Orangtua korban penculikan: Prabowo harus bertanggung jawab
Merdeka.com - Majunya bekas Danjen Kopassus TNI AD, Prabowo Subianto , sebagai calon presiden pada pilpres 2014, memantik kekecewaan keluarga korban penculikan aktivis pro demokrasi.
Sebagai pejabat militer yang sering dikaitkan dengan tindak pelanggaran HAM di masa lalu, Prabowo mestinya terlebih dulu mempertanggungjawabkan secara hukum segala tuduhan yang dialamatkan kepadanya.
"Mestinya jangan dulu maju sebagai calon presiden, tapi harus mempertanggungjawabkan berbagai tuduhan yang menyebutkan dia terlibat dalam tindak pelanggaran hak asasi manusia di masa lalu," kata Utomo Raharjo, orangtua Bima Petrus Anugerah, salah satu aktivis korban penculikan yang hingga kini belum kembali, Selasa, 10 Juni 2014.
Ditetapkan sebagai calon presiden yang berpasangan dengan Hatta Rajasa, Utomo mengaku tidak terlalu heran jika dalam berbagai kesempatan, Prabowo Subianto tidak pernah menyampaikan visi misinya tentang penuntasan kasus pelanggaran HAM secara jelas dan tegas. Tak pernah terdengar, misalnya, Prabowo bersikap tentang rekomendasi atas pembentukan Pengadilan HAM Ad Hoc. "Visi-misi Prabowo tentang HAM sama sekali tidak terarah," lanjut Utomo.
Pernah menjadi jenderal berbintang tiga yang selalu menampilkan diri sebagai seorang patriot, kata Utomo, mestinya Prabowo tidak melemparkan tanggung jawab pada pihak lain dan tidak berani mengakui kesalahannya. Hal ini pun terlihat saat Prabowo menjawab pertanyaan cawapres Jusuf Kalla tentang rekomendasi Dewan Kehormatan TNI yang memberhentikan dirinya sebagai prajurit TNI, dalam debat capres, Senin, Juni 2014 kemarin. "Tanyakan kepada atasan saya," jawab Prabowo.
Ramai diberitakan, kasus penculikan terhadap aktivis pro demokrasi yang terjadi pada 1997-1998 hingga saat ini tak pernah tuntas diusut. Berdasarkan catatan Kontras (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) 23 orang telah dihilangkan oleh aparat negara.
Dari jumlah tersebut, satu orang ditemukan meninggal (Leonardus Gilang), 9 orang dilepaskan penculiknya, dan 13 lainnya masih hilang hingga kini. Mereka yang masih dinyatakan hilang antara lain Petrus Bima Anugrah, Herman Hendrawan, Suyat, Wiji Thukul, Yani Afri, Sonny, Dedi Hamdun, Noval Al Katiri, Ismail, Ucok Siahaan, Hendra Hambali, Yadin Muhidin, dan Abdun Nasser.
Dalam perkembangannya, diketahui Tim Mawar yang merupakan tim kecil dari kesatuan Komando Pasukan Khusus Grup IV, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat menjadi tim yang melakukan operasi penculikan terhadap aktivis politik pro-demokrasi. Kala itu yang menjadi Danjen Kopassus adalah Prabowo Subianto . (skj)
(mdk/cza)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo menuturkan, Indonesia dalam keadaan yang sangat memungkinkan untuk bangkit menjadi negara hebat.
Baca SelengkapnyaPrabowo menyatakan bahwa julukan ini merupakan suatu kehormatan baginya.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Gerindra itu menegaskan bahwa Jokowi sosok yang pekerja keras.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Prabowo mempertanyakan kecerdasan orang yang kerap mengungkit luas lahan miliknya.
Baca SelengkapnyaPrabowo bercerita haru melihat anak-anak di Sosmed yang marah sampai nangis lihat orangtuanya tak pakai kaus gemoy
Baca SelengkapnyaPrabowo melihat di media sosial ada anak-anak marah sampai nangis bila orangtuanya tidak pakai baju gemoy.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengaku kagum dengan negara barat, tapi masalahnya mereka tidak mencintai Indonesia.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengaku tak takut terhadap apa pun selama ada anak muda di sampingnya.
Baca Selengkapnya