan sepenuhnya kepada Pak Anies untuk menentukan cawapresnya, maka biarlah ini berlangsung secara natural termasuk juga kita bicarakan secara bersama-sama dengan partai lain," imbuh dia.

Sementara itu, Pendiri Cyrus Network, Hasan Nasbi menilai, untuk memenangkan pertarungan Pilpres 2024, para capres tak perlu menggandeng kepala daerah untuk meningkatkan elektabilitas.

5 dari 5 halaman
Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini